Tanpa ART, Ini 7 Alasan Wanita Jepang Justru Sukses Jadi Supermom!

Pekerjaan rumah tangga yang seakan tak ada habisnya memang kerap membuat pasangan menikah berinisiatif memperkerjakan asisten rumah tangga. Banyak para wanita, terutama yang baru menikah, keteteran saat harus mengurus segunung pekerjaan barunya sebagai istri di rumah.
Memasak, mencuci sekaligus membersihkan seisi rumah seolah menjadi keahlian wajib yang harus dimiliki. Belum lagi kalau punya anak! Ternyata, di zaman serba canggih ini, masih banyak wanita Jepang yang mampu melakoni perannya dengan baik sebagai supermom tanpa pembantu, lho!
Bagaimana keseharian mereka yang powerfull itu, ya? Nah, buat kamu yang udah berumah tangga, 7 alasan keren ini bisa dicontoh!
1. Wanita Jepang terkenal gesit sehingga mampu bekerja dua kali lebih cepat
Pernah lihat gimana cara orang Jepang jalan kaki? Cepat dan gesit, kan? Mereka telah dididik untuk menghargai waktu dan gak suka menunda-nunda pekerjaan. Meski wanita Jepang berdiam di dalam rumah, tapi mereka sudah terbiasa sibuk.
Karakternya yang ingin lekas menyelesaikan tugas, membuat wanita Jepang bekerja dua kali lebih cepat. Itulah yang menyebabkan mereka mampu mengerjakan seluruh tugas rumah tanpa melibatkan suami atau bahkan sisten rumah tangga.
2. Bisa melakukan dua atau tiga pekerjaan rumah sekaligus dalam satu waktu.
Untuk menghemat waktu, didukung dengan gerak yang gesit, wanita Jepang bisa menyapu lantai sambil membereskan perabot sekaligus mengelapnya dengan kain bersih. Tangan kanan ataupun kiri tak dibiarkan menganggur. Contoh lain, saat menunggu masakan matang, tangan pun gesit mencuci piring dan mengelap porselen dapur. Masakan matang, dapur pun kinclong!
Faktor skill ini juga menjadi salah satu alasan mengapa wanita Jepang lebih memilih mengerjakan tugas rumah sendiri, walaupun secara ekonomi mereka terbilang berada.
3. Ukuran rumah yang gak terlalu luas dan berdesain sederhana
Di luar kalangan elite, ukuran rumah mayoritas di Jepang umumnya tidak terlampau besar. Rata-rata model rumah Jepang juga sederhana dengan isi rumah yang lengang. Hal itu karena wanita Jepang terbiasa menumpuk rapi perlengkapan rumah tangga dalam satu tempat.
Ketelatenan dalam memanfaatkan ruang kosong ataupun celah lemari, berhasil membuat rumah mungilnya tampak luas.
Editor’s picks
4. Gak banyak furniture atau perabot rumah tangga
Kebanyakan rumah sederhana di Jepang juga menyimpan furniture yang tidak berlebihan. Bahkan perabot kecil seperti piring dan gelas, jumlahnya menyesuaikan dengan kebutuhan. Coba lihat deh, notabene ibu-ibu di negara kita kebanyakan gemar mengoleksi banyak gelas dan piring yang akhirnya hanya jadi pajangan di lemari.
Banyak barang tentu menambah pula pekerjaan dalam merawat dan membersihkannya. Akhirnya berimbas pada pekerjaan rumah tangga yang terasa berat, kan?
5. Gak suka bergantung pada orang lain alias mandiri
Beradasarkan survey, ternyata karakter mandiri wanita Jepang bahkan sudah terlihat sejak sebelum menikah. Mereka enggan mengandalkan orang lain untuk urusan yang memang telah menjadi kewajibannya.
Di Jepang bahkan terdapat restoran khusus bagi para wanita yang ingin makan sendiri. Sebab banyak dari mereka yang suka kemandirian dan tidak bergantung pada ajakan teman atau pasangan. Jika sudah waktunya makan, mereka akan datang sendiri tanpa beban. Sifat inilah yang membuat wanita Jepang, jarang melibatkan asisten rumah tangga untuk urusan domestiknya.
6. Pandai memudahkan pekerjaan rumah dengan berbagai alternatif
Gesit aja gak cukup! Wanita Jepang juga suka menerapkan trik dan tips sederhana yang bisa membuat pekerjaannya selesai lebih cepat, rapi dan tak menguras tenaga. Misalnya menggunakan jemuran khusus segiempat yang memiliki jepitan di setiap sisinya, tujuannya agar baju tetap rapi saat dilipat meski tidak disetrika.
Dengan begitu, waktu untuk menyetrika bisa dialihkan pada pekerjaan lain yang belum selesai. Lebih efisien, kan?
7. Meski sudah modern, masih banyak wanita Jepang yang beranggapan bahwa tipe ideal wanita adalah ibu rumah tangga yang serba bisa
Menghormati suami dan membesarkan anak lewat perannya di rumah, masih dilakoni dengan baik oleh banyak wanita Jepang. Banyak pula yang masih memanggil suaminya dengan sebutan Shujin yang memiliki arti kepala rumah tangga. Tentu panggilan ini menjadi bentuk penghargaan yang besar untuk suami.
Mungkin kita juga sering melihat bagaimana keramahan orang Jepang yang suka sekali berterimakasih sambil menganggukkan kepala. Karakter inilah yang membuat wanita Jepang rela menghormati suami dengan melakukan sebaik mungkin pekerjaan rumahnya.
Nah, itulah beberapa alasan mengapa wanita Jepang bisa menjadi supermom tanpa bantuan asisten rumah tangga. Semoga kamu juga termotivasi bergerak powerfull seperti mereka, ya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.