Cegah Degradasi Lahan, Pemerintah Fokus Ubah Perilaku Masyarakat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK) mengatakan, saat ini pemerintah tengah fokus mengubah sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga lingkungan terutama mencegah penurunan dan degradasi lahan di Tanah Air.
"Peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan se-Dunia tahun 2020 ini difokuskan pada upaya-upaya mengubah sikap publik tersebut," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong seperti dikutip dari Antara, Jumat (26/6).
1. Hampir 75 persen lahan di dunia telah bertransformasi menjadi pemukiman perkotaan dan infrastuktur
Ia mengatakan, berdasarkan data dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hampir 75 persen lahan di dunia telah dibangun untuk dijadikan permukiman perkotaan dan infrastruktur.
Selain itu, keadaannya pun diperparah dengan fenomena perubahan iklim.
"Ketika populasi semakin meningkat dan wilayah di perkotaan makin berkembang maka tekanan terhadap lahan juga kian besar. Hal tersebut berdampak pada penyediaan bahan makanan, pakan ternak dan bahan serat yang digunakan sebagai bahan sandang manusia," jelasnya.
2. Tahun 2050, jumlah manusia di dunia tembus 10 miliar jiwa
Ia mengatakan, pada tahun 2050, jumlah manusia di dunia tembus 10 miliar jiwa. Untuk itu masyarakat harus mengubah perilaku agar lahan produktif bisa mencukupi kebutuhan.
"Perlu ada edukasi ke masyarakat terutama terkait mengubah cara produksi dan konsumsi yang berlebihan menuju pola yang lebih ramah lingkungan serta berkelanjutan," tuturnya.
Baca Juga: Menteri Siti: Media Pilar Penting Dalam Pembentukan Kebijakan LHK
Editor’s picks
3. Kesediaan pangan, pakan, dan serat akan bersaing dengan perkembangan kuota dan industri bahan bakar
Ia mengatakan ketersediaan pangan, pakan dan serat juga akan terus bersaing dengan perkembangan kuota dan industri bahan bakar. Akibatnya, tanah yang dikonversi dan terdegradasi dengan laju yang sangat tinggi membuat ekosistem pun terganggu.
"Ini juga mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati," katanya.
4. Indonesia memiliki ekosistem DAS yang cukup banyak dan tersebar di berbagai wilayah
Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki karakteristik wilayah yang unik. Hal itu adalah wilayah daratannya terbagi ke dalam ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang cukup banyak.
"Mencapai 17 ribu yang tersebar di berbagai wilayah," tuturnya.
5. Kebutuhan lahan untuk pangan, serat, dan pakan di hulu DAS masih tidak terkendali dengan baik
Tetapi, kebutuhan lahan untuk pangan, serat dan pakan tidak terkendali dengan baik terutama di hulu DAS. Hal itu menyebabkan adanya penurunan fungsi kawasan sehingga mengancam kelestarian hutan.
"Lebih buruk lagi apabila kondisi tersebut terus berlanjut atau rusaknya hulu DAS maka dapat meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi," katanya.
Baca Juga: Aktivis Lingkungan Banyak Temukan Limbah Medis di Sungai Cisadane