Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan Adabnya

Raih keutamaan malam Lailatul Qadar

I'tikaf atau iktikaf adalah ibadah umat Islam yang bermakna menetap dan berdiam diri di masjid untuk tujuan memperbanyak ibadah-ibadah lain dengan disertai niat serta tata cara tertentu. Iktikaf adalah ibadah sunah yang sangat dianjurkan, khususnya di bulan Ramadan.

Tata cara iktikaf di masjid terdiri dari niat, berdiam diri dan memperbanyak ibadah, serta menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat. Pada bulan Ramadan, umat Islam berlomba-lomba memperbanyak pahala ibadah untuk meraih malam Lailatul Qadar. Salah satunya dengan beriktikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan.

Berikut pembahasan lengkap tata cara iktikaf dan hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melaksanakannya. Simak sampai akhir, ya!

1. Hukum iktikaf di masjid

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan Adabnyailustrasi iktikaf (pexels.com/naytvedelayt)

Ibnul Mundzir rahimahullahu ta'ala mengatakan, "Para ulama sepakat bahwa hukum melaksanakan iktikaf adalah sunah, bukan wajib. Kecuali jika seseorang mewajibkan bagi dirinya, yakni bernazar untuk melaksanakan iktikaf." (Al-Mughni 4/456)

Sedangkan dalil tentang iktikaf berasal dari hadis Abu Hurairah yang mengatakan, "Nabi saw. biasa beriktikaf pada bulan Ramadan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, beliau beriktikaf selama dua puluh hari." (HR. Al-Bukhari no. 2044).

Maka kesimpulannya, hukum iktikaf di masjid adalah sunah.

2. Waktu utama beriktikaf

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan Adabnyailustrasi salat (unsplash.com/Imad Alassiry)

Iktikaf adalah aktivitas berdiam diri di masjid agar fokus beribadah dan memperbanyak pahala. Lalu, kapan waktu yang paling utama untuk beriktikaf di masjid?

Sebenarnya, mayoritas ulama berpendapat bahwa iktikaf bisa dilakukan kapan saja, tidak hanya di bulan Ramadan. Namun, waktu iktikaf yang paling utama adalah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

Hal ini sesuai hadis Aisyah yang berkata, "Nabi saw. beriktikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadan hingga wafatnya, kemudian istri-istri beliau pun beriktikaf setelah kepergian beliau." (Muttafaqun 'alaih)

Tujuan nabi Muhammad saw. beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan adalah untuk mendapatkan Lailatul Qadar dan menghilangkan segala kesibukan duniawi, sehingga lebih mudah bermunajat dengan Allah Swt. dengan banyak berdoa dan berzikir.

Kapan mulai memasuki masjid untuk iktikaf saat bulan Ramadan?

Seseorang yang beriktikaf sebaiknya mulai memasuki masjid setelah salat Subuh pada hari ke-21 bulan Ramadan dan keluar setelah salat Subuh pada 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri.

Namun, sebagian ulama menganjurkan untuk memasuki masjid menjelang matahari terbenam pada hari ke-20 Ramadan. Mereka berpendapat bahwa sepuluh hari yang dimaksud adalah jumlah bilangan malam, sehingga harus dimulai dari awal malam.

3. Rukun iktikaf

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan Adabnyailustrasi iktikaf (unsplash.com/Sanggar Rima Roman Selia)

Ada beberapa rukun iktikaf atau hal-hal yang menjadi syarat sah bagi umat Islam dalam beriktikaf, di antaranya:

  • Orang yang beriktikaf adalah muslim berakal yang mumayiz atau sudah bisa membedakan sesuatu yang baik dan buruk. Biasanya sekitar umur tujuh tahun. Karenanya orang kafir, orang gila, dan anak yang belum mumayiz tidak sah.
  • Berniat di dalam hati untuk iktikaf dan ikhlas karena Allah Swt. semata.
  • Melakukan iktikaf di masjid sekaligus melaksanakan salat lima waktu di dalamnya.
  • Menetap di masjid untuk tujuan beribadah.

4. Tata cara iktikaf di masjid

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan Adabnyailustrasi iktikaf di masjid (pexels.com/aliarapoglu)

Tata cara iktikaf di masjid bisa diperhatikan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini.

1. Niat iktikaf

Mazhab Syafi'i mensyaratkan seseorang untuk niat beriktikaf terlebih dahulu, apakah dilakukan wajib karena nazar atau sunah. Jika untuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, maka bacaan niat iktikaf sunahnya adalah:

Nawaitul i'tikafa fii haadzal masjidi sunnatan lillahi ta'ala.

Artinya, "Aku berniat iktikaf di masjid ini, sunah karena Allah ta'ala."

2. Berdiam diri dan memperbanyak ibadah

Banyak ibadah yang bisa dilakukan di masjid selama beriktikaf. Mulai dari salat wajib lima waktu, salat sunah tahiyatul masjid, membaca Al-Qur'an, solawat nabi, zikir, tafakkur, hingga bertasbih.

3. Menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat

Selama beriktikaf, hendaknya seseorang menghindarkan diri dari segala perbuatan yang tidak berguna. Seseorang hendaknya memperbanyak amalan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Seseorang yang beriktikaf juga dianjurkan membaca doa berikut ini.

Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwan fa'fu 'anni.

Artinya, "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Engkau suka memberi maaf, maka maafkanlah aku."

5. Hal yang dibolehkan saat beriktikaf

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan AdabnyaIDN Times/Debbie Sutrisno

Beberapa hal yang dibolehkan saat beriktikaf di masjid adalah:

  • Keluar masjid karena kebutuhan mendesak yang tidak mungkin dilakukan di dalam masjid, seperti makan, buang air kecil, dan buang air besar.
  • Wudhu, memakai parfum, minyak rambut, dan sejenisnya.
  • Berbicara, tidur, makan, dan minum.
  • Mengeluarkan sebagian anggota tubuh dari masjid.
  • Bermuamalah dan melakukan perbuatan selain ibadah, kecuali jual beli di dalam masjid.

6. Hal yang membatalkan iktikaf

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan AdabnyaUmat Islam mendengarkan tausiah saat melaksanakan Iktikaf di Masjid Istiqlal, Senin (25/4/2022). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/rwa).

Sedangkan beberapa hal yang membatalkan iktikaf di masjid adalah:

  • Berniat untuk sengaja membatalkan iktikaf.
  • Keluar dari masjid tanpa alasan dan kebutuhan yang mendesak.
  • Melakukan jima' atau hubungan badan dengan pasangan.

7. Adab beriktikaf

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan AdabnyaJamaah iktikaf Masjid Raya Bogor. (IDN Times/Rubiakto)

Umat Islam juga harus memperhatikan adab dalam beriktikaf, di antaranya:

  • Memperbaiki keikhlasan niat untuk beriktikaf.
  • Menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah Swt., seperti memperbanyak salat, membaca Al-Qur'an, berdoa, berzikir, dan bersalawat kepada Nabi.
  • Menjauhkan diri dari kesibukan selain beribadah, baik perkataan maupun perbuatan.
  • Tidak berkata kotor, ghibah, atau dosan lainnya di dalam masjid.

8. Berapa lama waktu beriktikaf?

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan AdabnyaPexels/vjapratama

Para ulama di dunia sepakat bahwa iktikaf tidak ada batasan waktu maksimalnya. Namun, mereka berbeda pendapat tentang berapa lama waktu minimal untuk beriktikaf.

Imam An-Nawawi mengatakan pendapat dari sebagian besar ulama tentang berapa lama waktu minimal untuk beriktikaf, yaitu:

"Adapun batas minimal iktikaf yang sahih adalah apa yang sudah ditegaskan oleh jumhur, bahwa disyaratkan untuk menetap di masjid, baik dalam waktu lama maupun sebentar. Bahkan sampai beberapa jam atau beberapa saat saja." (Al-Majmu' 6/514)

Maka kesimpulannya, setiap umat Islam yang akan ke masjid hendaknya selalu berniat untuk iktikaf agar bisa selalu mendapatkan pahala iktikaf meski hanya sebentar saja.

Baca Juga: 6 Hal Unik tentang Itikaf Saat Ramadan yang Harus Kamu Tahu

9. Bolehkah iktikaf di rumah?

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan AdabnyaIlustrasi Salat (IDN Times/Besse Fadhilah)

Bolehkah iktikaf dilakukan di rumah? Hal ini sudah dijelaskan pada surah Al-Baqarah ayat 187 yang artinya, "Janganlah kamu campuri mereka, sedang kamu beriktikaf dalam masjid."

Nabi Muhammad saw. dan para istrinya juga hanya melakukan iktikaf di masjid dan tidak pernah beriktikaf di rumah sekali pun. Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, "Para ulama sepakat bahwa disyaratkan melakukan iktikaf di masjid." (Fathul Bari, 4/271)

Meski dahulu Imam Syafi'i pernah berpendapat bahwa iktikaf di rumah boleh dilakukan asal di tempat khusus yang digunakan untuk salat, tetapi itu merupakan pendapat lama. Di akhir hayatnya, Imam Syafi'i memperbarui pendapatnya bahwa tidak boleh iktikaf di rumah.

Maka dapat disimpulkan bahwa iktikaf tidak boleh dilakukan di rumah dan harus dilakukan di masjid. Masjid dalam hal ini adalah tempat ditegakkannya salat lima waktu untuk umum serta dikumandangkan azan dan iqamah.

Jadi, beragam sebutan seperti musola, surau, langgar, atau yang lainnya tetap bermakna masjid asalkan diadakan salat berjamaah lima waktu untuk umat Islam secara umum.

Baca Juga: Jelang Akhir Ramadan, 5 Hal yang Bisa Batalkan Iktikaf Perlu Disimak!

10. Bolehkah perempuan ikut iktikaf?

Tata Cara Iktikaf di Masjid, Lengkap Rukun dan AdabnyaIlustrasi Itikaf di bulan suci Ramadan (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Nabi Muhammad saw. mengizinkan para istri beliau untuk beriktikaf. Hadis dari Aisyah yang mengatakan:

"Rasulullah saw. biasa beriktikaf pada bulan Ramadan. Apabila selesai dari salat Subuh, beliau masuk ke tempat khusus iktikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa'id) berkata, 'Kemudian Aisyah meminta izin untuk bisa beriktikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.'" (HR. Bukhari no. 2041)

Namun, ada dua syarat perempuan boleh beriktikaf di masjid, yaitu:

  • Mendapat izin dari suami, atau;
  • Tidak menimbulkan fitnah (godaan bagi laki-laki), sehingga perempuan yang beriktikaf harus menutup aurat dengan sempurna dan tidak memakai wewangian (Shahi Fiqh Sunnah 2/151-152).

Demikian tadi pembahasan tentang tata cara iktikaf di masjid, lengkap dengan rukun, adab, serta hal-hal yang dibolehkan dan dilarang saat beriktikaf. Semoga bermanfaat, ya!

Baca Juga: Syarat dan Hukum Iktikaf di Bulan Ramadan Bagi Perempuan, Wajib?

Topik:

  • Yogama Wisnu Oktyandito
  • Wahyu Kurniawan
  • Yunisda Dwi Saputri

Berita Terkini Lainnya