Cerita Steven Setiawan Raih Kesadaran Menjaga Lingkungan

Berawal dari bencana longsor di TPA Leuwigajah

Jakarta, IDN Times - Pengusaha muda kelahiran Bandung, Steven Setiawan, menyampaikan bagaimana awalnya ia bisa tersadar dan tergerak untuk mulai menjaga lingkungan.

Pengalaman itu disampaikan Gilang dalam live Instagram program “101 Climate Change Actions” by IDN Times yang digelar Kamis (9/12/2021).

IDN Times menjadikan Desember sebagai bulan Peduli Perubahan Iklim. Program tersebut tayang di Instagram @idntimes, mulai pukul 16.00-17.00 WIB setiap Senin hingga Jumat.

1. Jadi saksi bencana longsor

Cerita Steven Setiawan Raih Kesadaran Menjaga LingkunganSteven Setiawan, narasumber program 101 Climate Change Actions. (Tangkapan Layar Instagram.com/idntimes)

Steven adalah satu dari dua wakil Indonesia untuk acara Pra-COP Youth, "Youth4Climate: Driving Ambition" yang diselenggarakan di Milan, Italia, pada 28-30 September 2021. Steven menceritakan bagaimana awalnya ia bisa timbul kesadaran untuk menjaga lingkungan.

“Saya lahir dan besar di Bandung. Di 2005 saat saya masih berusia lima tahun, terjadi insiden longsor di TPA Leuwigajah. Peristiwa itu yang membuat saya berpikir bahwa bencana yang memakan korban jiwa itu bukan hanya tsunami di Aceh yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Tapi di kota saya sendiri bisa terjadi bencana seperti itu. Dari situ timbul kesadaran untuk menjaga lingkungan,” ungkap Steven.

2. Mulai tergerak menjaga lingkungan

Cerita Steven Setiawan Raih Kesadaran Menjaga LingkunganSteven Setiawan (ketiga dari kiri). (instagram.com/stevenset2015)

Namun karena masih kecil, Steven belum mengerti bagaimana cara menjaga lingkungan. Ia akhirnya terus melanjutkan pendidikannya hingga ke perguruan tinggi, untuk mencari jawaban bagaimana cara menyelamatkan lingkungan.

“Kemudian saya SD, SMP, SMA di Bandung. Akhirnya saya kuliah di ITB ambil jurusan biologi dengan harapan dapat menemukan cara menyelamatkan lingkungan. Saya mendalami lebih lanjut di bidang waste management dan climate change. Saya baru lulus Juli 2021,” ujar Steven. 

3. Gerakan nyata perdana

Cerita Steven Setiawan Raih Kesadaran Menjaga LingkunganMaggot yang sedang dibudidayakan di TPS Terpadu Unnes. IDN Times/Fariz Fardianto

Steven menceritakan pengalamannya saat mulai menekuni pengelolaan sampah. Hal itulah yang membuatnya tergerak untuk menciptakan suatu gerakan nyata di masyarakat dalam menjaga lingkungan. 

“Saya di kampus belajar tentang waste management dari 2019. Saat itu saya diminta menghadiri seminar oleh seorang kakak tingkat yang membahas pengelolaan sampah organik menggunakan maggot. Maggot itu bisa makan sampah yang kemudian jadi pupuk organik. Sedangkan maggotnya bisa jadi pakan. Saya pikir ini bisa menghasilkan dan mengatasi masalah sampah,” ucap dia.

Dari situlah, Steven melamar magang di suatu perusahaan jamu di Bandung. Dia bekerja sama dengan bosnya yang sekaligus juga mentor untuk mendirikan gerakan pengelolaan sampah organik eLarvae, dengan tujuan menyejahterakan pemulung pada pertengahan 2019.

"Saat itu mereka lebih memilih sampah botol dan kaleng yang bisa dijual daripada memungut ampas jamu. Saya ingin membuktikan kalau pandangan seperti itu salah. Itu adalah gerakan nyata pertama saya,” lanjutnya.

Baca Juga: Kisah Arky Gilang Pilih Budidaya Maggot Demi Lestarikan Bumi

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya