Kisah Seruni Bodjawati, Perupa Indonesia yang Sempat Kalahkan Agnez Mo

Penghargaan itu diterima langsung dari Ibu Ani Yudhoyono...

Di mata umum, nama Seruni Bodjawati mungkin tidak setenar Agnez Mo. Namun menilik prestasinya, perempuan ini juga telah memulai karyanya sejak masih kecil. Ia juga sama-sama konsisten di bidang seni hingga kini. Tak heran jika ia berhasil mengalahkan penyanyi internasional tersebut dalam sebuah penghargaan. Mari kita simak kisah Seruni Bodjawati berikut ini!

1. Seruni Bodjawati adalah perupa asal Yogyakarta. Bakat seninya kental mengalir dari ayah serta ibunya

Kisah Seruni Bodjawati, Perupa Indonesia yang Sempat Kalahkan Agnez MoIDN Times/Klara Livia

Seruni lahir pada 1 September 1991. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara. Ayahnya adalah seorang sastrawan bernama Sri Harjanto Sahid. Sementara ibunya, Wara Anindyah, merupakan pelukis sepertinya. Bakat seni Seruni sudah tampak sejak usianya 10 bulan. Sejak itu, ia terus-menerus konsisten di bidang itu. 

Untuk memperdalam semua, ia menempuh pendidikan Seni Rupa Murni di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Lulus dengan nilai memuaskan, yaitu IPK 3,9, Seruni masih mau belajar. Gelar magister ia raih dari kampus yang sama dan dengan jurusan linier pada September 2015.

2. Sudah melukis sejak usia 10 bulan, perempuan ini pernah mengalahkan Agnez Mo dalam Kartini Awards 2012

Kisah Seruni Bodjawati, Perupa Indonesia yang Sempat Kalahkan Agnez Modok. Seruni Bodjawati

Sudah memahami potensinya sejak dini, membuat Seruni semakin terpacu mengembangkannya. Tidak mengherankan jika sejumlah penghargaan telah digapainya. Bahkan penghargaan tersebut, tidak main-main skalanya.

Pada 2011, ia terpilih sebagai salah satu Pahlawan Muda Indonesia oleh Aplaus The Lifestyle Indonesia karena prestasinya di dunia seni kancah dunia. Almamaternya sendiri menganugerahi karya perempuan ini sebagai Karya Lukis Terbaik Dies Natalies selama dua tahun berturut-turut.

Namun yang paling fenomenal, barangkali adalah penghargaan Perempuan Terinspiratif dalam Bidang Seni dan Budaya pada tahun 2012. Bagaimana tidak? Ia mendapatkannya langsung dari Ani Yudhoyono, ibu negara kala itu dan Majalah Kartini. Namanya bahkan berhasil menggeser penyanyi Agnes Monica atau Agnez Mo yang sudah berkarya sejak cilik.

"Waktu itu, saya masih sangat muda. Sekitar 19-20 tahunan. Itu memotivasi saya untuk terus maju. Itu ada prosesnya. Ada wawancaranya, ada riset. Waktu itu, pengalaman pameran saya sudah banyak. Jadi, mereka ingin sosok yang inspiratif untuk anak muda," jelasnya dengan sumringah.

3. Prestasinya tidak sampai di situ saja. Berbeda dengan anak muda seusianya yang abai pada museum, ia malah menjadi Duta Museum DIY

Kisah Seruni Bodjawati, Perupa Indonesia yang Sempat Kalahkan Agnez Modok. Seruni Bodjawati

Selain berprestasi dalam bidang seni rupa, ternyata Seruni juga berbakat dalam bidang akademik. Ketika SMP dan SMA, ia masuk ke sekolah yang tergolong favorit. Seperti yang disebutkan di atas, nilai IPK yang ia raih juga nyaris sempurna.

Prestasi Seruni semakin lengkap lagi berkat kecintaannya pada sejarah bangsa Indonesia. Meski awalnya tidak menaruh minat, nyatanya ia terpilih sebagai juara pertama Duta Museum DIY pada tahun 2015. Resmilah ia menjadi duta untuk 45 museum yang ada di provinsi tersebut.

dm-player

"Saya ada keprihatinan sendiri, mengapa museum di Yogyakarta banyak tapi sepi. Anak muda hampir gak pernah datang ke museum. Waktu TK dan SD, sekolah saya di Taman Siswa. Di sana, ada museum Ki Hadjar Dewantara," tuturnya soal motivasi mendaftarkan diri dalam ajang tersebut.

Di samping itu, perempuan 27 tahun ini juga punya motivasi lain. "Saya ada cita-cita sendiri, yaitu membuat museum buku dan lukisan," katanya.

Baca Juga: Kisah Rainha Boki Raja, Ratu & Pahlawan Ternate yang Kini Terlupakan

4. Hidup Seruni tak hanya sekadar prestasi. Ia pun pernah merasa rapuh dan jatuh saat kehilangan ayahnya, tepat 4 hari setelah ulang tahun

Kisah Seruni Bodjawati, Perupa Indonesia yang Sempat Kalahkan Agnez MoDok. Seruni Bodjawati

Sebagai perupa, tentunya rasa jenuh dan lelah pernah menghinggapi. Begitu pula dengan Seruni. Tapi, ia bersyukur lantaran selalu dikelilingi sosok-sosok yang selalu mengapresiasinya. "Kejenuhan selalu berhasil dikalahkan dengan kegigihan tekad. Dukungan orang-orang yang saya kasihi dan para apresiator setia karya saya menambah kekuatan besar untuk terus berkarya," tutur dia.

Tak jarang, Seruni mendapatkan komentar tidak mengenakkan dari orang di sekitarnya. Bahkan, hal ini juga didapat dari saudaranya sendiri. "Lukisan itu gak sepopuler meme. Mending bikin meme, langsung viral. Mending kamu kerja yang lain saja," Seruni meniru kakaknya. Namun, ia tak peduli dan tetap menjalankan hasratnya.

Namun cobaan hidup terbesarnya, baru terjadi pada tahun 2017. Kala itu, eksistensinya sebagai seorang perupa benar-benar sedang diuji. "Puncaknya, ayah saya meninggal empat hari setelah hari ulang tahun saya. Tepatnya, pada 2018 lalu. Beberapa hari setelah ayah saya meninggal, saya harus tetap kuat melukis berjam-jam agar selesai sesuai tenggat waktu," tuturnya dalam pendahuluan buku Perempuan-Perempuan Menggugat.

"Ada momen ketika saya hampir hancur dalam proses panjang ini. Untungnya, semua luka batin bisa luruh dalam gelombang proses kreatif. Semua berubah jadi pelajaran berharga yang semakin menempa diri saya," tambahnya.

5. Seruni berhasil bangkit dan terus berkarya. Baru-baru ini, ia mengadakan pameran tunggal berjudul Perempuan-Perempuan Menggugat

Kisah Seruni Bodjawati, Perupa Indonesia yang Sempat Kalahkan Agnez MoIDN Times/Febriyanti Revitasari

Dibuka pada 21 Agustus 2019, Seruni menggandeng penulis Esthi Susanti Hudiono untuk mengisahkan sejarah di balik lukisannya. Hasilnya, sebuah buku berjudul Perempuan-Perempuan Menggugat telah lahir.

"Pada tahun 2017, saya menyelenggarakan pameran Indonesia Damai bersama Bu Esthi. Setelah pembukaan pameran usai, Bu Esthi mencetuskan ide untuk membuat pameran khusus tentang tokoh-tokoh perempuan Indonesia. Beliau melihat kekuatan besar pada karya-karya saya di pameran yang melukiskan Soe Hok Gie, Laksamana Cheng Ho, hingga Yap Thiam Hien," kisah Seruni tentang awal mula pameran tersebut.

Tercatat, ada 29 tokoh perempuan yang ia coretkan ke dalam 26 lukisan. Mereka adalah tokoh-tokoh yang berasal dari masa Babad Tanah Jawa hingga N.H. Dini. Dari keseluruhannya, karya berjudul "Balada Ratu Tanah Rempah" adalah yang tersulit namun berkesan. Bagaimana tidak? Belum ada satu pun yang melukiskan sosok ini. Tak pelak, ia berguru pada sejumlah ahli seperti sosiolog dan sejarawan.

Itulah kisah Seruni Bodjawati. Di akhir wawancara, ia menyebut definisi perempuan hebat. "Perempuan hebat adalah yang bermanfaat bagi sesama, apa pun bidangnya. Juga, ia konsisten menjadi diri sendiri, bisa bekerja keras, dan terus mencari ilmu untuk memajukan diri dan bangsa," tutup Seruni.

Baca Juga: Kisah Aprila, Memahami Rasanya Menjadi Warga Asli Bumi Cendrawasih

Topik:

  • Febriyanti Revitasari
  • Elfida

Berita Terkini Lainnya