Ada 4 Caketum di Munas Golkar, Apa Kabar Aklamasi?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Koordinator Bidang Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar Nusron Wahid pada Jumat (15/11) mengatakan, sampai saat ini terdapat empat kandidat untuk menduduki posisi ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut pada Musyawarah Nasional Golkar.
Dengan demikian, aklamasi sulit untuk terjadi dalam Munas Partai Golkar pada Desember mendatang.
"Empat kandidat itu adalah Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Indra Bambang Utoyo, dan Ridwan Hisyam," ujar Nusron seperti dikutip dari kantor berita Antara di Jakarta pada, Jumat (15/11).
Nusron mengatakan, aklamasi dalam Munas Golkar sulit untuk terjadi karena ia yakin calon ketum akan terus bermunculan. "Kalau tidak calon tunggal bagaimana akan aklamasi?" kata Nusron.
1. 'Aklamasi Munas Golkar tapi calonnya empat, masa ketum semua?'
Lelaki berumur 46 tahun itu juga mengatakan Rapat Pimpinan Nasional Golkar memutuskan Munas Golkar dilaksanakan dengan mengedepankan musyawarah mufakat berlandaskan demokrasi.
Namun, ia menambahkan, musyawarah mufakat itu sesuatu yang baik selama calonnya hanya satu dan semua sepakat.
"Tapi kalau calonnya banyak, bagaimana cara mengambil keputusannya? Masak empat-empatnya akan jadi ketum semua. Pasti harus satu dan lewat mekanisme voting sebagai satu-satunya jalan," ujarnya.
2. Nusron menyinyalir ada upaya untuk mengarahkan Munas Golkar tanpa pemilihan
Lelaki kelahiran Kabupaten Kudus, 12 Oktober 1973 itu juga menyinyalir adanya upaya yang sangat sistematis untuk mengarahkan agar di Munas Golkar tidak ada pemilihan. "Padahal tata cara pemilihan pimpinan partai sudah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Golkar," tuturnya.
Nusron juga menjelaskan, Pasal 50 ART menyebutkan pemilihan harus dilaksanakan secara langsung oleh peserta munas, dan melalui tiga tahap, yakni penjaringan, pencalonan, dan pemilihan.
3. Nusron tegaskan untuk tidak terburu-buru anggap Munas Golkar berakhir dengan calon tunggal
Nusron juga meyakini DPD II dan "silent majority" nanti akan menentukan pilihannya sesuai dengan hati nurani dan perubahan kepemimpinan partai yang akan membawa partai lebih baik, dinamis, dan progresif.
Nusron juga menegaskan bahwa tahapan penjaringan calon ketum belum dimulai. Sehingga, jangan terburu-buru menggangap Munas Golkar akam berakhir dengan satu calon tunggal.
"Dari mana tahu kalau cuma calon tunggal? Wong tahapannya belum dilalui. Tahap penjaringan saja belum kok seakan-akan sudah penetapan," kata Nusron.