Melati Suryodarmo, Gunakan Tubuh Sebagai Media Seni

Bisa melakukan seni performans sampai 12 jam lho!

Melati Suryodarmo adalah salah satu seniman Indonesia yang namanya telah diakui secara internasional. Uniknya, Melati gak menggunakan kanvas, cat, atau tanah liat untuk menampilkan karyanya, melainkan menggunakan tubuhnya sendiri. Nama seni ini adalah seni performans. Tertarik mengetahui seni performans dan Melati lebih lanjut? Yuk simak kisah di bawah ini!

1. Melati terkenal akan karya yang menantang fisik dan berdurasi panjang

Melati Suryodarmo, Gunakan Tubuh Sebagai Media SeniMelati Suryodarmo. 26 Februari 2020. IDN Times/Klara Livia

Melati Suryodarmo dikenal akan karyanya yang unik dan menantang fisik dengan durasi yang panjang. Ia bisa melakukan performans dengan tubuhnya sendiri hingga 12 jam lamanya! Seluruh karya Melati disebut menantang ketahanan tubuh baik secara fisik maupun psikologis.

"Dalam seni performans ketahanan tubuh sangat diperlukan dan ini merupakan bagian dari proses mencapai kesadaran spiritual pribadi yang lebih mendalam," ungkap Melati di Museum Macan, Jakarta (26/2).

2. Dalam seni performans, tubuh menjadi media untuk menerjemahkan fenomena atau subjek

Melati Suryodarmo, Gunakan Tubuh Sebagai Media SeniThe Promise karya Melati Suryodarmo. 26 Februari 2020 IDN Times/Klara Livia.

Bahasa tubuh, gesture, gerak, dan juga aksi menjadi kunci penting dalam seni performans. Menurut Melati, Seni ini menginisiasi diskusi tentang kehidupan, tubuh, dan dunia yang kita tinggali. Partisipasi dan keterlibatan penonton adalah salah satu komponen penting dalam karya seni ini.

"Sangat penting untuk memahami sebuah pengalaman, memahami sebuah peristiwa, dengan tubuh yang menjadi saksinya. Seni performans ini bukan akting, tapi kita mengalami gagasan itu sendiri dalam tubuhnya," tutur alumni FISIP UNPAD ini.

3. Setelah berkarya lebih dari 20 tahun, Melati mengadakan pameran tunggalnya bertajuk 'Why Let the Chicken Run' di Museum Macan

Melati Suryodarmo, Gunakan Tubuh Sebagai Media SeniMelati Suryodarmo dalam Peluncuran Pameran Tunggal Museum Macan. 26 Februari 2020. IDN Times/Klara Livia

Kini sudah berkarya selama lebih dari 20 tahun, Perempuan kelahiran tahun 1961 ini akan mengadakan pameran tunggalnya bertajuk 'Why Let the Chicken Run?' di Museum Macan. Pameran tunggal ini menampilkan 12 karya penting Melati termasuk 12 performans yang berdurasi antara 5 menit hingga 12 jam.

dm-player

"Pameran ini terbentuk dari 20 tahun lebih perjalanan saya dalam berkesenian. Dalam periode tersebut, praktik seni peformans telah menjadi bagian penting dari seni kotemporer. Saya merasa terhormat karena dapat menjadi bagian dari dialog global seputar seni performans, posisinya di dalam medan seni kontemporer dan perannya dalam masyarakat," ungkap Melati.

Baca Juga: Ririe Bogar: Dulu Disebut Babon, Kini Punya Manajemen Model Sendiri  

4. Hindari pesan langsung, Melati membiarkan publik menginterpretasikan makna dari karya seninya

Melati Suryodarmo, Gunakan Tubuh Sebagai Media SeniSweet Dreams Sweet karya Melati Suryodarmo. 26 Februari 2020. IDN Times/Klara Livia

"Karya saya sebagian besar tidak mendikte, tidak sloganis. Saya menghindari pesan-pesan yang langsung itu. Saya memperhitungkan bahwa setiap publik punya persepsinya masing-masing," ungkap Melati.

Salah satu komponen penting dari seni performans adalah keterlibatan penonton untuk menafsirkan makna dari karya-karya yang ditampilkan. Melati berharap karya-karyanya dapat mendorong penonton untuk memikirkan persoalan, baik pribadi, politis, maupun kontroversial dengan sudut pandang beragam.

5. Melati ingin terus memperkenalkan Seni Performans ke Indonesia dan dunia

Melati Suryodarmo, Gunakan Tubuh Sebagai Media SeniMelati Suryodarmo dalam Peluncuran Pameran Tunggal Museum Macan. 26 Februari 2020. IDN Times/Klara Livia

"Kalau terbiasa dengan painting, sculpture, orang pasti bingung, ini teater atau tari, kok pakai tubuh?," ucap Melati.

Melati sadar bahwa seni performans bukan hal yang umum bagi banyak orang. Meskipun begitu, ia optimis untuk terus memperkenalkan seni tubuh ini agar semakin dikenal.

"Tapi dalam wacana internasional ini sudah banyak dikenal. Maka saya juga tidak segan-segan untuk memperkenalkan terus menerus seni performans sebagai bagian dari seni rupa yang menggunakan tubuh sebagai media" tutup Melati.

Karya unik Melati ini akan ditampilkan dalam pameran bertajuk 'Why Let The Chicken Run?' dari tanggal 28 Februari hingga 31 Mei mendatang di Museum Macan, Jakarta. Jangan lupa berkunjung, ya!

Baca Juga: Menulis Cerita Inspiratif #AkuPerempuan, Dapatkan Bonus 100 Poin & Smartphone 4G

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya