Kisah Suzy Dewi yang Jadi Pengusaha Gara-gara Ingin Punya Tas Keren
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Suzy Dewi tidak pernah mengimpikan Ibu Mufidah Jusuf Kalla akan membeli tas hasil karyanya di Pameran Inacraft 2018. "Sampai gemetar ga percaya. Ini ibu wakil presiden masuk ke stand lalu lihat-lihat. Terus dia tanya-tanya dan pilih satu tas. Langsung ajudannya bayar," cerita Suzy kepada penulis.
Suzy adalah salah satu peserta Inacraft 2018. Ia bergabung di stand binaan Kota Bandung pada pameran yang diadakan di Hall B, Jakarta Convention Center. Produknya adalah tas perempuan berbahan kulit kualitas premium. Produk yang diberi merek Mara Braun Leather ini dibuat oleh pengrajin kulit di Kota Bandung, tempat kelahiran Suzy.
1. Berawal dari mimpi kecil
Ketika menjawab bagaimana awalnya Suzy menjadi pengusaha tas kulit, ia tertawa. Awalnya sangat sederhana. "Saya ingin punya tas bagus dari kulit. Tapi, tas kulit mahal banget. Jadi, saya kepikiran untuk bikin sendiri. Awalnya cuma karena ingin punya tas, lalu karena banyak yang memuji tas saya, jadilah mulai merintis usaha," katanya.
Tas kulit buatan Suzy memakai bahan kulit kualitas ekspor. Ia juga dibantu beberapa pengrajin di Bandung. Suzy menangani sendiri kualitas produknya. Memang, ketika penulis mengamati hasil karyanya, jahitan tas sangat rapi dan tak kalah dengan tas bermerek mahal.
2. Perempuan harus berani punya usaha
Lebih dari 17 tahun Suzy bekerja di sebuah perusahaan finansial. Ia banyak berhubungan dengan klien-kliennya yang pengusaha dari berbagai kelas. Suzy mengatur keuangan mereka, menghitung hingga detail terkecil perencanaan anggaran dan lain-lainnya.
Hidup dijalaninya dengan penuh perjuangan. Kadang Suzy harus pulang tengah malam karena lembur untuk mengurus keuangan kliennya. Ia juga kerap bepergian dengan mobil ke tempat kliennya di luar kota.
"Banyak pelajaran yang bisa diambil selama bekerja. Salah satunya adalah menjaga kualitas hubungan dengan klien-klien. Mereka akan percaya dan merasa aman jika saya bekerja dengan teliti dan jujur. Kebiasaan kerja itu menjadi pegangan saya ketika mulai berusaha," kata Suzy.
Editor’s picks
Sungguh tidak mudah memulai usaha sendiri. Masalah modal dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman, menjadi pertimbangan utama. "Agak susah memikirkan apakah saya berani atau tidak memulai usaha sendiri. Tetapi atas bimbingan Tuhan dan dukungan keluarga, saya berani," katanya.
Menurutnya, perempuan memang harus berani mengambil keputusan dan menjadi dirinya sendiri.
3. Pengusaha perempuan harus kuat mental
Keluar dari zona nyaman dan kemudian memulai usaha sendiri membuat Suzy menjadi pribadi yang tangguh. Ibu dua anak ini mencari bahan tas dan mengantarnya ke pengrajin dengan memakai motor saja. Jarak yang harus ia tempuh untuk itu mencapai 30km.
"Saya sampai merasa kulit jadi hitam gara-gara kemana-mana harus naik motor. Tapi karena sudah memulai ya harus dijalani. Lagipula saya tidak betah di rumah dan tidak bekerja," katanya.
Di Jakarta, Suzy sendiri menjaga standnya. Ia lincah berlarian ke gudang untuk mengambil barang jika ada pembeli yang mencari model atau warna lain dari tas karyanya. Karena masih usaha kecil, Suzy mengaku tidak memiliki banyak stok untuk masing-masing model tas.
"Bahan yang saya pakai selalu kelas premium. Ritsletingnya, kulitnya, lining, benang, dan pengaitnya semua memakai bahan kelas ekspor. Tetapi kualitas ini bisa didapat dengan harga terjangkau," katanya. Tas yang dijual Suzy dihargai Rp 1.500.000-Rp 2.000.000.
4. Terbantu pameran-pameran
Satu hal yang membuat Suzy bangga adalah hasil karyanya sudah diakui sebagai usaha kecil menengah yang berkualitas. Itu sebabnya ia diberi kesempatan untuk berpameran di Inacraft di bawah bendera pengusaha kerajinan binaan Kota Bandung.
"Sekarang sering ikut pameran. Dari pameran lokal di Bandung, meningkat ke luar kota. Sekarang masih masuk pengusaha tingkat kota semoga nanti bisa diakui sebagai pengusaha tingkat propinsi atau bahkan mewakili Indonesia. Semoga," katanya.
Semangat, Bu Suzy!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.