FemFest 2019 Ajak Memperjuangkan Hak Perempuan Melalui Tulisan

Menulis juga bisa membantu memperjuangkan hak perempuan.

Dalam rangka penyelenggaraan Feminist Festival 2019 pada November mendatang, FemFest mengadakan pre-event  yang bekerja sama dengan Amnesty International Indonesia untuk mengadakan diskusi dan pelatihan menulis. Acara berjudul “Do The Write
Thing : Menulis untuk Hak Perempuan” sekaligus menjadi bagian dari kampanye yang diusung Amnesty yaitu "Pena: Pesan Perubahan" (26/10). 

Pelatihan ini diselenggarakan guna mengajak masyarakat umum untuk berani bersuara melalui tulisan serta berani menulis untuk membawa perubahan. Selama ini, tulisan terbukti dapat menjadi wadah yang efektif sebagai sarana advokasi berbagai macam isu, lho!

Pembicara yang hadir dalam acara ini adalah tokoh-tokoh yang selama ini sudah berkecimpung dalam dunia pergerakan perempuan baik melalui tulisan dan karya lainnya, yaitu Hera Diani pendiri Magdalene.co, Nia Dinata seorang produser dan sutradara film Indonesia, serta Linda Christianty seorang penulis. Dan dihadiri pula oleh Magdalena Sitorus, ketua dari Sahabat Perempuan dan Anak Indonesia. 

1. Feminist Festival 2019 merupakan acara yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai feminisme

FemFest 2019 Ajak Memperjuangkan Hak Perempuan Melalui TulisanPre-Event Feminist Festival 2019 "Do The Write Thing: Menulis untuk Hak Perempuan". 26 Oktober 2019. IDN Times/Yolanda Vania

Feminist Festival adalah acara yang diadakan setiap dua tahun sekali. Acara ini diselenggarakan oleh perkumpulan lintas feminis yang berdiri sejak November 2014. Komunitas ini beranggotakan individu muda lintas gender di Jakarta dan sudah disahkan sebagai badan hukum pada Juli 2019 lalu.

Dengan merangkul para pemuda-pemudi Indonesia, kegiatan Feminist Festival 2019 dengan tema "Feminis Buatan Indonesia" akan berisikan kegiatan-kegiatan yang membahas paham feminisme dengan suasana yang inklusif, menyenangkan, dan partisipatif.

Acara yang akan diadakan selama dua hari ini dengan berbagai rangkaian kegiatan yang mencakup topik-topik feminisme dalam konteks di Indonesia. Acara utama akan
dibuka setiap harinya dengan diskusi pleno tentang feminisme serta diikuti dengan berbagai kegiatan lainnya seperti diskusi berbagai isu dan juga penampilan musik. 

Dengan tema dan rangkaian acara tersebut, FemFest 2019 diharapkan dapat menciptakan sebuah perspektif bahwa feminisme berbasis kesetaraan antara gender, identitas orientasi seksual, agama, etnisitas, ras, status sosial, kelas sosial, usia, dan nasionalisme, dan juga  feminisme sangat relevan dalam konteks budaya dan juga masyarakat Indonesia.

2. "PENA: Pembawa Perubahan" merupakan salah satu bentuk dari menulis untuk membawa perubahan

FemFest 2019 Ajak Memperjuangkan Hak Perempuan Melalui TulisanPre-Event Feminist Festival 2019 "Do The Write Thing: Menulis untuk Hak Perempuan". 26 Oktober 2019. IDN Times/Yolanda Vania

Pena merupakan kampanye yang diusung oleh Amnesty untuk mendesak pemerintah. Selain itu, Pena juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menuliskan langsung pesan yang ditujukan  kepada Presiden dan juga wakil rakyat (DPR) yang memiliki fokus dalam menyuarakan isu hak asasi manusia.

Dalam acara ini juga diajarkan cara menulis yang benar untuk mengadvokasi dan dampak yang dihasilkan dari sebuat tulisan yang menuntut sebuah kebenaran.  Berkaitan dengan tema ‘Menulis untuk Perempuan’. Pelatihan kali ini akan berfokus pada penulisan untuk mendesak disahkannya RUU-PKS guna melindungi perempuan Indonesia dari kekerasan dan kejahatan seksual.

3. Mendukung gerakan PENA, dalam acara ini juga disediakan beberapa postcard yang bisa ditandatangani untuk membantu perubahan dalam berbagai isu di Indonesia

FemFest 2019 Ajak Memperjuangkan Hak Perempuan Melalui TulisanPre-Event Feminist Festival 2019 "Do The Write Thing: Menulis untuk Hak Perempuan". 26 Oktober 2019. IDN Times/Yolanda Vania

Saat ini Pena sedang fokus dalam memproses sembilan tuntutan hak asasi manusia di Indonesia yang meliputi: kebebasan beragama, kebebasan berpendapat, serta menyuarakan hak-hak perempuan Indonesia. 

dm-player

Dalam setiap Pre-Event dari Feminist Festival 2019, Pena juga selalu menyediakan beberapa postcard yang berisikan pesan pembawa perubahan dari kesembilan isu tersebut yang bisa ditandatangani oleh para peserta sebagai bentuk dukungan dalam mendesak pemerintah. Selain itu para peserta juga bisa menuliskan pesan tambahan yang mau disampaikan pula kepada pemerintahan. 

Nantinya hasil dari postcard dan surat-surat yang dihasilkan dari acara ini akan dikirimkan langsung kepada instansi terkait pada 10 Desember 2019 dalam rangka hari Hak Asasi Manusia Internasional. Mari menulis dan desak perubahan!

Baca Juga: Mendukung Feminisme, Ini 5 Fakta Film 'Kim Ji-young: Born 1982'

4. Tips menulis yang sederhana dan efektif dari Hera Diani pendiri Magdalene.co

FemFest 2019 Ajak Memperjuangkan Hak Perempuan Melalui TulisanPre-Event Feminist Festival 2019 "Do The Write Thing: Menulis untuk Hak Perempuan". 26 Oktober 2019. IDN Times/Yolanda Vania

Struktur penulisan yang paling mudah dan efektif adalah dengan pembuka, badan tulisan, dan penutup. Dalam pembuka, tulisan dapat dimulai dengan pembahasan latar belakang masalah dari isu yang ingin diangkat lalu gunakan pula paragraf ini untuk menarik para pembaca agar terus mau membaca. Serta bisa juga menyertakan thesis statement yang argumentatif.

Masuk ke badan tulisan, isinya dapat dikelompokkan secara logis untuk mendukung thesis atau isi dari latar belakang. Lalu diikuti dengan penjelasan, sanggahan, dan juga argumen-argumen yang kontra. 

Dan terakhir pada penutup, penulis dapat mengulang kembali isi thesis atau poin utama dari isu yang sedang dibahas. Selanjutnya menjelaskan penting mengangkat isu tersebut atau bisa juga memberikan ajakan untuk mulai beraksi dan juga memberikan pandangan atau hipotesis mengenai isu ini untuk masa depan.

5. Bagi kamu yang suka dengan dunia visual, nantinya tulisan juga bisa dituangkan dalam sebuah film pendek lho

FemFest 2019 Ajak Memperjuangkan Hak Perempuan Melalui TulisanPre-Event Feminist Festival 2019 "Do The Write Thing: Menulis untuk Hak Perempuan". 26 Oktober 2019. IDN Times/Yolanda Vania

Membawa perubahan bisa juga disalurkan dalam sebuah film pendek. Saat ini sudah banyak platform yang bisa mendukung kamu untuk berkarya salah satunya adalah youtube. Nia Dinata seorang produser dan sutradara film Indonesia bercerita bahwa dirinya menghadiri sebuah seminar untuk konten sosial media di Australia.

Salah satu orang yang menjadi pembicara adalah seorang youtuber perempuan asal Australia yang memiliki channel dengan pembahasan sains. Namun ternyata karyanya itu kurang diterima dan dihormati oleh para penonton karena dianggap seorang perempuan tidak mengerti dan tidak perlu bersinggungan dengan dunia sains. 

Perempuan lebih dianggap cocok untuk membuat konten berbau kecantikan dan DIY. Hal itu juga menggugah Nia berpikir bagaimana mengubah pola pikir seperti itu? Nia mengajak para perempuan untuk mencoba membuat konten di luar tampilan fisik saja. 

"Misalnya bisa membuat ketertarikan kamu terhadap situs sejarah, atau apa pun yang berhubungan dengan isu perempuan seperti sering mendengarkan curhatan mengenai kekerasan perempuan, dengan begitu kamu bisa mengajak orang yang tidak mau berbicara agar berani berbicara," ujar Nia.

Atau kamu juga bisa menuangkan cerita-cerita tersebut ke dalam sebuah film pendek untuk mengajak masyarakat lebih memperhatikan kekerasan terhadap perempuan. Hal itu bisa mengisi dunia digital kita yang selama ini diisi dengan konten-konten dominasi patriarki. 

Baca Juga: Bukan untuk Perempuan Saja, Alasan Kenapa Feminisme Begitu Penting

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya