Dokter Reisa: Corona adalah Virus dengan Penyebaran Tercepat di Dunia!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Anggota tim komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dr. Reisa Broto Asmoro, mengatakan bahwa virus corona atau COVID-19 adalah salah satu virus dengan penyebaran tercepat di dunia.
Sebab, hanya dalam waktu enam bulan, COVID-19 sudah menyebar ke 200 negara.
"Dan sedihnya, telah mengakibatkan 500 ribu orang kehilangan nyawanya," ujar dr. Reisa pada konferensi pers melalui streaming YouTube BNPB Indonesia, Senin (20/7/2020).
1. COVID-19 mengancam hidup manusia dan perekonomian negara
Dokter Reisa juga menjelaskan, COVID-19 berbahaya karena cepat dan mudah menular. Selain mengancam hidup manusia, COVID-19 juga bisa melumpuhkan perekonomian negara.
"Termasuk negara besar dengan perekonomian kuat, seperti Amerika Serikat, China, India dan negara-negara di Eropa, bahkan negara tetangga kita yang dikenal kuat jasa keuangannya, Singapura" tuturnya.
Baca Juga: [UPDATE] 14,4 Juta Warga Dunia Terinfeksi Virus Corona
2. Total kasus konfirmasi positif Indonesia telah melampaui Tiongkok
Ia juga mengatakan bahwa kasus konfirmasi positif COVID-19 Indonesia telah melampaui Tiongkok. Artinya, Indonesia harus bekerja lebih keras lagi untuk menghentikan penularan virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok tersebut.
"Kita perlu makin rapatkan barisan, lebih solid lagi bersatu melawan COVID-19," ujarnya.
3. Data kasus COVID-19 di setiap negara berubah dengan cepat
Ia mengatakan, data kasus COVID-19 di setiap negara mengalami perubahan yang cepat. Sehingga, membandingkan angka-angka kasus di setiap negara itu bisa saja tidak valid dalam hitungan jam atau pun hari.
"Cara terbaik adalah tetap optimis dan bergotong royong, masyarakat Aceh bisa, masyarakat Bintan bisa, Gorontalo, Daerah Istimewa Yogyakarta bisa, Maluku dan Papua pun mereka memberikan contoh mereka bisa," ujarnya.
Baca Juga: Virus COVID-19 Menular Lewat Udara, Ketua Tim Pakar COVID-19 Tanya WHO