Cerita Menlu Retno tentang Kontribusi Besar Perempuan di Masa Pandemik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesetaraan gender dan kesejahteraan perempuan merupakan isu yang terus diperjuangkan hingga saat ini. Perlahan-lahan, dunia berubah untuk menghapuskan ketimpangan yang selama ini terjadi.
Sayangnya di tengah pandemik, isu ketimpangan ini pun semakin rentan. Perempuan menjadi pihak yang dirugikan dengan beban gandanya.
Menanggapi fenomena ini, Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi berbagi pandangan tentang kontribusi perempuan di masa pandemik. Pemaparan ini disampaikan dalam diskusi virtual Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) x IDN Times, Sabtu (6/3/21).
1. 70 Persen tenaga medis seluruh dunia adalah perempuan
Seperti yang kita ketahui, dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya merupakan garda terdepan pandemik COVID-19. Berdasarkan data yang didapatkan Retno, ternyata 70 persen dari tenaga medis di seluruh dunia ini perempuan lho!
"Ini memperlihatkan kekuatan kita. Di situasi seperti ini pun, 70 persen adalah kita yang jadi garda terdepan, yang menjadi head workers!"
2. Lebih dari 60 persen UMKM pemasok kebutuhan pandemik dikelola perempuan
Tak hanya menjadi tenaga kesehatan, Retno juga melihat bahwa lebih dari 60 persen UMKM pemasok kebutuhan selama pandemik juga merupakan perempuan. Mereka memproduksi masker, hand sanitizer, hingga menyediakan makanan bagi mereka yang sulit keluar rumah.
"Tarik ke lingkup Indonesia, saya mendapat data bahwa lebih dari 60 persen, UMKM pemasok kebutuhan selama pandemik dimiliki atau dikelola oleh perempuan. Ini bukti kontribusi besar perempuan di masa pandemik," terangnya.
3. Di tengah kontribusi ini, perempuan juga menjadi pihak yang dirugikan di masa pandemik
Editor’s picks
Mirisnya, meski memiliki kontribusi yang besar, tak bisa dimungkiri bahwa perempuan sangat dirugikan di masa pandemik. Data terbaru dari UN Women (2020) pun menunjukkan pandemik Covid-19 memperburuk ketimpangan gender yang sudah ada, sehingga posisi perempuan menjadi semakin rentan.
Data dari Komnas Perempuan pun menunjukkan perempuan mengalami peningkatan beban kerja dua kali lipat dalam pekerjaan rumah tangga dibandingkan laki-laki. Sebanyak 57 persen perempuan juga mengalami peningkatan stres dan kecemasan dibandingkan 48 persen laki-laki.
Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: "Perempuan dapat Menjadi Agen Perdamaian Dunia!"
4. Tugas kita adalah memastikan tidak terjadi diskriminasi terhadap perempuan
Melihat data-data diskriminasi ini, Retno mengajak kita semua untuk saling menjaga satu sama lain. Baginya, mencegah diskriminasi perempuan adalah tugas bersama.
"Tugas kita adalah memastikan tidak terjadi diskriminasi terhadap perempuan. Dan kita harus berada di depan agar saudara-saudara kita tidak mengalami diskriminasi, baik dalam pekerjaan, sosial, ekonominya, dan lain-lain. Kuncinya jangan sampai diskriminasi," ungkapnya.
5. Seiring dengan mencegah diskriminasi, pemberdayaan perempuan juga harus terus ditingkatkan
Sembari mengawal diskriminasi, Retno melihat pemberdayaan perempuan juga harus tetap ditegakkan di masa pandemik. Dua hal ini harus berjalan berdampingan untuk menciptakan ruang yang lebih setara bagi perempuan.
"Perjuangan kita adalah mengupayakan agar diskriminasi tidak terjadi pada perempuan. Lalu kita juga harus terus memperdayakan perempuan karena potensinya luar biasa," jelasnya.
Baca Juga: 7 Ide Kebaya ala Menlu Retno Marsudi nan Elegan untuk Berbagai Acara