Kisah dan Perjuangan Seru Cut Muthia Menjadi Puteri Wisata Aceh 2021

Mimpi perempuan seharusnya gak terbatas di kotak yang kecil

Jakarta, IDN Times - Di zaman modern ini, sudah banyak perempuan yang mulai berani untuk mengejar mimpinya. Karena gak bisa dimungkiri, di zaman dahulu banyak perempuan yang masih dibatasi dalam segala aspek. Padahal, kalau gak dibatasi mungkin akan banyak kaum perempuan yang menunjukkan prestasinya. Contohnya seperti saat ini, ada banyak prestasi membanggakan yang datangnya dari kaum hawa.

Prestasi yang diraih oleh kaum perempuan pun semakin merambah ke banyak bidang. Misalnya saja di bidang politik, pendidikan, ekonomi, seni, bahkan kebudayaan. Hal tersebut membuktikan, jika perempuan diberikan kesempatan, maka sebenarnya mereka memang bisa atau mampu. 

Salah satu perempuan hebat dan berprestasi adalah Cut Muthia Al-husna Putri, seorang Puteri Wisata Aceh 2021. Perjalanannya menjadi seorang Puteri Wisata Aceh dan saat akan melanjutkan pendidikannya ke S2 penuh tantangan. Khususnya ketika ia harus melawan stigma masyarakat mengenai kedudukan perempuan.

Dalam wawancara langsung bersama IDN Times pada Jumat (12/05/2023) melalui daring, Cut menceritakan perjalanan serunya selama berjuang menjadi Puteri Wisata Aceh 2021. Seperti apa?

1. Perjalanan Cut menuju Puteri Wisata Aceh 2021 ternyata gak mudah

Kisah dan Perjuangan Seru Cut Muthia Menjadi Puteri Wisata Aceh 2021Cut Muthia Al-husna Putri, Puteri Wisata Aceh 2021 (dok. Pribadi Cut Muthia)

Mahasiswa S2 di UIN Bandung ini merupakan orang yang selalu mempunyai target dalam hidupnya. Semasa S1 dulu, Cut memiliki target sejak masih duduk di semester 1. Perjalanannya menuju Puteri Wisata pun merupakan salah satu hal yang sudah ia targetkan.

"Waktu S1, aku tipe yang punya target. Berawal dari target aku selama kuliah, aku harus ada berapa target nih, misalnya semester 1-3 fokus di organisasi, menuntaskan kewajiban di organisasi. Semester 4 dan 5, organisasi udah mulai masa tenang. Jadi ada track-nya, aku tuh udah mencatat bahwa di semester 5 atau 6 harus bisa eksplorasi di luar zona kampus. Sebelum Puteri Wisata, aku ikut beberapa kompetisi. Misalnya di Duta Baca Jabar, tapi aku gagal, karena gak bisa menuntaskan seleksinya. Lalu, aku ikut Beauty Inspiring Hijab dan belum beruntung juga. Tiba-tiba di tahun 2020, itu kan pandemik, sementara posisiku sudah di semester 5-6, di zona di mana aku harus eksplorasi ke dunia luar. Alhamdulillah, waktu itu ada temanku yang ngasih info tentang Putera Puteri Wisata Indonesia. Dia nyaranin, aku coba daftar ke pusat dan mewakili Aceh," jelasnya.

Karena memang sudah menjadi targetnya, akhirnya perempuan yang aktif berdakwah di kanal YouTube ini mencoba untuk mendaftar sebagai perwakilan Puteri Wisata Aceh.  Tak langsung mulus, keputusannya untuk ikut ajang Puteri Wisata penuh liku. Bahkan, ia juga sempat merasa insecure atau gak percaya diri.

"Sebetulnya, sempat ngerasa insecure, karena tinggiku gak masuk kriteria. Tinggiku 151 cm, padahal persyaratannya itu minimal 156 cm. Terus akhirnya aku juga jadi merasa maju mundur, karena dari tinggi aja aku gak sampai. Karena yang ikut udah 20 orang lebih untuk mewakili Aceh. Jadi, sama-sama memperebutkan posisi untuk mewakili Aceh. Akhirnya, aku bismillah dan coba dulu aja," katanya.

Meskipun sempat merasa insecure, itu gak menjadi titik akhir baginya. Ia terus maju dan meyakinkan dirinya sendiri. Bahkan, ketika ditanya oleh juri terkait tinggi badannya, ia dengan percaya diri menjawab bahwa ia yakin dan bisa mengatasi tinggi badannya menggunakan high heels. 

Berbekal kepercayaan dirinya, perempuan berusia 24 tahun ini berhasil menjadi wakil 2 Puteri Wisata Aceh 2021. Selain itu, ia juga berhasil masuk sebagai top 15 di Puteri Wisata Indonesia dan top 5 sebagai best talent Puteri Wisata Indonesia 2021.

2. Sempat terlintas ingin berhenti, namun kembali bersemangat setelah mengenal masyarakat Aceh lebih jauh

Kisah dan Perjuangan Seru Cut Muthia Menjadi Puteri Wisata Aceh 2021Cut Muthia Al-husna Putri, Puteri Wisata Aceh 2021, ketika sedang menjalin relasi dengan tokoh masyarakat (dok. Pribadi Cut Muthia)

Selain rasa insecure dalam dirinya, ternyata banyak juga kendala dan rintangan yang sempat dirasakan olehnya. Meskipun berasal dari Aceh, tetapi sulung dari empat bersaudara ini sudah lama menetap di Jawa Barat. Hal tersebut tentunya menjadi rintangan tersendiri baginya yang harus mewakilkan Aceh. Karena sudah terlalu lama lebih mengenal budaya di Jawa Barat, saat terpilih Puteri Wisata Aceh, ia bukan hanya ingin menjadi perwakilan saja. Cut juga ingin menyampaikan dan mempelajari banyak hal terkait budaya atau wisata Aceh.

"Aku bisa dibilang lebih banyak dibesarkan budaya Jawa Barat. Selama aku sekolah, aku lebih banyak dibesarkan oleh budaya Jawa Barat. Jadi ketika ke Aceh, butuh penyesuaian baru lagi. Aku ngerasa ingin, apa yang aku wakilkan itu benar-benar yang harus aku pelajari. Itulah kenapa, waktu itu aku hampir 1 bulan lebih pulang ke Aceh. Meskipun pas sampai Aceh itu banyak kendalanya, terutama disebabkan oleh kondisi pandemi. Jadi, kesulitan pertamaku itu saat harus membangun relasi dengan tokoh-tokoh di Aceh. Lalu, bahasa Aceh aku juga gak terlalu fasih. Karena aku juga udah lama banget di Jawa Barat," tuturnya.

Ternyata, perjuangan yang dirasakan olehnya bukan hanya ketika akan mendaftar Puteri Wisata. Dalam proses seleksi, ada juga beberapa tantangan yang hampir membuatnya berhenti dan menyerah. Karena keinginannya memang bukan hanya sekadar menjadi 'perwakilan'. Perempuan kelahiran 2 Januari ini ingin menjadi perantara antara masyarakat Aceh dengan pemerintah atau khalayak yang lebih luas. Ketika sudah mulai bercengkerama dengan masyarakat Aceh, akhirnya ia kembali menemukan semangatnya untuk berjuang sebagai Puteri Wisata Aceh.

"Beberapa kali, aku merasa ingin menyerah. Di saat itu, aku ngerasa naik turun sebagai perwakilan Aceh. Waktu itu, aku sampai ke sudut Aceh yang budayanya masih kental banget. Tetapi ada yang bikin aku semangat, saat aku bergerilya di Provinsi Aceh, aku sadar bahwa ternyata di pelosok negeri ini, khususnya Aceh, banyak SDA (Sumber Daya Alam) dan SDM (Sumber Daya Manusia) yang belum ter-explore. Jadi, akhirnya aku menemukan pesan yang harus banget aku sampaikan di ajang nasional. Aku pernah ke pelosok Aceh, ternyata banyak banget yang masih menggunakan sampan. Intinya, banyak banget yang aku temukan dan itulah yang menyadarkan aku bahwa aku harus menjadi perwakilan Aceh yang baik untuk bisa menyampaikan pesan-pesan dari masyarakat," katanya.

3. Menurut Cut, kita harus selalu melibatkan Allah dalam semua hal di kehidupan ini

Kisah dan Perjuangan Seru Cut Muthia Menjadi Puteri Wisata Aceh 2021Cut Muthia Al-husna Putri, Puteri Wisata Aceh 2021 (dok. Pribadi Cut Muthia)

Ia juga mengatakan, jika dipikirkan menggunakan logika, sebenarnya banyak sekali tantangan yang membuatnya terancam harus berhenti atau menyerah. Misalnya saja ketika tinggi badannya yang gak masuk ke kriteria, namun, ternyata itu gak membuatnya gagal dalam proses seleksi Puteri Wisata. Sebenarnya, ia juga gak bisa menjelaskan ini secara logika, selain karena adanya rida dari Allah.

"Aku ngerasa semuanya tuh dimudahkan. Aku juga gak tahu, tapi menurutku, itu salah satu teori bahwa 99 persen kita boleh berusaha, tetapi ada 1 persen yang menentukan, yaitu rida Allah. Saat itu, aku benar-benar bergantung pada 1 persen itu. Karena kalau dipikir pakai logika, saat itu sedang pandemi, terus tinggi aku juga gak sampai, lalu jarak Jawa Barat ke Aceh itu jauh banget. Tapi gak tau kenapa, semuanya dipermudah," ujarnya.

Sebagai umat Muslim, sebaiknya kita memang senantiasa melibatkan Allah dalam semua urusan kita. Karena seperti kata pepatah, kita boleh berencana, tetapi akhirnya Tuhan lah yang akan menentukan. Seperti yang terjadi dalam hidup seorang Cut Muthia, meskipun banyak halangan dan rintangan, namun semuanya terasa lebih mudah. Karena Cut selalu menyerahkan dan memercayai semuanya kepada Allah.

"Nilai transenden, melibatkan Allah dalam hidup itu adalah hal yang sangat diperlukan. Karena itu sangat aku rasakan selama berjuang di Puteri Wisata ini. Di kriteria pun sebenarnya aku ngerasa kurang, terus belum lagi keterbatasan dana, situasi pandemi, dan sebagainya. Tapi karena niat aku, aku ingin explore kemampuan aku, kalau misalkan Puteri Wisata ini jadi amanah baru buat aku, aku yakin Allah bakal ngasih jalannya. Jadi aku meyakinkan diri, kalau Allah berkata bahwa suatu hal baik untuk aku, pasti Allah kasih jalannya, beriringan dengan niat yang kuat juga. Aku ngerasa, ketika kita udah meyakinkan semuanya sama Allah, maka kita udah yakin juga dengan keinginan yang mau kita capai," jelasnya.

dm-player

Gak bisa dimungkiri, satu hal paling penting saat kita berjuang untuk sesuatu adalah niat. Namun, selain niat, kita juga perlu berjuang dan berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ada juga satu hal yang gak boleh kita lupakan, yaitu melibatkan Tuhan dalam segalanya. Karena jika menurut Tuhan itu baik untuk kita, maka akan selalu ada kemudahan.

Baca Juga: Cerita Orissa Anggita Bangun Rumah Dandelion Demi Edukasi Orangtua 

4. Segala sesuatu yang kita punya, sekecil apa pun, harus mampu menjadi nilai kebermanfaatan

Kisah dan Perjuangan Seru Cut Muthia Menjadi Puteri Wisata Aceh 2021Cut Muthia Al-husna Putri, Puteri Wisata Aceh 2021 (dok. Pribadi Cut Muthia)

Ketika kita berhasil mencapai mimpi, mungkin itu akan menjadi kebahagiaan dan pencapaian tersendiri dalam hidup. Namun, menurut perempuan berzodiak Capricorn ini, hal tersebut jangan sampai menjadi sia-sia. Kita bisa mencoba untuk menyalurkannya ke khalayak, agar apa yang kita punya bisa lebih bermanfaat. Karena apa pun yang kita punya dalam diri, sekecil apa pun, itu pasti memiliki manfaat. Manfaat ini bisa untuk diri sendiri atau justru untuk orang lain.

"Aku gak mau segala sesuatu yang aku lakukan di dunia ini hanya berlalu begitu saja, aku ingin semua yang aku lakukan di dunia ini bisa bernilai manfaat. Misalnya, bagaimana diri sendiri bisa mengoptimalkan kapasitasnya. Karena menurut aku, seorang muslimah itu gak terbatas di kotak yang kecil. Seorang muslimah bisa kok explore dirinya dengan berkarya, kompetisi, atau berdakwah, asal kita tahu apa batasan yang memang harus kita jaga dan kuatkan dalam diri kita. Jadi intinya, jadikan segala sesuatu itu jangan sia-sia di dunia ini. Sekecil apapun yang kita miliki, itu pasti ada hal kebermanfaatan yang harus kita bagi," ucapnya.

Selepas selesai berkompetisi di Puteri Wisata 2021, ternyata perjalanannya gak berhenti begitu saja. Ia merasa, apa yang dia dapatkan di Puteri Wisata itu memiliki nilai kebermanfaatan yang harus dibagikan. Akhirnya, Cut sempat membangun komunitas Sahabat Cerdas bersama beberapa perwakilan daerah lainnya. Sahabat Cerdas ini menjadi media edukasi untuk para generasi muda yang mengalami banyak kendala selama pandemi tahun lalu.

Selain itu, saat ini Cut juga aktif berdakwah di salah satu channel YouTube bernama Hijabers TV dengan program Besti (Berkah Islam, Damaikan Hati). Semua yang Cut lakukan merupakan buah hasil dari perjalanannya di Puteri Wisata Aceh 2021. Pasalnya, ia ingin apa yang ada dalam dirinya bisa menjadi nilai manfaat untuk banyak orang.

Menurutnya, semua orang pasti memiliki nilai manfaat dalam dirinya. Asalkan kita jangan pernah takut untuk explore. Lalu, setelah berhasil explore, kita bisa membagikan apa yang kita punya agar bisa bernilai manfaat untuk orang lain. Sehingga, apa yang kita lakukan dan dapatkan di dunia ini gak berujung sia-sia.

5. Ruang gerak seorang muslimah gak harus terbatas pada kotak yang kecil

Kisah dan Perjuangan Seru Cut Muthia Menjadi Puteri Wisata Aceh 2021Cut Muthia Al-husna Putri, Puteri Wisata Aceh 2021 (dok. Pribadi Cut Muthia)

Bagi seorang perempuan, tentunya gak mudah untuk mengejar mimpi-mimpinya. Apalagi jika masih berada di lingkungan masyarakat yang penuh dengan stigma. Gak jarang, ada beberapa kelompok masyarakat yang masih membatasi ruang gerak perempuan. Padahal, menurut Cut, ruang gerak seorang perempuan gak seharusnya dibatasi dalam kotak yang kecil. Terutama dalam bidang pendidikan, perempuan pun harus memiliki ilmu yang banyak.

"Aku ngerasa, sangat amat penting ilmu bagi seorang perempuan. Aku dapat insight bahwa perempuan itu, apalagi dalam Islam, merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya nanti. Hal yang bikin aku semangat untuk belajar dan explore diri, karena aku ingin menjadi madrasah yang bisa mendidik anak-anak atau generasi aku nanti dengan banyak ilmu. Kalau di Islam bilang bahwa ibu adalah madrasah pertama, yuk kita jadi madrasah sebaik mungkin. Karena di real life aja, kita akan mencari sekolah yang akreditasinya A. Aku ngerasa, perempuan itu penting untuk berpendidikan dan berilmu tinggi, biar punya value dan mencapai akreditasi terbaik untuk anak-anaknya kelak," pungkasnya.

Memang belum semua orang menyadari bahwa ilmu bagi perempuan adalah suatu hal yang amat penting. Karena ilmu ini nantinya yang berguna untuk mencetak generasi bangsa berkualitas. Perempuan merupakan sekolah atau madrasah pertama bagi semua generasi penerus bangsa. Cut menambahkan, mencari ilmu dan belajar itu gak terbatas pada sekolah atau kuliah saja.

"Belajar itu gak hanya kuliah. Tapi bisa dalam lingkungan, keseharian, atau pengalaman lain. Yang penting, kita punya semangat mempelajari sesuatu agar menjadi lebih baik, itu sudah sangat amat cukup. Maksudnya ngerasa cukup adalah ketika kamu terus berproses sebagai seorang perempuan untuk mendapatkan yang terbaik," tambahnya.

6. Untuk kaum perempuan, jangan pernah takut melangkah dan melawan stigma dalam masyarakat

Kisah dan Perjuangan Seru Cut Muthia Menjadi Puteri Wisata Aceh 2021Cut Muthia Al-husna Putri, Puteri Wisata Aceh 2021 (dok. Pribadi Cut Muthia)

Cut berpesan untuk semua perempuan di negeri ini, jangan pernah takut melangkah dan melawan stigma masyarakat. Karena gak bisa dimungkiri, mungkin di luaran sana masih banyak perempuan yang ruang geraknya masih terbatas. Baik karena faktor internal atau justru stigma dalam sebuah masyarakat. Namun, setiap perempuan pasti memiliki nilai dalam dirinya sendiri yang bisa di-explore dan akhirnya bermanfaat untuk banyak orang.

"Yakinkan dalam setiap diri kita itu, sedikit banyaknya, pasti ada nilai kebermanfaatan. Salurkan nilai kebermanfaatan itu dengan cara terbaik untuk tujuan yang terbaik. Untuk perempuan, jangan pernah patah semangat dengan stigma masyarakat, karena segala sesuatunya yang akan menikmati hasilnya adalah diri kita dan lingkungan sekitar kita," pesan Cut.

Jangan pernah takut untuk melangkah dan berjuang. Jangan pernah takut juga untuk menjadi seorang perempuan yang hebat dan berprestasi. Karena itulah yang nantinya akan membuat kita, sebagai perempuan, bisa lebih bernilai serta memiliki kebermanfaatan dalam diri sendiri.

"Perempuan hebat adalah dia yang gak membatasi pikiran dia terhadap hal-hal positif. Dia yang gak membatasi kreativitas dia pada bidang positif. Dia yang mau bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya. Dia yang tahu apa tujuan dia dalam hidup ini," tutupnya.

Itu dia perjalanan dan kisah inspiratif dari seorang Puteri Wisata Aceh 2021. Seperti yang Cut katakan, sebagai perempuan, kita jangan pernah takut untuk mengejar dan menggapai mimpi. Jangan pernah takut juga untuk melakukan eksplorasi diri agar mampu membagikan nilai kebermanfaatan dalam diri sendiri. Semoga kisahnya bisa menginspirasi kamu, ya!

Baca Juga: Cerita Nanik Indarti, Ubah Kekurangan Jadi Kekuatan untuk Berdaya

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya