Kisah Bos Wanita Konsultan Perdagangan ASEAN Lawan Stigma untuk Sukses

Satu-satunya perempuan dalam ASEAN International Advocacy!

Shaanti Shamdasani adalah Presiden ASEAN International Advocacy, lembaga konsultan perdagangan di ASEAN. Uniknya, ia menjadi satu-satunya perempuan dalam pekerjaannya.

Dalam seminar LeadHerShip di Pacific Place, Jakarta (7/3), Shaanti membagikan pengalaman serta tipsnya untuk melawan stigma wanita karier.

1. Menjadi satu-satunya wanita dalam pekerjaannya, Shaanti justru merasa seperti ratu

Kisah Bos Wanita Konsultan Perdagangan ASEAN Lawan Stigma untuk SuksesShaanti Shamdasani. 7 Maret 2020. IDN Times/Klara Livia

Sejak tahun 2010, Shaanti telah berkarier di Sekretariat ASEAN. Kariernya terus melambung hingga kini, ia menempati hierarki teratas dalam ASEAN International Advocacy. Hebatnya lagi, ia adalah satu-satunya perempuan di sana.

"Saya konsultan untuk perdagangan internasional, and i'm the only women.  Tapi, bukan berarti saya jadi dapat diskriminasi atau dibatasi. I feel like a queen and a princess, karena this is the only women," ungkapnya.

2. Kini sukses sebagai wanita karier, ternyata Shaanti sempat kabur dari rumah untuk menggapai cita-citanya

Kisah Bos Wanita Konsultan Perdagangan ASEAN Lawan Stigma untuk SuksesShaanti Shamdasani dalam seminar LeadHerShip. 7 Maret 2020. IDN Times/Klara Livia

Kini, Shaanti telah sukses menjadi wanita karier. Namun, siapa sangka untuk menjadi dirinya yang sekarang, perempuan berdarah India ini, pernah melakukan hal yang cukup nekat. Ketika berusia 23 tahun, Shaanti sempat kabur dari rumah agar bisa terus berkarier.

"Budaya India tuh gitu. Perempuan lulus SMA, ya udah, nanti dicari jodoh, masuk dapur, arisan, dan lain-lain. But I don't want to live that way. I know I have so much potential," ucapnya.

Ia mengaku telah merencanakan aksi nekatnya itu selama satu tahun. Ia bekerja keras mengumpulkan uang untuk kelangsungan hidupnya ketika kabur nanti.

"Bukan berarti hidup saya gak enak. Hidup saya nyaman and I'm treated like a princess in my family.  Tapi ketika I treated like a princess, it's scares me. Bagaimana kalau suatu saat, semua kenyamanan itu diambil? So, I took the risk! Saya kabur dari rumah tanpa terlalu banyak mikir," lanjutnya.

3. Meski bekerja dalam lingkungan male-dominated, tantangan terbesar Shaanti justru datang dari sesama perempuan

Kisah Bos Wanita Konsultan Perdagangan ASEAN Lawan Stigma untuk SuksesShaanti Shamdasani dalam seminar LeadHerShip. 7 Maret 2020. IDN Times/Klara Livia

Shaanti tidak merasa memiliki banyak hambatan meski ia berkarier dalam lingkungan male-dominated. Ia justru merasa tantangan besarnya datang dari sesama perempuan.

dm-player

"Ketika saya sedang giatnya mengembangkan karier, lalu saya cerita-cerita dengan teman perempuan saya. Mereka bakal nanya 'Kamu kerja mulu, kenapa gak settle down?'" ceritanya.

Ia tahu bahwa ketika perempuan saling bercerita, terdapat bonding emosional yang sangat luar biasa. Hal inilah yang kadang memunculkan keraguan dalam dirinya akan keputusannya berkarier.

Meskipun begitu, tekad kuat Shaanti akan potensi dirinya, membuatnya terus berani mengembangkan kariernya.

Baca Juga: 5 Pesan Penting Bagi Perempuan untuk Meraih Karier yang Cemerlang

4. Menurut Shaanti, banyak perempuan takut untuk berpendapat dan mengambil risiko

Kisah Bos Wanita Konsultan Perdagangan ASEAN Lawan Stigma untuk SuksesSeminar LeadHerShip. 7 Maret 2020. IDN Times/Klara Livia

Selama berkarier lebih dari 10 tahun, Shaanti melihat banyak perempuan takut untuk berpendapat dan mengambil risiko. Hal inilah yang kadang menghambat perempuan untuk sukses dalam karier.

"As my observation, perempuan itu not a risk taker karena kita punya sifat dan karakter relate with emotion, simpati. Sedangkan laki-laki lebih decisive," papar Shaanti.

Ia sadar bahwa perempuan lebih banyak pertimbangan untuk memutuskan sesuatu dalam kariernya. Misalnya, pertimbangan anak dan suami. Namun, berbekal dari pengalamannya yang pernah nekat kabur dari rumah, ia tahu bahwa perempuan hanya perlu bertindak.

"Kalau kamu terlalu banyak pertimbangan, itu bakal menyamarkan fokus. Kamu jadi membatasi diri dan don't want to take the jump karena takut salah. Padahal kalau kamu membuat kesalahan, it's okay. Just jump!" ucapnya.

5. "Perempuan tidak akan terhentikan ketika ia sadar, ia pantas mendapat yang lebih baik," kata Shaanti

Kisah Bos Wanita Konsultan Perdagangan ASEAN Lawan Stigma untuk SuksesSeminar LeadHerShip. 7 Maret 2020. IDN Times/Klara Livia

Setelah melalui berbagai lika-liku perjalanan karier dan berbagai observasi tentang perempuan, Shaanti melihat bahwa perempuan sesungguhnya memiliki banyak potensi untuk menjadi pemimpin dalam karier.

Sayangnya, batasan diri dan ketakutan sering menghambat perempuan untuk maju. Sebagai penutup, Shaanti mengajak perempuan untuk mau menyadari potensi dirinya yang tak terhingga untuk mencapai kesuksesan.

"When you feel it's right for you, gak usah banyak mikir. Take that risk. God will lead the way. Saya tahu, perempuan tidak akan terhentikan ketika ia sadar, ia pantas mendapat yang lebih baik," tutupnya.

Baca Juga: Arti Perempuan Hebat ala Silvia Halim, Direktur Konstruksi MRT Jakarta

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya