Dara Ayu, Aktivis Perempuan yang Bicara Soal Kesetaraan Gender

Dara sudah banyak ciptakan gerakan untuk gender equality

Jakarta, IDN Times - Kesetaraan gender atau gender equality masih menjadi isu yang hangat diperbincangkan. Pasalnya meski zaman sudah maju, masih ada hak-hak antara perempuan dan laki-laki yang belum setara. Tantangan dan ketimpangan gender masih ada di banyak aspek kehidupan.

Itulah kenapa, sebenarnya memahami kesetaraan gender adalah hal yang penting. Karena kesetaraan gender akan berpengaruh juga terhadap banyak hal. Mulai dari aspek sosial, ekonomi, hingga politik. Ketika berbicara tentang kesetaraan gender, biasanya akan berkaitan juga dengan isu perempuan. Sampai saat ini, masih banyak pandangan misoginis terhadap perempuan. Seperti yang dirasakan oleh Dara Ayu Nugroho Putri, seorang aktivis isu perempuan dan aktif membangun gerakan terkait kesetaraan gender.

Sebagai seorang perempuan, Dara Ayu pernah mengalami berbagai pengalaman yang gak menyenangkan. Bahkan, ia juga merupakan seorang penyintas kekerasan dan pelecehan seksual. Gak bisa dimungkiri, kasus pelecehan seksual memang sangat banyak terjadi di Indonesia. Akar dari kasus ini bisa berangkat juga dari kurangnya awareness terhadap materi kesetaraan gender.

Dalam wawancara langsung bersama IDN Times pada Kamis (15/06/2023) melalui daring, Dara menceritakan kisahnya sebagai penyintas kekerasan seksual serta perjalanannya menginisiasi berbagai gerakan perempuan dan kesetaraan gender.

1. Berbagai kasus kekerasan seksual yang dialaminya menjadi 'titik balik' untuknya

Dara Ayu, Aktivis Perempuan yang Bicara Soal Kesetaraan GenderDara Ayu Nugroho Putri (dok. pribadi)

Dara Ayu merupakan seorang penyintas kekerasan seksual. Dara sudah pernah merasakan berbagai bentuk kekerasan seksual, mulai dari KBGO (Kekerasan Berbasis Gender Online) hingga pemerkosaan. Dara menyebutkan, salah satu kasusnya yang paling relate dengan zaman sekarang adalah KBGO. Karena sampai saat ini, kita memang kerap menemukan berbagai pelecehan seksual yang dilontarkan melalui media sosial atau internet.

Tentunya, kejadian itu menjadi salah satu trauma terbesar dalam hidup Dara. Pada saat itu, ada banyak ketakutan yang Dara rasakan. Walau begitu, saat ini ia sudah mulai berdamai dan merasa bersyukur. Karena jika gak ada kejadian ini, mungkin Dara gak bisa seperti sekarang.

"Cuma, menurut aku, di tengah kejadian itu dan seluruh energi negatif yang masuk ke dalam diriku selama bertahun-tahun, syukurnya aku tuh bisa mengubah energi negatif itu menjadi positif. Itu yang aku lakukan sehingga sampai hari ini, dari kejadian hari ini, aku bisa sharing, berkomunikasi, ngobrol sama banyak orang, cerita, saling support, dan lain-lain. Itu adalah hal positif yang bisa aku dapatkan dari kejadian tadi. Mungkin, kalau kejadian itu gak terjadi, aku gak bisa ngomong kayak sekarang. Meskipun pada saat itu, aku gak bisa ngobrol dan menghilang selama berbulan-bulan. Tapi akhirnya, hari ini aku bisa berbagi dan ngobrol, sering juga diundang webinar, punya banyak temen dan relasi," ucapnya.

Pada akhirnya, kejadian gak menyenangkan itu bisa menjadi 'awal mula' seorang Dara Ayu bisa menjadi seperti saat ini. Akan selalu ada pelajaran berharga dari setiap kejadian di hidup kita. Bahkan untuk kejadian yang paling buruk dan gak menyenangkan, karena setiap kejadian atau peristiwa di masa lalu akan selalu menjadi guru terbaik untuk kehidupan kita saat ini.

2. Kembali bangkit dan membangun energi positif dengan membaca buku

Dara Ayu, Aktivis Perempuan yang Bicara Soal Kesetaraan GenderDara Ayu Nugroho Putri (dok. pribadi)

Menurut Dara, memang bukan hal yang mudah untuk mengubah energi negatif menjadi positif. Karena terkadang kita akan sangat terpukul dengan berbagai kejadian negatif dalam hidup. Perempuan berusia 24 tahun ini juga menempuh perjalanan yang sangat panjang untuk bangkit. Salah satu cara Dara untuk bangkit adalah dengan membaca buku.

"Hal yang bisa mengubah aku 180 derajat adalah membaca buku. Aku cinta banget baca buku. Tanpa adanya buku, mungkin aku gak kayak hari ini dan gak punya kekuatan. Setelah baca buku, perspektif aku berubah dan cara memandang masalah juga berubah. Itu sih pentingnya baca buku. Buku itu adalah obat dari segala obat," pungkasnya.

Membaca buku memang terlihat sebagai aktivitas yang sederhana. Namun, dampak dari membaca buku ternyata bisa sangat besar. Itulah kenapa, Dara menyarankan agar kita gak malas untuk membaca. Selain bisa menambah pengetahuan, membaca juga dapat membuat kita lebih hidup dan mendapatkan perspektif baru dalam memandang dunia. 

3. Sempat membangun gerakan bernama Gender Talk

Dara Ayu, Aktivis Perempuan yang Bicara Soal Kesetaraan GenderDara Ayu Nugroho Putri (dok. pribadi)

Salah satu 'titik balik' Dara atas kekerasan seksual yang ia dapatkan adalah dengan membangun beberapa gerakan. Ia juga sempat membangun gerakan bernama Gender Talk. Gerakan ini fokus membahas isu perempuan, kesetaraan gender, anak, dan kesehatan mental. Dara membangun Gender Talk di tahun 2019 bersama teman-temannya. Menurutnya, isu perempuan di Indonesia memang masih membutuhkan perhatian. 

"Karena kalau bicara soal isu perempuan, di mana masyarakat Indonesia masih punya perspektif patriarki, jadi kita agak susah dan langkahnya terbatas. Goals-nya sesimpel aku bisa mengedukasi dan bermanfaat untuk banyak orang. Balik lagi, aku sendiri adalah seorang penyintas kekerasan seksual. Aku merasa kayaknya aku butuh speak up, aku butuh kasih pengetahuan sama masyarakat tentang kekerasan seksual," tuturnya.

Dara menambahkan, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap isu kesetaraan gender memang masih kurang. Karena masih sangat banyak orang-orang dengan naluri patriarki. Itulah mengapa, perempuan kelahiran 1998 ini merasa perlu untuk speak up dan menyebarkan edukasi terkait kesetaraan gender. Karena kepanjangan tangan dari kurangnya awareness terhadap kesetaraan gender bisa berdampak pada toxic masculinity. Isu ini memang masih perlu dibahas lebih jauh, khususnya di masyarakat Indonesia.

4. Fenomena kesetaraan gender di Indonesia tetap butuh perhatian, meskipun sudah banyak masyarakat yang mulai aware

Dara Ayu, Aktivis Perempuan yang Bicara Soal Kesetaraan GenderDara Ayu Nugroho Putri (dok. pribadi)
dm-player

Jika berbicara perkara kesetaraan gender di Indonesia, maka akarnya memang cukup panjang. Karena budaya patriarki di Indonesia memang sudah terlalu lama berkembang dan mengakar sejak zaman dulu. Walau begitu, di era modern ini isu gender equality terus berkembang di Indonesia. Dara juga menyebutkan, sudah mulai banyak masyarakat yang aware terhadap isu ini.

"Udah lumayan maju sih kalau memahami gender equality. Meskipun aku sering baca banyak banget orang yang saat bahas gender equality itu dikaitkan dengan feminisme dan akhirnya merambat ke isu lain. Cuma, udah banyak masyarakat yang lebih aware terhadap gender equality serta bisa memahami bahwa perempuan dan laki-laki punya posisi yang sama di masyarakat," jelasnya.

Walau begitu, bukan berarti isu ini harus selesai dibahas. Karena menurut pandangan Dara, mungkin jumlah masyarakat yang mulai aware terhadap kesetaraan gender masih kurang dari 50 persen. Sehingga, isu ini memang sebaiknya terus disuarakan dan digaungkan. Itu juga yang menjadi alasan mengapa Dara masih terus menciptakan gerakan-gerakan kesetaraan gender.

Perempuan asal Bekasi ini juga menyebutkan, anak muda atau gen Z menjadi sasaran yang pas untuk diberikan edukasi terkait gender equality. Karena gen Z bisa menjadi 'pemutus lingkaran' untuk fenomena ketimpangan gender yang masih terjadi. 

Baca Juga: Kisah dan Perjuangan Seru Cut Muthia Menjadi Puteri Wisata Aceh 2021

5. Apa yang sebaiknya dilakukan oleh para korban kekerasan atau pelecehan seksual?

Dara Ayu, Aktivis Perempuan yang Bicara Soal Kesetaraan GenderIlustrasi pelecehan seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Sampai saat ini, kasus kekerasan dan pelecehan seksual memang terus terjadi. Sayangnya, kasus semacam ini memang masih belum memiliki perhatian yang khusus. Mungkin ini juga yang terkadang menyebabkan korban pelecehan seksual gak berani bersuara. Sebagai seorang penyintas, Dara membagikan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh para korban.

"Sebagai seorang penyintas kekerasan seksual, yang pertama harus kita jaga adalah stabilitas mental. Orang yang gak mengalami kekerasan seksual gak akan mengerti bagaimana pergolakan dan kondisi emosionalnya si korban. Jadi yang pertama adalah harus memberikan hal positif pada diri sendiri. Memang susah, karena aku juga butuh bertahun-tahun. Caraku adalah dengan speak up. Kalau kamu emang bisa nulis, coba menulis untuk release itu. Kalau sekiranya kamu butuh bantuan dan cerita, coba pergi ke tenaga profesional. Itu yang jadi penunjang kamu untuk bisa grow up dan bangkit. Bukan untuk menormalisasi kejadian itu, tapi supaya kamu bisa ambil sikap setelah kejadian tersebut," ujarnya.

Dara menambahkan, mungkin prosesnya memang akan lama. Maka sebaiknya segera mencari bantuan profesional atau orang yang memang capable terkait permasalahan tersebut. Dengan begitu, korban bisa mengambil langkah yang tepat. Karena hal terpenting yang harus diperhatikan oleh korban adalah stabilitas mentalnya. Tentunya, pelecehan dan kekerasan seksual memang akan sangat berpengaruh buruk pada mental si korban. Sehingga hal pertama dan yang paling utama adalah menjaga kestabilan mental, caranya dengan meminta bantuan langsung dari profesional.

6. Korban pelecehan seksual masih kurang mendapatkan dukungan, seharusnya women support women bisa digaungkan dengan sesuai

Dara Ayu, Aktivis Perempuan yang Bicara Soal Kesetaraan Genderilustrasi Pelecehan Seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Kita gak bisa menyangkal bahwa sampai saat ini memang belum ada ruang yang benar-benar aman untuk perempuan. Contohnya saja untuk kekerasan dan pelecehan seksual, gak jarang akhirnya malah si korban yang mendapatkan judge dari masyarakat. Padahal, seharusnya kita bisa memperlakukan korban sebagai 'korban'.

"Aku sering bertemu dengan korban kekerasan seksual, yang mana aku sendiri juga kan penyintas, sebenarnya yang kita butuhkan tuh dukungan, bukan judge. Itu masih susah banget di Indonesia. Susah juga untuk merubah pandangan masyarakat bahwa kekerasan seksual tuh bukan salah perempuan. Itu masih susah banget, sesusah itu. Padahal kadang udah banyak yang speak up, tapi itu gak masuk. Aku rasa, banyak korban yang gak berani speak up tuh sebenarnya karena kurang dukungan dan regulasi juga belum pas. Karena mostly yang disalahkan selalu perempuan, misalnya cara berpakaiannya. Aku ngeliat, orang Indonesia masih near emphatic terhadap korban kekerasan seksual," jelas Dara.

Ketika ada suatu kasus kekerasan seksual yang diangkat ke media sosial, biasanya isi komentar akan dipenuhi dengan ujaran buruk kepada korban. Gak banyak orang yang bisa memberikan empati atau setidaknya dukungan kepada korban pelecehan seksual. Dara juga menyebutkan, orang Indonesia memang masih sulit menumbuhkan empati kepada korban pelecehan. Itulah kenapa, sebenarnya women support women adalah hal yang penting. Karena sebagai sesama perempuan di negara ini, tentunya kita menghadapi tantangan dan rintangan yang sama.

"Banyak banget perempuan yang sebenarnya bisa women support women, cuma karena mereka ‘quenby syndrome’ itu justru mereka malah menjatuhkan perempuan lain. Bentuk women support women itu gak menyakiti perempuan lain. Lalu, saling bahu-membahu dan menciptakan safe place untuk sesama perempuan," tambah Dara.

Jika memang dunia ini masih terlalu bahaya untuk perempuan, maka gak ada salahnya kita mulai mencoba menciptakan ruang aman itu dari diri sendiri. Caranya adalah dengan women support women atau mendukung sesama perempuan.

7. Masih ciptakan gerakan untuk isu perempuan dan gender equality, saat ini Dara bekerja sama dengan brand skincare Svetlyne

Dara Ayu, Aktivis Perempuan yang Bicara Soal Kesetaraan Genderilustrasi perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Dara masih terus melanjutkan perjalanannya dengan membuat berbagai gerakan tentang perempuan dan kesetaraan gender. Karena kita gak bisa menyangkal, isu ini memang sangat krusial. Seperti yang disebutkan Dara, isu kesetaraan gender sebenarnya bisa berkaitan dengan banyak hal. Mulai dari perempuan, anak, hingga kesehatan mental. Saat ini, ia sedang bekerjasama dengan brand skincare lokal bernama Svetlyne.

"Jadi aku sekarang punya program namanya "Ngobrol Bareng Dara" yang launching bulan ini, bareng Svetlyne kita akan bikin situs yang berkaitan dengan isu kesehatan mental dan gender. Nah, nanti kita akan rajin bikin podcast dan seminar mengenai isu tersebut. Kita membuat situs dan aplikasi. Jadi nanti dari Svetlyne buka konsultasi skincare, aku akan fokus membahas soal isu gender dan kekerasan seksual," tutupnya.

Itu dia kisah dan perjalanan dari Dara Ayu. Sampai saat ini, Dara terus berkomitmen serta konsisten menyuarakan tentang gender equality dan isu perempuan. Karena seperti yang ia sebutkan, isu ini memang masih sangat membutuhkan perhatian khusus. Sebagai perempuan, yuk kita mulai mendukung sesama perempuan. Mari kita mulai ciptakan ruang dan dunia yang aman untuk sesama perempuan.

Baca Juga: Cerita Inspiratif Galih, Pengajar Muda dan Inisiator Bekal Pendidik

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya