5 Jurus IPB Wujudkan Kampus Hijau, Bijak Berplastik-Taman Semangat

IPB University wujudkan konsep Green Campus

Jakarta, IDN Times - Isu mengenai kampus hijau bukan suatu hal baru lagi di Indonesia. Hal ini kerap menjadi perhatian sejak beberapa tahun terakhir. Salah satu kampus di Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB University). 

Sesuai dengan visi dan misi kampus, IPB University meningkatkan komitmennya untuk mewujudkan kampus hijau dengan menerapkan berbagai program di kampusnya.

Berikut beberapa program IPB yang disampaikan Prof. Dr. Arif Satria, selaku rektor IPB, dalam acara Climate Change Actions 101 by IDN Times Episode 6, Rabu (8/12/2021). 

Baca Juga: Plastic For Nature, Gerakan Mengolah Sampah Menjadi Barang Bernilai 

1. IPB bersama Danone terapkan #BijakBerplastik

5 Jurus IPB Wujudkan Kampus Hijau, Bijak Berplastik-Taman SemangatInovasi Sumur Resapan Bijak Berplastik Hasil Kolaborasi IPB University dan Danone AQUA Resmi Diluncurkan/greencampus.ipb.ac.id

Dilansir dari laman resminya, greencampus.ipb.ac.id, Danone AQUA mendukung IPB University dan PT Oriplus meluncurkan Sumur Resapan Bijak Berplastik (Biber).

Biber dibentuk untuk mencegah air hujan menjadi run-off serta bermanfaat sebagai alat konstruksi sumur untuk menampung cadangan air tanah, sekaligus solusi penanganan limbah plastik non-ekonomis.

“Sumur resapan itu sudah diproduksi secara massal, dan kemudian diterapkan di berbagai tempat, seperti khususnya di Jawa Timur. Nah, sekarang Jawa Barat sudah mulai masuk, penerapan itu. Itu harganya murah, kemudian efektif, kemudian ramah lingkungan, karena tidak dari beton, tidak dari bahan bangunan, tetapi dari limbah plastik,” kata Arif.

Selain Sumur Resapan Bijak Berplastik (Biber), adapun mata air yang selama ini tidak berfungsi, kemudian dialihfungsikan menjadi Telaga Inspirasi. 

“Tempat untuk mahasiswa cari inspirasi," kata Arif.

2. Sampah diolah di Taman Semangat untuk dijadikan media tanam dan pupuk

5 Jurus IPB Wujudkan Kampus Hijau, Bijak Berplastik-Taman SemangatBotani Mart/youtube.com (Farida Eka Channel)

Sejak 2019, IPB selalu mengolah sampah di kampusnya. Hal ini, kata Arif, karena pada dasarnya IPB memiliki Taman Semangat. 

“Taman Semangat itu taman tempat sampah yang sengaja kita buat indah. Kemudian tempat sampah itu kita olah organik dan non-organik, dan sebagainya, termasuk limbah P3, sekarang baru kita bangun instalasinya, dan kemudian limbah itu khusus yang organik sudah digunakan untuk media tanam, dan media tanamnya kita jual di Botani Mart," kata dia.

Di Botani Mart, menurut Arif, saat ini sudah ada produk untuk media tanam dan pupuk yang dibanderol mulai dari Rp12 ribu. Ini semua dari hasil sampah yang ada di IPB. 

“Untuk membuat proses seperti itu tidak mudah juga karena ini soal perilaku, bukan teknologi. Bagaimana memastikan orang membuang sampah ditempat yang sesuai dengan peruntukan, organik, non-organik, dan lain sebagainya,” kata dia. 

3. Proses pengolahan sampahnya banyak diadaptasi ke daerah lain

5 Jurus IPB Wujudkan Kampus Hijau, Bijak Berplastik-Taman SemangatIlustrasi Daur Ulang Sampah Plastik (Dok. IDN Times)

Arif menjelaskan proses manajemen sampah di IPB cukup efektif dan sederhana. Bahkan, metodenya tidak jauh berbeda dari konsep ekonomi sirkular.

“Manajemen pengambilan sampahnya, kita akalin, truknya beda, harinya beda. Nah, jadi untuk ambil plastik, jam sekian, untuk ambil sampah kertas jam sekian, sehingga orang ke situ memang mengambil yang warnanya merah saja atau truk warna kuning, hanya ambil yang kuning,” tutur dia. 

Selanjutnya, pada proses pengolahannya, Arif menjelaskan, dibangun instalasi pengolahan, yang di dalamnya terdapat bio gas, untuk bisa menyuplai kebutuhan listrik di area tersebut. 

“Nah, itu yang kita gunakan dengan biaya yang murah meriah, alhamdulillah banyak gubernur yang datang dan terinspirasi karena IPB mengelola dengan sangat sederhana sampah-sampah, sehingga sampah tidak ada yang keluar,” ujar dia. 

Baca Juga: Cerita Ternak Maggot Arky Gilang yang Bermanfaat bagi Sekitar

4. IPB wujudkan konsep Green Campus

5 Jurus IPB Wujudkan Kampus Hijau, Bijak Berplastik-Taman Semangatipb.ac.id

Dari sisi infrastruktur, IPB wujudkan konsep ini mulai dari transportasi kampus, pembatasan akses masuk kampus, dan pembangunan pedestrian yang terkoneksi. Sehingga, seluruh jalan di IPB tersambung dan ke mana-mana bisa jalan kaki.

“Membangun pedestrian untuk pejalan kaki itu menurut saya sangat penting sekali,” kata Arif.

Dari sisi lingkungan, kata Arif, IPB berkeinginan untuk menciptakan sumber-sumber air. “Awalnya kan kita punya telaga cuma satu. Telaga LSI, Danau LSI. Sekarang kita sudah kurang lebih ada empat atau lima telaga baru."

"Ini supaya air yang masuk, seperti hujan itu akan masuk ke situ kemudian kita olah menjadi sumber air bersih. Sehingga benar-benar memanfaatkan air dengan bijak,” sambung Arif. 

Adapun penggunaan emisi secara bertahap. Dia mengatakan hal ini sudah memiliki regulasi tersendiri di IPB, bagaimana strategi untuk mengurangi emisi. Sehingga ditanam banyak pohon untuk menyerap karbon untuk lingkungan yang nyaman, bersih dan segar. 

Tidak hanya itu, lahan parkir juga menjadi perhatian. IPB mewacanakan adanya central parking. Parkir dibuat dalam satu area, sehingga jika ingin keliling kampus bisa menggunakan sepeda, bus dari biodiesel, atau mobil listrik. 

“Nah, ini lagi kita rancang dan diskusikan bersama mahasiswa.” kata Arif. 

5. IPB memiliki komponen untuk mendukung SDGs (Pembangunan Berkelanjutan) dan climate change

5 Jurus IPB Wujudkan Kampus Hijau, Bijak Berplastik-Taman SemangatSustainability Report IPB/sustainability.ipb.ac.id

Diketahui, IPB kini memiliki sustainability report yang jangkauannya bukan lagi se-IPB, tapi setiap fakultas. Laporan ini bisa diakses dan diunduh melalui sustainability.ipb.ac.id

“Di situlah terpampang semua aktivitas-aktivitas, pemikiran-pemikiran kita terkait dengan soal adaptasi, mitigasi, komponen-komponen itu,” ungkap Arif.

Tidak hanya itu, IPB juga memiliki Sustainable Development Goals (SDGs) Network. Ini adalah institusi yang dibangun khusus IPB untuk memainstreamingkan SDGs dari pusat kampus hingga fakultas. 

“Setiap pusat studi di IPB, semuanya pro SDGs, pro climate change, dan lain sebagainya. Kita mainstreaming-kan dengan adanya lembaga ini. Kita punya pusat penelitian juga yang komitmen soal SDGs ini,” kata Arif.

Di sisi lain, IPB turut membangun Center for Climate Risk and Opportunity Management Southest Asia and Pacific (CCROM) atau pusat studi untuk mengkaji climate change. 

“Bagaimana kemampuan IPB untuk memprediksi musim, seperti musim tanam dan sebagainya, itu bermanfaat sekali untuk petani. Jadi, itu sudah ada aplikasinya, soal cuaca, kemudian soal tipologi itu, dan kemudian bagaimana kita memprediksi kebakaran hutan, 6 bulan sebelum kejadian dengan melihat variabel-variabel iklim,” jelas Arif. 

Dengan adanya hal ini, mahasiswa juga diharapkan bijak, seperti bijak berplastik dan menggunakan tumbler agar mengurangi limbah plastik. 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya