Rena Masri: Perempuan Millennial Harus Independen & Eksplorasi Diri

Rena Masri sudah menjadi psikolog selama 14 tahun

Rena Masri adalah seorang psikolog klinis dewasa yang saat ini juga menjadi pendiri dari komunitas psikologi bernama Cinta Setara. Karena kiprahnya di dalam komunitas tersebut, Rena bisa dikatakan sebagai salah satu tokoh perempuan yang inspiratif.

Kalau kamu penasaran dengan obrolan IDN Times dengan Rena, simak artikelnya berikut ini!

1. Sudah 14 tahun berprofesi menjadi psikolog klinis

Rena Masri: Perempuan Millennial Harus Independen & Eksplorasi DiriRena Masri saat ditemui di Plaza Semanggi. 18 Februari 2020. IDN Times/Tyas Hanina

Saat ditemui di Plaza Semanggi pada (18/2) lalu, Rena dengan bersemangat menceritakan perjuangannya menjadi psikolog klinis. Perempuan berusia 40 tahun ini, mengaku sudah mendambakan profesi psikolog sejak duduk di bangku sekolah.

Pada tahun 2006, Rena lulus dari Profesi Psikologi bidang Klinis Dewasa di Universitas Indonesia. Saat ditanya apa alasannya menggeluti bidang ini, ia berkata, "Dari dulu saya emang pengen belajar sesuatu yang bermanfaat langsung buat saya. Saya berpikir, saya bisa menerapkan pelajarannya dalam kehidupan sehari-hari."

"Misalnya kayak soal cinta gitu, ya. Kenapa sih saya bisa jatuh cinta sama seseorang? Lalu, tentang parenting. Bagaimana sih pola asuh yang baik?" tambah Rena. Saat ini, ia sudah berprofesi sebagai psikolog selama kurang lebih 14 tahun.

2. Founder komunitas yang fokus di wawasan relasi bernama Cinta Setara sejak 2 tahun lalu

Rena Masri: Perempuan Millennial Harus Independen & Eksplorasi DiriRena Masri saat ditemui di Plaza Semanggi. 18 Februari 2020. IDN Times/Tyas Hanina

Dua tahun lalu, Rena mendirikan sebuah komunitas yang fokusnya membahas relasi manusia bernama Cinta Setara.

"Kenapa sih pengen bangun Cinta Setara? Karena menurut kami, relasi sehat yang bahagia itu sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental," ujar Rena.

Yang ia maksud dengan relasi sehat adalah dengan diri sendiri, pasangan, keluarga, teman, atau lingkungan sekitar. Menurut Rena, hal ini penting dan harus dijaga sebab bisa memengaruhi kondisi mental seseorang.

Saat ini, Cinta Setara sudah memiliki pengikut berjumlah 17k di Instagram. Rena dan kawan-kawannya menyebarkan wawasan seputar relasi sehat dan bahagia melalui online education, event untuk umum, dan sharing session untuk psikolog.

"Ada tiga main activities-nya. Pertama, online education di mana kita memberikan sesi edukasi melalui daring. Lalu, ada juga event yang dibagi dua, untuk umum dan khusus psikolog," pungkasnya.

3. Keluarga dan pasangan mendukung jalan kariernya

Rena Masri: Perempuan Millennial Harus Independen & Eksplorasi DiriRena Masri saat ditemui di Plaza Semanggi. 18 Februari 2020. IDN Times/Tyas Hanina

Perempuan kelahiran Manado ini, mensyukuri segala dukungan yang ia terima dari kerabat dekatnya. "Alhamdulillah, saya dibesarkan dari keluarga yang sangat terbuka dan sportif. Jadi, mereka mendukung apa pun keputusan saya. Begitu pun suami," kata Rena.

Rena mengaku, dukungan dari orang terdekat, terutama pasangan, dalam proses pengembangan diri dan kariernya sangat berarti.

Setelah lulus kuliah, ia tak langsung membuka praktik sendiri karena dihadapkan pada pilihan ikut dengan suami yang tinggal di Swedia atau menetap di Indonesia.

Selama dua tahun tinggal di Swedia bersama suami, Rena tetap berusaha untuk menggali wawasannya terkait dunia psikologi dengan membaca. Sepulangnya ke Indonesia, Rena rajin mengikuti seminar untuk pendalaman ilmu.

"Setelah 2 atau 3 tahun, saya buka praktik dan mencari ilmu lagi," ujar perempuan alumni Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya ini.

Baca Juga: Shareefa Daanish: Perempuan Hebat Adalah Mereka yang Menikmati Hidup

4. Pernah punya momen terendah dalam hidup, begini cara Rena bangkit

Rena Masri: Perempuan Millennial Harus Independen & Eksplorasi DiriRena Masri saat ditemui di Plaza Semanggi. 18 Februari 2020. IDN Times/Tyas Hanina
dm-player

Sambil menghirup kopinya, Rena menarik napas perlahan. Ia menceritakan momen terendah dalam hidupnya saat hamil dan tinggal di Swedia.

"Waktu saya keguguran anak pertama dan itu lagi gak di sini. Tapi, saya lagi ikut suami saya kuliah di Swedia. Baru banget nikah, terus keguguran, dan gak kenal banyak orang. Jadi, saya agak takut," tutur Rena.

Walau begitu, Rena mensyukuri keberadaan sang suami dan kenalannya di Swedia yang membantunya mengantar ke rumah sakit dan memberikan dukungan moral.

"Tapi, alhamdulillah suami saya gak panikan. Jadi, saya juga ikut tenang dan santai. Orang Indonesia di sana juga baik-baik. Saat itu, kejadiannya di rumah. Jadi, saya langsung dianter ke rumah sakit dan dokternya pun menjelaskannya dengan rinci," ujar Rena.

Perempuan kelahiran tahun 1980 ini, mengaku masih khawatir, sempat pingsan, dan takut untuk tidur. Namun, masa berkabung itu ia lalui dengan tegar. Setelah seminggu, Rena sudah bisa menjalani hari-harinya tanpa ada perasaan kemelut di hatinya.

"Sekitar 1 mingguan, termasuk cepat sih recovery-nya. Karena, mungkin saya belajar juga bagaimana self healing dan motivasi diri. Kebetulan, mertua saya pun dokter kandungan. Jadi, saya banyak nanya ke beliau," kata Rena sambil tersenyum.

Menurutnya, dukungan dari support system dan sikap mereka merespons permasalahan juga sangat berperan penting dalam proses kesembuhannya.

5. Baginya, pengalaman berkesan selama menjadi psikolog adalah semangat yang ditularkan

Rena Masri: Perempuan Millennial Harus Independen & Eksplorasi DiriRena Masri saat ditemui di Plaza Semanggi. 18 Februari 2020. IDN Times/Tyas Hanina

Salah satu hal yang membuat Rena senang menjalani profesi psikolog adalah semangat yang ditularkan oleh orang-orang yang ia temui.

"Karena saya kan fokus di relasi. Jadi, saya sering membantu persiapan pernikahan, terus gimana mengelola pernikahan biar keharmonisannya meningkat," ujarnya.

Menurut Rena, wawasan tentang pola asuh anak sangat penting karena punya impact yang besar.

"Jadi, anak-anak itu besarnya akan seperti apa, intinya adalah dari keluarga. Jika keluarganya baik, insyallah anaknya menjadi baik juga. Walaupun ada faktor lain seperti lingkungan dan sebagainya. Tapi, setidaknya ada satu faktor penting yaitu support system," jelas dia.

Sebagai lingkungan terkecil yang pertama kali dikenal oleh anak, keluarga punya peranan penting dalam pembentukan karakter seorang anak.

Oleh karena itu, ibu dari dua orang anak ini, berharap gerakan komunitasnya bisa menyebar luas, semakin dikenal, dan berkesempatan mengadakan acara di luar kota Jakarta.

6. "Perempuan millenials harus independen dan sering eksplorasi diri," tutur Rena.

Rena Masri: Perempuan Millennial Harus Independen & Eksplorasi DiriRena Masri saat ditemui di Plaza Semanggi. 18 Februari 2020. IDN Times/Tyas Hanina

Ketika membahas tantangan yang dihadapi para perempuan zaman sekarang, Rena mengatakan sangat penting untuk perempuan agar bisa bersikap percaya diri, mandiri, dan rutin mengesksplorasi dirinya.

"Kita bisa menjadi diri kita sendiri, bisa mengembangkan segala kemampuan serta bakat yang ada di dalam diri kita, dan gak tertekan," tambah Rena.

Setelah berumah tangga, tekanan dan tuntutan yang diterima perempuan semakin banyak. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu sadar dan peduli terkait permasalahan kesehatan mental untuk mencegah stres berkelanjutan.

Rena juga menyarankan untuk melakukan me time. "Me time bisa dengan olahraga atau bertemu teman. Di tengah kesibukan kita, kita juga harus eksplorasi diri sesaat dan melakukan evaluasi. Sehingga hidup lebih terarah dan tujuan kita pun terpenuhi," tutupnya.

Pada akhir wawancara, Rena mengatakan bahwa sosok perempuan hebat baginya adalah mereka yang mandiri dan bisa menjadi dirinya sendiri. Setuju gak nih sama pengertian perempuan hebat dari Rena?

Inspiratif banget ya obrolan IDN Times dengan Rena Masri? Semoga bermanfaat buat kamu ya!

Baca Juga: Kisah Esther Gayatri Saleh, Pilot Uji Perempuan Indonesia yang Pertama

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya