Kenapa Ular Memangsa Manusia? Ini Jawaban Ahli

Seorang wanita di Sulawesi Tenggara tewas dimangsa ular

Jakarta, IDN Times – Insiden mengenaskan terjadi di Sulwesi Sulwesi Tenggara. Seorang wanita bernama Wa Tiba (54 tahun) tewas dimangsa oleh seekor ular piton sepanjang tujuh meter pada malam takbiran kemarin. Saat itu, Wa Tiba sedang berada di kebunnya yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya di Desa Persiapan Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna.

Kejadian ular memangsa manusia bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Sebelumnya, pernah ada seorang petani bernama Akbar yang tewas dimangsa ular di Desa Salubiro, Karossa, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Akbar merupaan petani kelapa sawit yang tiba-tiba menghilang selama 24 jam sebelum akhirnya ditemukan sudah berada di dalam perut ular.

Lalu, apa sebenarnya yang membuat ular-ular tersebut sampai memangsa manusia? Peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus Kepala Laboratorium Herpitologi Puslit Biologi, Amir Hamidy, mengatakan mangsa utama ular bukanlah manusia melainkan mamalia berdarah panas. 

1. Ular hanya mencari mangsa yang berdarah panas

Kenapa Ular Memangsa Manusia? Ini Jawaban AhliUnsplash/David Clode

Ular merupakan satwa liar yang kerap hidup di hutan. Jenis ular yang kerap memangsa manusia merupakan ular jenis sanca batik. Ular jenis ini merupakan ular paling besar dan terpanjang di dunia. Sehingga memungkinkan bagi mereka untuk memangsa mamalia yang berukuran besar.

Panjang ular jenis ini berkisar antara delapan hingga sembilan meter. Sementara kasus yang menimpa Wa Tiba adalah ular yang berukuran tujuh meter. “Pertama harus diketahui terlebih dahulu ular yang memangsa korban ini, yakni jenis sanca batik. Ular ini mangsa utamanya mamalia berdarah panas, seperti babi hutan, burung, bahkan kijang. Kalau ular tersebut besar, otomatis yang akan menjadi target mangsanya juga berukuran besar. Ular ini sendiri tidak mengenal apakah ini manusia atau pun hewan, jadi hanya mengenali dari ukurannya saja,” ujarnya saat dihubungi oleh IDN Times.

2. Habitat hewan liar yang mulai tergusur

Kenapa Ular Memangsa Manusia? Ini Jawaban AhliUnsplash/Chang Hsien

Amir juga menjelaskan faktor yang membuat ular-ular tersebut akhirnya memangsa manusia tidak terlepas dari habitat mereka yang berganti dengan perladangan, seperti pada konteks pertanian hingga kebun kelapa sawit. Di Sulewesi sendiri, ular merupakan predator yang tidak dapat dihindari. Hal itu mungkin saja pernah terjadi sebelumnya di Kalimantan atau Sumatera.

Karena perubahan habitat tersebut, mangsa alami ular-ular tersebut pun menghilang. Di lain kesempatan, si ular bertemu dengan manusia di saat ular sedang berburu makanan. Si ular itu sendiri mungkin saja bisa menjauh, kalau manusianya tanpa sengaja menggunakan wangi-wangian yang bisa menggangu inderanya tersebut.

“Ular merupakan predator di sana (Sulawesi). Merekalah yang mengendalikan babi-babi hutan hingga anoa. Karena mereka adalah satwa liar, jadi sangat memungkinkan untuk bertemu mereka. Ketika bertemu dengan manusia yang dideteksi oleh indera si ular tersebut adalah manusia sebagai makluk berdarah panas. Itu yang membuat ular-ular tersebut sampai menyerang manusia,” katanya. 

 3. Fenomena ular memangsa manusia tidak hanya terjadi di Indonesia 

Kenapa Ular Memangsa Manusia? Ini Jawaban Ahliupi.com

Adanya fenomena seekor ular yang memangsa manusia tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan juga terjadi di berbagai belahan dunia lainnya. Di Indonesia sendiri lebih sering terjadi di wilayah Sulawesi.

“Di tahun 2000-an juga pernah ada kasus manusia ditelan oleh ular di negara lain. Namun di Indonesia ini memang banyak. Di Sulawesi khususnya, mungkin dulu pernah ada ada juga di Kalimatan atau Sumatera. Inilah yang harus menjadi perhatian kita, bahwa menghilangkan habitat mereka konsekuensinya mangsa mereka akan hilang dan mencari mangsa yang lain,” jelasnya.

4. Miliki awareness yang tinggi

Kenapa Ular Memangsa Manusia? Ini Jawaban Ahlisnakeaware.com.au

Sebagai masyarakat yang tinggal berdekatan dengan alam liar, masyarakat harus memiliki kesadaran yang tinggi terhadap hewan-hewan liar. Karena secara alamiah mereka memiliki insting untuk memburu mangsa.

“Jadi hewan-hewan liar seperti ular ini bukan jenis hewan domestikasi atau satwa liar yang telah diproses ribuan tahun untuk diternakkan, jinak kemudian hilang sifat alamiahnya. Ular, meskipun mereka telah dikasih makan atau dikandangi namun insting liar mereka masih ada,” katanya. 

Baca Juga: Tiga WNI Tewas di Saudi Akibat Badai Pasir

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya