85 Ribu Orang Sembuh dari COVID-19, Kesembuhan RI Capai 65,6 Persen

Sedangkan, 5.904 orang lainnya meninggal karena COVID-19

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 merilis data perkembangan COVID-19 di Indonesia per Rabu (12/8/2020). Terjadi penambahan 2.088 kasus sembuh COVID-19 hari ini. Dengan demikian total kasus sembuh COVID-19 tembus 85.798.

Dengan demikian, jumlah kasus sembuh tersebut mencapai 65,6 persen dari kasus COVID-19 di Indonesia yang mencapai 130.718.

1. Sebanyak 5.904 orang di Indonesia meninggal karena COVID-19

85 Ribu Orang Sembuh dari COVID-19, Kesembuhan RI Capai 65,6 PersenTim gugus tugas saat menangani proses pemakaman jenazah pasien RSJD Samarinda yang berstatus probabel COVID-19. IDN Times/Zulkifli Nurdin

Satgas COVID-19 juga melaporkan, jumlah pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia 5.904 kasus. Angka tersebut muncul karena ada penambahan kasus meninggal sebanyak 79 orang.

Angka tersebut adalah 4,5 persen dari total kasus COVID-19 di Indonesia.

Baca Juga: [LINIMASA-3] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

2. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

85 Ribu Orang Sembuh dari COVID-19, Kesembuhan RI Capai 65,6 PersenIlustrasi Swab Test. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 20,5 juta orang

85 Ribu Orang Sembuh dari COVID-19, Kesembuhan RI Capai 65,6 PersenBantuan 100 ventilator dari Amerika Serikat (Instagram.com/usembassyjkt)

Mengutip situs worldometers.info, hingga 12 Agustus 2020 pukul 15.22 WIB, secara global terdapat 20.541.757 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 5.305.957 kasus.

Dari 20,5 juta kasus itu, 746.325 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 13.460.489 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

85 Ribu Orang Sembuh dari COVID-19, Kesembuhan RI Capai 65,6 PersenPelaksanaan swab test di RSUD Cibabat. (IDN Times/Bagus F)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: Ternyata Jumlah Kasus Corona Jakarta Beda dari Data Website, Kok Bisa?

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya