Ini Perbedaan Khatib dan Penceramah di Uni Emirat Arab dan Indonesia

Uni Emirat Arab memiliki tiga tipologi khatib dan penceramah

Jakarta, IDN Times - Menteri Agama Fachrul Razi bertemu Kepala Badan Urusan Agama Islam dan Wakaf Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed Matar Salem bin Abid Alkaabi, di Abu Dhabi, Minggu (15/12). Dalam pertemuan itu, keduanya mendiskusikan tentang penguatan moderasi beragama serta optimalisasi peran masjid.

Dalam kesempatan itu, Mohammed Matar Salem berbagi informasi seputar kebijakan pemilihan khatib Jumat dan penceramah di negaranya.

"Ada tiga tipologi khatib dan penceramah," ujar Mohammed Matar Salem seperti dikutip dari kemenag.go.id, Selasa (17/12).

Baca Juga: Baru Sebulan menjabat, Ini 4 Kontroversi Menag Fachrul Razi

1. Tiga tipologi khatib dan penceramah di Uni Emirat Arab

Ini Perbedaan Khatib dan Penceramah di Uni Emirat Arab dan Indonesia(Dok. Kemenag)

Mohammed Matar Salem mengatakan, ada tiga tipologi khatib dan penceramah di Uni Emirat Arab (UEA). Tipologi pertama yaitu, khatib dan penceramah yang diberikan kebebasan untuk khutbah atau berceramah tanpa teks.

Tipologi kedua, khatib dan penceramah yang diberikan kisi-kisi untuk selanjutnya dikembangkan oleh yang bersangkutan saat berceramah. 

"Ketiga, khatib dan penceramah yang hanya boleh membacakan naskah atau teks yang disiapkan dan telah ditashih oleh General Authority of Islamic Affairs and Awqaf (Kementerian Urusan Agama Islam dan Waqaf)," ujarnya. 

2. Menag akan meningkatkan sinergi pengiriman imam masjid ke Uni Emirat Arab

Ini Perbedaan Khatib dan Penceramah di Uni Emirat Arab dan Indonesia(Dok. Kemenag)

Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga dibahas rencana kerja sama dua negara untuk mainstreaming Islam wasatiyah.

"Kami tadi berdiskusi banyak. Ke depan, kami ingin bersinergi agar fungsi masjid bisa dioptimalkan, tidak hanya sebagai tempat salat saja, tapi menjadi pusat moderasi keislaman," ujar Fachrul usai bertemu Mohammed Matar. 

Fachrul mengatakan, akan meningkatkan sinergi pengiriman imam masjid yang memang sudah terbangun di antara Indonesia dan UEA.

Selain itu, Fachrul juga mengapresiasi Duta Besar RI untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis yang telah memperkokoh jalinan sinergi Indonesia dan UEA.

"Ia juga turut serta ikut membantu pengarusutamaan moderasi Islam di kancah dunia," ujar Fachrul.

3. Fachrul menilai ada perkembangan keberagaman di Uni Emirat Arab

Ini Perbedaan Khatib dan Penceramah di Uni Emirat Arab dan Indonesia(Dok. Kemenag)

Fachrul mengaku melihat perkembangan signifikan di Uni Emirat Arab dalam konteks keberagamaan. "Corak kehidupan keagamaan di UEA sudah lebih progresif," ujarnya.

Menurut Fachrul, UEA terus meletakkan identitas nasional di dalam kotak yang sama dengan identitas agama Islam. "Ini hal baru dan positif. Saudi sudah mulai bicara tentang nasionalisme dan agama, tentang relasi positif agama dan negara," lanjutnya. 

4. Menag buat sejumlah kesepakatan rencana kerja sama dengan UEA

Ini Perbedaan Khatib dan Penceramah di Uni Emirat Arab dan Indonesia(Dok. Kemenag)

Fachrul akan berada di Abu Dhabi sampai 17 Desember mendatang. Dalam kesempatan tersebut, ia telah membuat sejumlah kesepakatan rencana kerja sama. Kesepakatan kerja sama tersebut antara lain, pertukaran keahlian dan pengalaman untuk mempromosikan konsep Moderasi Islam dan nilai-nilai toleransi beragama, serta mempromosikan kesadaran bersama tentang bahaya ideologi ekstremisme.

“Kami serius menjalin sinergi dengan UEA. Rancangan Memorandum of Understanding sedang dalam tahap finalisasi. Semoga paling lambat awal Januari 2020 sudah bisa diteken kedua belah pihak antara Pemerintah RI dan Pemerintah UEA,” tegas Menag.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Jadi Menag, Fachrul Razi: Potensi Radikalisme Belakangan Cukup Kuat

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya