Suka Duka Jalani Ramadan di Negeri Orang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Di Indonesia, menjalani ibadah puasa pada bulan Ramadan tidaklah terlalu sulit. Karena penduduk Indonesia mayoritas memeluk agama Islam. Namun, akan lain ceritanya jika berpuasa di negara yang minoritasnya justru kaum muslim. Seperti apa ya kesulitannya?
1. Tidak ada musala
Seorang mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Prancis, Mochamad Wahyu Hidayat, mengatakan salah satu tantangan melewati bulan Ramadan di negara minoritas muslim yakni terbatasnya ketersediaan tempat ibadah seperti musala.
"Yang paling saya rasakan di sini adalah fasilitas umum dan fasilitas pendidikan, di sini tidak ada musala," ucapnya.
Baca Juga: 5 Tips Mudik Asik dengan Sepeda Motor
2. Dipandang aneh karena tidak makan dan minum
Editor’s picks
Saat masih di Jerman, Wahyu mengatakan teman-temannya merasa heran karena dirinya tidak makan dan minum untuk alasan ibadah. Banyak juga yang menanyakan hal tersebut kepadanya dan tidak puas dengan berbagai jawaban yang telah diberikan Wahyu.
"Mereka keliatan gak puas kalau sekedar dijawab bahwa puasa itu wajib untuk umat Islam. Karena itu, saya ceritakan juga manfaat puasa dari sudut pandang kesehatan dan akhirnya mereka mengerti," ujarnya.
3. Meski minoritas tapi toleransi sangat tinggi
Menjadi salah satu kaum minoritas di negara tersebut, Wahyu mengaku tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, baik saat masih Jerman atau pun ketika di Prancis. Tidak ada diskriminasi yang ditujukkan oleh umat muslim meskipun mereka minoritas.
"Saya punya penilaian positif terhadap warga di sini karena saya tidak pernah mengalami atau menyaksikan tindakan yang tidak menyenangkan. Mereka punya toleransi yang tinggi terhadap muslim yang merupakan minoritas," jelasnya.
Baca Juga: Cerita Unik Jalani Ramadan di Prancis