COVID-19 di RI 365.240, Ini 5 Provinsi dengan Kasus Baru Terbanyak

Kasus kematian COVID-19 terbanyak hari ini di Jawa Barat

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan, per Senin (19/10/2020) pukul 12.00 WIB, 3.373 orang terinfeksi virus corona. Sehingga, total orang yang terpapar COVID-19 di Indonesia kini mencapai 365.240.

Hari ini, DKI Jakarta menyumbang sebanyak 926 kasus. Jawa Barat menduduki posisi kedua dengan kasus baru terbanyak yaitu 524. Diikuti oleh Jawa Tengah 316 kasus, Jawa Timur 242 kasus, dan Sumatra Barat 242 kasus. 

Baca Juga: Satgas COVID-19: Masih Banyak yang Tidak Percaya COVID-19

1. Tercatat 3.919 orang berhasil sembuh dari COVID-19

COVID-19 di RI 365.240, Ini 5 Provinsi dengan Kasus Baru TerbanyakIlustrasi IGD (IDN Times/Besse Fadhilah)

Satgas COVID-19 juga melaporkan, jumlah pasien positif COVID-19 yang sembuh bertambah 3.919 orang hari ini. Dengan penambahan ini, total kesembuhan COVID-19 sudah 289.243 atau 79,19 persen dari total kasus.

Provinsi dengan kasus sembuh baru terbanyak yaitu DKI Jakarta 1.124 kasus. Selanjutnya Riau 521 kasus, Jawa Tengah 352 kasus, Jawa Timur 341 kasus, dan Jawa Barat 339 kasus. 

2. Satgas laporkan 106 orang meninggal akibat COVID-19 hari ini

COVID-19 di RI 365.240, Ini 5 Provinsi dengan Kasus Baru TerbanyakProses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon pada Selasa (16/9/2020) (IDN Times/Aldila Muharma - Fiqih Damarjati)

Satgas COVID-19 juga melaporkan, pada hari ini tercatat 106 orang meninggal dunia akibat COVID-19, sehingga totalnya menjadi 12.617 atau 3,45 persen dari akumulasi kasus COVID-19 di Tanah Air.

Jawa Barat menjadi provinsi dengan kasus kematian COVID-19 terbanyak hari ini, yaitu 21 kasus. Selanjutnya Jawa Timur 18 kasus, DKI Jakarta 14 kasus, Sumatra Barat 13 kasus,  dan Jawa Tengah 5 kasus.

3. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

COVID-19 di RI 365.240, Ini 5 Provinsi dengan Kasus Baru TerbanyakPresiden Joko Widodo (kanan) didampingi Kepala Divisi Produksi Farmasi Hikmat Alitamsar (kiri) meninjau fasilitas produksi gedung 43 yang nantinya akan digunakan untuk memproduksi vaksin COVID-19, di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (11/8/2020). ANTARA FOTO/dok PT Bio Farma

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

4. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 40,2 juta orang

COVID-19 di RI 365.240, Ini 5 Provinsi dengan Kasus Baru TerbanyakIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Brazil, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Sementara kasus virus corona atau COVID-19 di dunia saat ini sudah mencapai 40.259.805. Seperti dikutip dari catatan World O Meter per Senin (19/10/2020) pukul 06.22 WIB, dalam sehari ada penambahan 320.513 kasus virus corona di dunia.

Dari total kasus tersebut, angka kematian berada di 1.118.095 kasus. Sedangkan angka sembuh yaitu 30.095.370. Dengan demikian, sisa active cases atau kasus aktif COVID-19 di dunia adalah 9.046.340 atau 22,46 persen dari total. 

5. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

COVID-19 di RI 365.240, Ini 5 Provinsi dengan Kasus Baru TerbanyakIlustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: Mendagri Imbau Masyarakat di Zona Merah Tak Berlibur saat Long Weekend

Topik:

  • Sunariyah
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya