Ratih Permata Sari: Kekayaan SDA Bisa Sokong Brand Kecantikan Lokal

Simak perjalanan karier serta filosofi hidup dari Ratih

Saat ini, Ratih Permata Sari tengah menjabat sebagai Co-Founder dari sebuah brand skincare lokal berbasis personalisasi kulit yang bernama BASE.

"Life is not a sprint is a marathon," merupakan salah satu prinsip hidup yang dipegangnya. Pada Selasa (4/7/2020), IDN Times sempat berbincang hangat bersama Ratih.

Ingin tahu lebih mendalam tentang profil serta opini Ratih tentang perkembangan dunia kecantikan lokal? Simak artikel di bawah ini!

1. Sempat aktif berkegiatan di bidang volunteer dan mengikuti ajang lari maraton

Ratih Permata Sari: Kekayaan SDA Bisa Sokong Brand Kecantikan LokalDok. Ratih Permata Sari

Pandemik Covid-19 secara gak langsung mengubah kebiasaan serta aktivitas setiap orang. Ratih mengaku merindukan kesibukannya sebelumnya, ia mengatakan, "Aku sempat volunteering ngajar, tapi saat ini kegiatannya gak ada".

Perempuan berusia 27 tahun ini sempat mengikuti organisasi bernama AiDA di Singapura yang fokus membuat kurikulum pelajaran finansial kepada pekerja sektor domestik. Setelah pulang ke tanah air, dirinya melanjutkan kegiatan volunteering tersebut di Komunitas SeKoCi (Sekolah Kolong Cikini).

Selain senang mengajar, ia pun rutin melakukan lari maraton. Sambil tertawa ia menuturkan, "Rencananya tahun ini aku mau ikut New York Marathon, tapi karena pandemik jadi semuanya dibatalkan".

Salah satu alasan yang mendasari kecintaannya pada perlombaan lari jarak jauh ini adalah filosofi hidup yang terkandung di dalamnya. "Kan ada orang suka ngomong, life is not a sprint is a marathon. But, for me if you wanna say that you really have to experience the marathon yourselves to know exactly what it means," ujarnya.

Kegiatan tersebut baginya bukan sekadar latihan fisik semata, tapi juga melatih mental untuk bisa jadi pribadi yang gak mudah menyerah. Hal tersebut, pada akhirnya juga diimplementasikan terhadap pola pikirnya saat membangun BASE. "Jadi harus find the right balance between speed and distance, sama seperti hidup dan pekerjaan," tambahnya.

2. Menurut Ratih, standar "cantik" yang ada di media bisa memberi dampak buruk terhadap cara perempuan memandang dirinya sendiri

Ratih Permata Sari: Kekayaan SDA Bisa Sokong Brand Kecantikan LokalDok. Ratih Permata Sari

Setelah menceritakan pengalaman serunya mengikuti kompetisi maraton, Ratih tersenyum seraya bernostalgia. "Waktu kecil aku anak yang chubby, jadi suka insecure tiap pelajaran olahraga karena sering diejek," tuturnya.

Rasa ketidakpercayaan diri membuatnya urung melakukan beberapa macam olahraga seperti renang karena model pakaian yang ketat dianggapnya bisa menonjolkan bentuk tubuhnya. Berkaca dari pengalaman tersebut, Ratih merasa khawatir memikirkan ada banyak orang yang mungkin mengalami hal serupa.

"Can you imagine how many people experience the same thing? Kalau aku mungkin cuma gak bisa berenang, tapi yang lain mungkin punya luka yang lebih dalam," ujarnya.

Namun, pesan dari sang Ibu menjadi hal yang menguatkan hatinya sejak saat itu, "If you want to make a fashion statement, dress up your mind. What matter is what's inside you!".

3. Tertarik dengan bisnis kecantikan sejak melakukan pertukaran pelajar ke Korea Selatan

Ratih Permata Sari: Kekayaan SDA Bisa Sokong Brand Kecantikan LokalDok. Ratih Permata Sari

"Waktu aku kuliah aku sempet ngelakuin exchange program di Seoul National University, tepatnya di bidang Ekonomi dan Social Entrepreneurship," ujar Ratih. Program pertukaran pelajar yang diadakan tahun 2013 ini membuka pandangannya terhadap potensi bisnis kecantikan.

Saat itu Ratih terkesima menyaksikan banyaknya toko kosmetik serta skincareyang menjamur di Korea. Setelah melakukan riset, ia pun semakin tertarik karena menemukan fakta bahwa industri kecantikan di sana menjadi penggerak roda ekonomi negara.

Perempuan alumni jurusan Mikrobiologi ITB ini sempat menekuni profesi di bidang science seperti titel yang disandangnya. Beberapa tahun berselang, ia pun memutuskan untuk pindah karier dan mendalami industri finansial.

Rasa ketertarikan Ratih untuk mengeksplorasi potensi dirinya rupanya gak berhenti sampai situ saja. Setelah bertahun-tahun bekerja pada bank yang berada di Singapura, ia memutuskan pindah ke Bali untuk jadi digital nomad. Kemudian, pindah kembali ke Jakarta setelah menikah dan bertemu dengan Yaumi yang kelak menjadi partner-nya dalam mendirikan BASE.

"Aku pernah baca buku 'Lean In' karya Sheryl Sandberg. Tertulis di situ kalau karier itu bukan tangga tapi jungle gym. In order for you to get to the top jalannya ada banyak sebenernya," pungkasnya.

4. Bagi Ratih, lingkaran support system yang baik serta kemampuan beradaptasi menjadi kunci dari proses mengejar mimpi

dm-player
Ratih Permata Sari: Kekayaan SDA Bisa Sokong Brand Kecantikan LokalDok. Ratih Permata Sari

"Sebagai seorang perempuan kita sering diasosiasikan dengan penampilan. Tapi, itu bukan sesuatu yang bisa kita pilih," tutur Ratih. Baginya, seorang perempuan dapat bernilai lebih dari sekadar penampilan fisiknya semata, yaitu dari bagaimana perjuangan hidup serta perjalanan karier mereka.

Dukungan keluarga serta pasangan diakuinya menjadi salah satu api semangatnya menjalani bisnis di bidang kecantikan. Ia bercerita, "Aku sempat masuk rumah sakit di masa-masa awal bangun BASE. Rasanya, kaya lagi diingetin kalau aku lari terlalu kencang".

Jatuh bangunnya mendirikan bisnis menyimpan sejuta cerita manis. Dari mulai membangun kerja sama tim, begadang mengirim paket pesanan pertama, hingga ketika ware house mereka terendam banjir saat tahun baru 2020.

"And then the pandemic happens.. It was challenging, dan kita harus beradaptasi beberapa kali," kata perempuan yang hobi naik gunung ini sambil terkekeh. Meski mengaku berat, Ratih menganggap itu semua menjadi bagian dari evolusi diri dan melatih kemampuannya beradaptasi.

Baca Juga: Mengenal 'BASE', Brand Skincare Lokal Berbasis Personalisasi Kulit

5. Pandangan Ratih tentang brand kecantikan lokal yang sedang menjamur

Ratih Permata Sari: Kekayaan SDA Bisa Sokong Brand Kecantikan LokalDok. Ratih Permata Sari

Sejak 5 tahun terakhir, ada begitu banyak brand kecantikan lokal yang lahir. Hal ini juga ditandai dengan popularitas profesi seperti MUA serta beauty vlogger. Menurut Ratih, hal tersebut merupakan lampu hijau untuk bisnis kecantikan yang sedang dikembangkannya.

"Aku gak melihat ini sebagai kompetisi. Karena, berarti masyarakat semakin teredukasi kalau produk lokal itu kualitasnya juga baik," ujarnya.

Walau begitu, Ratih mengakui masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh para pegiat industri kecantikan lokal. Dari mulai mengakomodir kebutuhan konsumen di Indonesia yang karakteristiknya sangat beragam, hingga bisa memaksimalkan pemanfaatan bahan baku alam ke dalam produk mereka.

"Dari yang aku pelajarin di Korea, dan aku berharap Indonesia juga bisa kaya gitu. Karena ada banyak bahan baku yang diambil dari alam Indonesia yang kaya," pungkas Ratih.

Ia memberi beberapa contoh. Dari mulai ekstrak kunyit yang hanya bisa diproduksi di Prancis, hingga ekstrak Centella asiatica yang dipopulerkan oleh brand Korea Selatan. Kedua bahan baku tersebut merupakan dua tanaman yang bisa dengan mudah ditemukan di alam Indonesia.

6. "Pendidikan pertama seorang anak itu diperoleh dari ibunya," ujar Ratih.

Ratih Permata Sari: Kekayaan SDA Bisa Sokong Brand Kecantikan LokalDok. Ratih Permata Sari

Sebagai seorang perempuan yang pernah masuk ke dalam berbagai jenis sektor pekerjaan, Ratih melihat ada satu masalah umum yang dialami perempuan. "Ada banyak workplace yang membuat perempuan itu harus dihadapkan pada pilihan antara bekerja atau menjalani kapasitasnya sebagai ibu," ujarnya.

Baginya, lingkungan serta kebijakan bisnis yang ramah perempuan merupakan salah satu hal yang genting untuk dikaji lebih lanjut. Ia mengatakan, "Secara biologis emang ada hal-hal yang gak bisa diubah dari seorang perempuan. Dari mulai hamil, melahirkan, sampai menstruasi".

Selain bicara tentang kesempatan di dunia kerja, Ratih juga menyoroti tentang peran penting pendidikan. "Ibu punya tanggung jawab untuk jadi sosok yang inspiring, supaya anaknya bisa memberi manfaat lebih untuk orang lain. Karena pendidikan pertama seorang anak itu diperoleh dari ibunya," pungkasnya.

7. Kepercayaan diri berperan penting terhadap proses perjalanan hidup seorang perempuan

Ratih Permata Sari: Kekayaan SDA Bisa Sokong Brand Kecantikan LokalDok. Ratih Permata Sari

Ketika ditanya seperti apa sosok perempuan hebat di dalam benak Ratih, ia mengatakan, "Perempuan yang punya rasa kepercayaan diri yang tinggi'. Menurutnya, ada beberapa takdir yang gak bisa diubah sejak kita lahir. Akan tetapi, kepercayaan diri yang dibentuk tersebut dapat mengarahkan seorang perempuan untuk menjadi sosok yang ia inginkan.

"Jangan ragu memberikan impact yang kita inginkan di society dan jangan terhambat hanya karena kondisi fisik," pungkasnya.

Itu dia rangkuman wawancara khusus IDN Times dengan Ratih Permata Sari selaku Co-Founder BASE. Gimana? Sudah dapat banyak insight baru tentang isu kecantikan, bisnis, dan filosofi kehidupan dari pegiat bisnis kecantikan lokal ini belum?

Baca Juga: Kisah Yaumi Fauziah, CEO Brand Perawatan Berbasis Personalisasi Kulit

Topik:

  • Pinka Wima
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya