Hedonisme, Faktor yang Bikin Remaja Terjerumus ke Dunia Prostitusi

Kini, anak tak lagi menjadi korban, tapi juga pelaku

Jakarta, IDN Times – Faktor kemiskinan bukan lagi satu-satunya alasan yang membuat seseorang mau masuk ke dalam gelapnya dunia prostitusi. Faktor lain yang melanda remaja adalah gaya hidup hedonisme.

Faktor hedonisme biasanya terjadi pada remaja yang berada di kota-kota besar, gak terkecuali di Jakarta. Gaya hidup tinggi yang menggoda anak remaja untuk mencari cara membiayai tuntutan hidup tersebut.

 

Sehingga tanpa disadari, mereka kemudian terjerumus dalam praktik prostitusi. Hal inilah yang ditemukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) saat melakukan assessment di Apartement Kalibata City. KPAI menemukan anak-anak di bawah umur terlibat prostitusi. 

1. Motivasi utama terjaring prostitusi adalah hedonisme

Hedonisme, Faktor yang Bikin Remaja Terjerumus ke Dunia ProstitusiPixabay/Cuncon

Komisioner Bidang Sosial dan Anak dalam situasi darurat, KPAI, Susiana mengatakan terbongkarnya sindikat prostitusi yang ada di Kalibata City baru-baru ini oleh KPAI membuka motivasi dibalik terjebaknya anak-anak remaja berusia belasan tahun tersebut dalam bisnis haram tersebut. Salah satunya yakni sifat hedonisme remaja yang hidup di perkotaan.

 

“Motivasinya bahwa mereka tinggal di apartemen yang ada di perkotaan, jadi cenderung hedonisme. Sehingga hal tersebut dianggap lumrah, kalau ingin smartphone misalnya, mereka akan minta dicarikan pasar,” ujar Susiana di Kantor KPAI, Jakarta, Jumat(13/7/2018).

2. Praktik protistusi yang sulit dilacak di Kalibata City

Hedonisme, Faktor yang Bikin Remaja Terjerumus ke Dunia ProstitusiPixabay/ohurtsov

Susiana juga mengatakan bahwa praktik prostitusi yang terjadi di Kalibata City bukanlah fenomena baru dan sudah diketahui umum. Namun, praktiknya sulit untuk dilacak. Mudahnya akses bagi para pengguna apartemen di Kawasan Kalibata tersebut membuat sejumlah pihak memanfaatkannya untuk aktivitas yang diharamkan.

 

“Jadi di sana itu mereka bisa menyewa apartemen misalkan sehari sebesar Rp2,5 juta. Menyewa tersebut bisa patungan, jadi si A bisa gunakan yang pagi, si B gunakan yang malam. Bahkan RT di sana menyarankan, kalau mau melakukan investigasi sekitar pukul 3 malam,” jelasnya. 

3. Anak bukan lagi korban, namun juga pelaku

Hedonisme, Faktor yang Bikin Remaja Terjerumus ke Dunia ProstitusiPixabay/Sasint

Praktek prostitusi tidak hanya melibatkan anak sebagai korban, namun tren yang terjadi kini justru sang anak juga merupakan pelaku praktik ilegal tersebut. “Ternyata ada anak jalanan yang memiliki tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya. Sehari harus menafkahi Rp400 ribu lalu dikirimkan ke orangtua. Sementara itu, keluarganya juga tidak curiga dari mana anak itu bisa mendapatkan uang. Soal kemiskinan memang masih juga menjadi faktor,” tutur Susiana.

Baca juga: Mengulik Kesehatan Jiwa Remaja di Indonesia

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya