5 Sisi Feminitas yang Tak Boleh Ditinggalkan Wanita Karier
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bisa dibilang, wanita di zaman sekarang punya keleluasaan atau kebebasan yang jauh lebih besar ketimbang di zaman sebelumnya. Saat ini, kita tidak asing lagi dengan pemandangan di mana wanita bisa sukses lewat berbagai karyanya dan bekerja di luar rumah sama halnya dengan para pria.
Istilah wanita karier seringkali digunakan untuk mendefinisikan perempuan yang tidak hanya menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga tapi juga bekerja untuk meraih penghasilan.
Sah-sah saja jika kaum perempuan bekerja. Di satu sisi, hal tersebut punya dampak positif karena pikirannya jadi lebih sibuk dan waktunya lebih produktif. Namun di sisi lain, para wanita juga harus menyadari bahwa menjadi wanita karier bukan berarti melunturkan seluruh sisi feminitas yang menjadi garis takdirnya.
Nah, sisi feminitas apa saja yang tak boleh kamu abaikan sebagai wanita karier? Yuk, simak ulasan berikut!
1. Rela capek saat beres-beres rumah
Jika kamu memilih jadi wanita karier, siapkan dirimu untuk menanggung lelah lebih besar! Pekerjaan rumah saja sudah begitu berlimpah, jika ditambah dengan waktu bekerja maka waktu istirahatmu akan lebih sedikit.
Bagaimanapun juga, tidak mungkin seluruh pekerjaan rumah dilimpahkan kepada suami karena perannya juga ada di tempat lain. Kamu juga akan kehilangan makna menjadi seorang IRT jika menggunakan jasa asisten rumah tangga untuk mengurus pekerjaan di dalam rumah. Kamu harus mengatur waktu lebih cerdas agar semuanya beres. Tetaplah memasak untuk keluarga meski kamu adalah direktur.
2. Melayani pasangan dari segala sisi
Meski pekerjaan di luar cukup menyita waktu di rumah, tetaplah diatur hingga keduanya berjalan seimbang. Perhatianmu harus lebih besar pada kebutuhan pasangan secara lahir dan batin, bukan pekerjaan.
Meski kamu sibuk bekerja, jangan lupakan keharmonisan dengan banyak komunikasi bersama pasangan dan mengurus keperluannya. Jangan sampai terjadi kemandirian yang tidak sehat, sebab independensi berlebihan justru memperburuk hubungan keluarga.
Baca Juga: 5 Alasan Tak Terbantahkan Jadi Wanita Karier Itu Memang Menyenangkan
Editor’s picks
3. Tidak menunjukkan dominansi yang terlalu menonjol
Para psikolog sepakat jika perempuan terlalu dominan dalam karier akan membuat laki-laki di sampingnya merasa kecil. Dia merasa kehilangan harga diri , seharusnya dialah yang berada di posisi lebih tinggi daripada wanitanya. Jika tidak disertai kultur kekeluargaan, maka potensinya untuk selingkuh atau tidak peduli dengan urusan rumah lebih besar.
Untuk para wanita, kamu tetap boleh bekerja namun bukan berarti bisa merendahkan pasanganmu sesuka hati dari sisi gaji dan prestisiusnya.
4. Memandang karier sebagai partnership, bukan sebatas aktualisasi diri
Berikanlah alasan yang kuat ketika kamu memilih untuk jadi wanita karier. Dapatkan izin terlebih dahulu dari pasangan jika kamu ingin bekerja. Saat kamu mengalami masalah di sana, mintalah nasehat dari pasanganmu agar keintiman kalian tetap terjaga.
Bekerjalah untuk berbagi beban, bukan sekadar aktualisasi diri dan bahkan menukar posisi diri dengan suami. Peranmu sebagai istri tidak akan bisa ditukar karena kehadiran kita di dunia adalah berkontribusi sesuai kemampuan dan fitrah.
5. Tetap menjalankan peran sebagai ibu
Meski bekerja, kamu tetap tidak bisa mengabaikan tugas menjadi seorang ibu. Meskipun, mendidik anak bukan hanya membutuhkan sosokmu, tapi juga sosok pasangan. Seorang anak laki-laki maupun perempuan membutuhkan sisi feminitas dan maskulinitas sesuai porsinya di umur-umur tertentu. Bekerja atau karir tidak boleh jadi alasan bagimu berhenti mengambil peran sebagai ibu sejati.
Nah, ketika kamu siap jadi wanita karier, persiapkan juga dirimu untuk menanggung tanggung jawab dalam rumah.
Baca Juga: 6 Cara Agar Kehidupan Sebagai Wanita Karier & Ibu Bisa Seimbang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.