Resmikan IDN Sulsel, Gubernur Bagi Kiat Nikah Muda Tanpa Uang Panai'

Nurdin Abdullah menikah saat mahasiswa di usia 23 tahun

Makassar, IDN Times - Menurut laporan survei Indonesia Millennial Report 2019, sekitar 66,3 persen anak muda menganggap usia 21-25 tahun sebagai waktu paling ideal untuk menikah. Survei itu dikumpulkan IDN Research Institute pada 12 kota di Indonesia pada akhir tahun 2018.

Menikah usia muda tak hanya ideal di mata anak muda masa kini. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah pun sependapat. Dia menikah dengan istrinya, Liestiaty, pada 1986. Saat itu usia Nurdin baru 23 tahun.

Saat menikah, Nurdin masih berstatus mahasiswa Universitas Hasanuddin. Tak tanggung-tanggung, dia menikahi anak rektor saat itu, Prof Fachruddin, tanpa uang panai’. Padahal panai’ atau uang hantaran kepada mempelai wanita merupakan syarat tradisi adat Bugis-Makassar yang seringkali tak kecil jumlahnya.

“Saya tidak pernah membayangkan bisa menikahi anak rektor,” kata Nurdin, saat berbicara di IDN Times Millenial’s Forum, di gedung rektorat Universitas Hasanuddin, Tamalanrea Makassar, Selasa (23/4). Pada acara itu Nurdin sekaligus meresmikan kanal regional hyperlocal IDN Sulsel.

1. Integritas jadi kuncinya

Resmikan IDN Sulsel, Gubernur Bagi Kiat Nikah Muda Tanpa Uang Panai'IDN Times/Abdurrahman

Nurdin menceritakan, saat kuliah, dia dan orangtuanya hidup pas-pasan. Dia pun sempat bingung mengapa bisa diterima menjadi menantu rektor. Satu hal yang membuatnya percaya diri adalah integritas.

Saat pacaran dengan Lies, Nurdin mengenang, dia tidak hanya menjalin hubungan baik dengan kekasihnya itu, namun juga dengan orangtuanya. Istilahnya, Nurdin juga "pacaran" dengan ibu dan bapak Lies.

Karena telah dikenal dengan rekam jejak yang baik, Nurdin pun memberanikan diri melamar hingga akhirnya diterima.

Kini Nurdin dikaruniai tiga orang anak. “Kadang kita (waktu pacaran) tidak jujur, ketemu sembunyi-sembunyi di ujung jalan. Bagaimana mau gratis uang panai’ kalau begitu,” ucapnya.

Baca Juga: Peresmian IDN Hyperlocal Sulsel, Millennial Sambut Antusias

2. Prinsip yang sama mengantarkan Nurdin Abdullah jadi gubernur

Resmikan IDN Sulsel, Gubernur Bagi Kiat Nikah Muda Tanpa Uang Panai'IDN Times / Aan Pranata

Soal integritas banyak dipelajari Nurdin Abdullah saat menyelesaikan kuliah S2 dan S3 di Jepang. Dia melihat bagaimana negara yang minim sumber daya alam mampu maju dengan bermodal sumber daya manusia terlatih. Dari beragam karakter orang Jepang, pantang berbohong adalah salah satu yang paling dijaga.

Integritas pula yang berperan dalam karier politik Nurdin. Sebelum terpilih menjadi Gubernur Sulsel pada 2018, dia dua periode memimpin Kabupaten Bantaeng. Padahal menjadi bupati, jauh dari cita-citanya yang saat itu aktif sebagai pengusaha.

“Saya jadi bupati karena kecelakaan politik. Saya tidak berlatas pemerintahan. Tapi diminta karena ada trust, moralitas, jiwa sosial yang saya jaga,” kata Nurdin.

“Saya tidak pernah mimpi jadi bupati. Saya didemo, mereka (masyarakat) mendorong saya. Tidak perlu modal besar, karena rakyat yang menginginkan,” dia melanjutkan.

Baca Juga: Ada 3 Calon PJ Wali Kota Makassar, Siapa Pilihan Gubernur Sulsel?

3. Tantangan di masa depan: kubur ego sektoral

Resmikan IDN Sulsel, Gubernur Bagi Kiat Nikah Muda Tanpa Uang Panai'IDN Times/Panji Galih

Di depan anak-anak muda yang menghadiri IDN Times Millennial’s Forum, Nurdin mengingatkan pentingnya menanamkan karakter kepemimpinan sejak dini. Generasi millennial, kata dia, akan jadi harapan bangsa di masa depan. Dia mengutip Visi Indonesia 2045 yang menargetkan negara ini sebagai yang terkuat keenam di dunia.

Kepada millennial, Nurdin mengingatkan agar mengubur dalam-dalam penyakit ego sektoral. Misalnya kebiasaan merasa diri pintar dan hebat, sehingga mendatangkan kesombongan. Sebaliknya, dia mengajak semua orang memperkuat kerja sama tim untuk tujuan bersama.

“Jangan mau menonjol sendiri. Ini tantangan kita. Perkuat tim, kita muncul sebagai orang yang hebat,” katanya.

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya