5 Fakta Dahsyatnya Tsunami Aceh, Gelombang Mencapai 30 Meter

Sebanyak 166.080 orang tewas dan 6.245 lainnya hilang

Jakarta, IDN Times - Hari ini genap 17 tahun tsunami Aceh, yang terjadi pada 26 Desember 2004. Gelombang tsunami meluluhlantakan Provinsi Aceh dan sekitarnya. Sebanyak 166.080 orang meninggal dunia dan lebih dari 6.000 lainnya dinyatakan hilang, akibat bencana terdahsyat di Indonesia ini.

Dikutip dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bnpb.go.id, gelombang tsunami yang menerjang Aceh saat itu mencapai ketinggian 30 meter. Berikut lima fakta tentang dahsyatnya tsunami Aceh pada 17 tahun lalu.  

1. Tsunami Aceh diawali gempa berkekuatan magnitudo 9,3 di Samudera Hindia

5 Fakta Dahsyatnya Tsunami Aceh, Gelombang Mencapai 30 MeterMuseum Tsunami Aceh (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, sebelum terjadi tsunami, wilayah Aceh lebih dahulu diguncang gempa berkekuatan 9,3 Skala Richter (SR). Gempa tersebut terjadi pada pukul 07.58 WIB.

Pusat gempa berada di Samudera Hindia kurang lebih 149 km arah selatan Kota Meulaboh, Aceh. Setelah gempa mengguncang, air laut di sekitar pantai Aceh surut selama 30 menit. Kemudian, 44 menit setelah gempa, tepatnya pada pukul 08.42 WIB, gelombang tsunami pertama datang. 

Baca Juga: 15 Tahun Tsunami Sudah Berlalu, Aceh Masih Butuh Alat Pendeteksi Gempa

2. Gelombang tinggi mencapai sejumlah kawasan pesisir Indonesia hingga Timur Afrika

5 Fakta Dahsyatnya Tsunami Aceh, Gelombang Mencapai 30 MeterNama-nama korban tsunami berderet di menara Museum Tsunami Aceh. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Lalu, pada pukul 09.15 WIB, gelombang dengan tinggi rata-rata 30 meter menghantam Kota Banda Aceh. Bahkan, gelombang tsunami mencapai sejumlah kawasan pesisir di Indonesia, Thailand, Sri Lanka, India, Maladewa, dan pesisir timur Afrika. 

Usai gelombang tsunami menerjang tanah Rencong, air laut menenggelamkan wilayah Lhok Kruet, Kabupaten Aceh Selatan, hingga setinggi 10 meter. Tak hanya itu, wilayah Lhok Nga, Kabupaten Aceh Barat dan Kota Banda Aceh juga tenggelam hingga ketinggian air mencapai sembilan meter, Krueng, Kabupaten Aceh Besar setinggi lima meter dan Panteraja, Kabupaten Aceh Timur 4,5 meter.

3. BNPB mencatat 166.080 orang tewas dan 6.245 lainnya hilang akibat diterjang gelombang tsunami

5 Fakta Dahsyatnya Tsunami Aceh, Gelombang Mencapai 30 MeterMuseum Tsunami Aceh (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

BNPB juga mencatat gelombang tsunami Aceh menelan korban jiwa hingga mencapai 166.080 orang, dan diperkirakan 6.245 lainnya dinyatakan hilang. Sedangkan, korban luka-luka yang dirawat inap dan rawat jalan mencapai 2.507 orang. 

Rumah-rumah yang terletak di dekat pantai juga tersapu bersih, kecuali beberapa masjid terlihat berdiri kokoh. Puing-puing dari rumah yang hancur tersebut terseret hingga ke Kota Banda Aceh. BNPB mencatat 500.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat tsunami. 

4. Jembatan Lhok Nga sepanjang 30 meter di Aceh Besar ambruk diterjang tsunami

5 Fakta Dahsyatnya Tsunami Aceh, Gelombang Mencapai 30 MeterMuseum Tsunami Aceh (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Jembatan Lhok Nga yang terletak di Aceh Besar juga roboh akibat diterjang gelombang tsunami. Jembatan tersebut terdiri dari bentangan utama sepanjang 20 meter dan bentangan tambahan 10 meter. Jembatan yang terbuat dari rangka besi galvanis itu juga ambruk ke sungai.

Selain itu, di sepanjang jalan raya Meulaboh-Banda Aceh beberapa jembatan lainnya juga terhempas gelombang tsunami. Tak hanya jembatan, sebagian jalan raya Banda Aceh-Meulaboh pun hilang tersapu tsunami. 

5. Kapal PLTD apung seberat 2.600 ton tersapu 3,5 meter ke daratan

5 Fakta Dahsyatnya Tsunami Aceh, Gelombang Mencapai 30 MeterSisa-sisa lumatan tsunami di Aceh. (Dok. Rappler)

Tak hanya itu, Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) apung seberat 2.600 ton yang terletak 3,5 km di Pantai Ulee Lhee, juga terseret ke daratan. Kapal ini sampai saat ini tidak dapat dipindahkan dan masih berdiri tegak di Desa Punge, Blancut, Banda Aceh.

Kapal PLTD ini sekarang dijadikan museum saksi bisu keganasan gelombang tsunami Aceh yang terjadi 15 tahun lalu. museum tersebut dikenal dengan nama Monumen Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Apung.

Baca Juga: 15 Tahun Tsunami Aceh, Bencana yang Mengubah Indonesia dan Dunia

Topik:

  • Rochmanudin
  • Wendy Novianto
  • Ilyas Listianto Mujib
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya