Perkembangan Industri Kecantikan, Media Sosial Berkontribusi Besar!

Beauty creator seperti Clarissa Putri pun menjadi pengaruh

Jakarta, IDN Times - Tren kecantikan memang gak pernah ada habisnya. Semakin berkembangnya zaman, tren kecantikan pun turut berkembang. Saat ini, sudah banyak tren kecantikan yang diadopsi oleh kaum muda. Mulai dari makeup ala Korea hingga tips skincare untuk berbagai tipe kulit. Tren kecantikan yang semakin berkembang pun ternyata menjadi pengaruh besar bagi industri kecantikan itu sendiri.

Pada Jumat (2/06/2023) di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, BeautyFest Asia 2023 by Popbela.com mengadakan beauty talk bersama Shima Parawathy dan Clarissa Putri bertemakan 'Behind the Glam: Unveliling the Beauty Industry'. Di beauty talk kali ini, Shima mengungkapkan industri kecantikan ternyata dipengaruhi oleh media sosial. Selain itu, Clarissa Putri menceritakan serba-serbi tantangannya menjadi seorang beauty creator.

1. Perkembangan tren kecantikan naik hingga 350 persen di Indonesia

Perkembangan Industri Kecantikan, Media Sosial Berkontribusi Besar!Beauty talk dengan Clarissa Putri dan Shima Parawathy berjudul 'Behind the Glam: Unveliling the Beauty Industry' di BeautyFest Asia 2023 pada Jumat (2/06/2023) di Ritz-Carlton Pacific Place (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Tren kecantikan di Indonesia memang kian berkembang. Saat ini, sudah sangat banyak tren makeup dan skincare yang kerap dijadikan inspirasi oleh kaum muda. Ternyata, secara general, tren kecantikan memang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Seperti yang disebutkan oleh Shima Parawathy, Creator Comms Manager META.

"Kalau ngomongin perkembangan tren, in general, itu sudah sangat menarik, terutama kalau kita ngomongin beauty. Awal tahun kemarin, Facebook atau Meta mengadakan sebuah studi, di situ ada data menarik, di mana ada perkembangan atau kenaikan topik seputar beauty yang meningkat lebih dari 350 persen, itu di Indonesia," katanya.

Gak bisa dimungkiri, saat ini tren kecantikan di Indonesia memang selalu mengalami pembaruan. Ternyata, hal tersebut dikonfirmasi oleh studi dari META yang menyebutkan bahwa perkembangan tren kecantikan mencapai 350 persen. Angka tersebut menjadi bukti bahwa tren beauty memang berkembang dengan cepat dan pesat.

2. Di tahun ini, produk eyebrow lebih meningkat dibandingkan produk makeup lainnya

Perkembangan Industri Kecantikan, Media Sosial Berkontribusi Besar!Beauty talk dengan Clarissa Putri dan Shima Parawathy berjudul 'Behind the Glam: Unveliling the Beauty Industry' di BeautyFest Asia 2023 pada Jumat (2/06/2023) di Ritz-Carlton Pacific Place (instagram.com/beautyfest.asia)

Jika berbicara tentang kecantikan, maka akan sangat banyak produknya. Mulai dari lipstik, bedak, hingga untuk eye makeup. Biasanya, produk yang berkembangnya cukup pesat adalah produk lip. Saat ini, produk lip juga sudah memiliki shade yang amat beragam. Namun, menurut studi META, ternyata produk yang sedang tren bukanlah lip product.

"Di studi META menunjukkan kalau topik yang membahas seputar alis atau eyebrow itu meningkat lebih dari 100 persen di Instagram. Dari sini kita bisa lihat, ternyata alis itu penting banget buat perempuan," tutur Shima.

Kaum perempuan ternyata sudah mulai menyukai eye makeup. Hal tersebut dibuktikan oleh studi yang dilakukan oleh META. Saat ini, tren eye makeup pun sebenarnya cukup beragam. Mulai dari look cat eye, bold eye, hingga wing eyeliner. Dari tren eye makeup, salah satu yang banyak dicari adalah alis atau eyebrow. Produk eyebrow pun sebenarnya sudah semakin banyak dan beragam.

Shima menambahkan, penggunaan eyebrow memang cukup tricky. Banyak perempuan yang sudah bisa menggunakan makeup, tetapi masih kesulitan dalam membuat eyebrow. Itulah yang mungkin jadi penyebab tren eyebrow berkembang cukup pesat untuk saat ini.

3. Industri kecantikan banyak dipengaruhi juga oleh media sosial, khususnya beauty creator

Perkembangan Industri Kecantikan, Media Sosial Berkontribusi Besar!Beauty talk dengan Clarissa Putri dan Shima Parawathy berjudul 'Behind the Glam: Unveliling the Beauty Industry' di BeautyFest Asia 2023 pada Jumat (2/06/2023) di Ritz-Carlton Pacific Place (instagram.com/beautyfest.asia)

Media sosial memang mampu mempengaruhi banyak hal, salah satunya adalah industri kecantikan. Perkembangan industri kecantikan pun sebenarnya gak terlepas dari peran media sosial. Karena semua tren kecantikan memang datang dari media sosial. Selain itu, kita bisa melihat, saat ini sudah banyak beauty creator atau beauty influencer di media sosial.

Shima menyebutkan, tren akan semakin berkembang lagi jika didukung oleh beauty creator. Hal tersebut sebenarnya sudah terbukti. Karena kehadiran beauty creator menjadi pengaruh besar pada industri kecantikan. Banyak juga kaum perempuan yang mulai terinspirasi merawat dirinya karena melihat motivasi dari beauty creator. Selain itu, beauty creator juga ternyata berpengaruh dalam mendobrak stigma di ranah kecantikan.

dm-player

"Dengan adanya Instagram dan Facebook, itu jadi wadah buat beauty creator. Kita juga bisa speak up di sana. Mungkin dulu beauty standard tuh harus perempuan yang putih, rambutnya lurus. Namun, sekarang udah gak ada batasannya. Banyak juga brand lokal yang relate dan menyesuaikan para perempuan di Indonesia," ujar Clarissa Putri, seorang beauty creator dan influencer.

Dulu, standar kecantikan mungkin masih berputar di stigma bahwa perempuan harus putih, rambutnya panjang, dan slim. Namun, saat ini stigma itu sudah mulai luntur. Hal tersebut ternyata dipengaruhi juga oleh influence dari para beauty creator yang mengusung diversity di ranah kecantikan. Itulah mengapa, beauty creator disebutkan sebagai pengaruh juga terhadap perkembangan industri kecantikan.

Baca Juga: Lika Liku Perjalanan Luna Maya Bangun Bisnis Kosmetik, Inspiratif!

4. Tren kecantikan di media sosial menjadi inspirasi baru untuk generasi muda

Perkembangan Industri Kecantikan, Media Sosial Berkontribusi Besar!Beauty talk dengan Clarissa Putri dan Shima Parawathy berjudul 'Behind the Glam: Unveliling the Beauty Industry' di BeautyFest Asia 2023 pada Jumat (2/06/2023) di Ritz-Carlton Pacific Place (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Tren kecantikan yang dibawa oleh beauty creator pun sebenarnya bisa menjadi inspirasi baru bagi anak muda. Pasalnya, banyak anak muda yang mulai tertarik untuk menggunakan makeup atau skincare berkat para beauty creator. Banyaknya tren baru yang bermunculan di dunia kecantikan memang seharusnya dijadikan inspirasi.

"Kalau menurutku, tren kecantikan itu bisa jadi inspirasi. Berdasarkan studi tadi, ternyata di seluruh dunia  hampir setengah Gen Z menganggap bahwa appearance itu penting untuk identity mereka. Kalau ngomongin makeup dan beauty, ada beberapa stigma juga, misalnya hiding yourself dan gak pede," Pungkas Shima.

Tren makeup juga menjadi salah satu yang perkembangannya cukup pesat. Namun, masih ada segelintir orang menganggap bahwa makeup itu untuk orang yang kurang percaya diri. Padahal, makeup bukanlah sekadar untuk 'menyembunyikan' diri sendiri karena kurang pede. Melainkan, makeup bisa menjadi cara agar kita lebih ekspresif menunjukkan penampilan kita.

"Gak ada salahnya dengan makeup, kalau memang kita sendiri suka, ya udah, kenapa gak? Yang ada, makeup itu bisa meningkatkan rasa percaya diri kita. Itu yang mungkin harus diubah dari mindset orang-orang," tegas Clarissa.

5. Beauty creator menjadi influencer utama dalam perkembangan kecantikan, sehingga banyak tantangannya

Perkembangan Industri Kecantikan, Media Sosial Berkontribusi Besar!Beauty talk dengan Clarissa Putri dan Shima Parawathy berjudul 'Behind the Glam: Unveliling the Beauty Industry' di BeautyFest Asia 2023 pada Jumat (2/06/2023) di Ritz-Carlton Pacific Place (IDN Times/Nisa Zarawaki)

Peran beauty creator ternyata memang sangat dibutuhkan dalam industri kecantikan. Karena tanpa adanya beauty creator, mungkin tren kecantikan pun akan kurang berkembang dan menyeluruh. Saat ini, kita bisa melihat banyak perubahan dalam industri kecantikan. Mulai dari beauty standard hingga beragam tren yang mulai bermunculan. Itulah kenapa, menurut Clarissa, menjadi seorang beauty creator itu tanggung jawabnya memang cukup besar.

"Jadi seorang content creator tuh berat, karena apa yang kita lakukan bisa ditonton oleh banyak orang. Mungkin apa yang aku suka atau lakuin, ada yang gak suka. Apa yang kita lakukan juga bisa saja diikuti oleh banyak orang," kata Clarissa.

Clarissa menambahkan, seorang beauty creator memang sudah sepatutnya berhati-hati terhadap konten yang dibuat. Jangan sampai konten itu malah menjadi pengaruh buruk bagi masyarakat. Karena pada akhirnya, beauty creator memang menjadi pengaruh utama dalam tren kecantikan di lingkungan masyarakat.

Itu dia beberapa fakta menarik terkait perkembangan industri kecantikan di Indonesia yang disampaikan di BeautyFest Asia 2023. Ternyata, media sosial dan beauty creator menjadi salah satu pondasi utama dalam perkembangan tren kecantikan. Karena di zaman modern ini, media sosial memang menjadi 'awal' dari segala tren di dunia.

Baca Juga: BeautyFest Asia 2023, Usung Tema Karnaval dan Banyak Promo Menggiurkan

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya