IPB Prediksi Puncak COVID-19 di Jakarta Akhir April Ada 1,8 Juta Kasus

Putus mata rantai penyebaran virus corona dengan #dirumahaja

Jakarta, IDN Times - Institute Pertanian Bogor (IPB) membuat penelitian tentang model prediksi penyebaran virus corona atau COVID-19 untuk level DKI Jakarta sampai level nasional. Pada penelitian level wilayah Jakarta, diprediksi puncak wabah akan terjadi pada 28 April 2020.

Bahkan, diprediksi jumlah individu terinfeksi virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok itu mencapai 1.874.005 orang dari jumlah populasi 10.520.000 orang di Jakarta.

Angka tersebut berasal dari perhitungan jumlah data 17 penerbangan langsung dari Wuhan ke Jakarta dengan masing-masing 162 penumpang. Sebab, penumpang tersebut menjadi pembawa (carrier) virus corona dengan peluang 0,5 persen atau inbound flight peluang 0,05 persen.

"Data yang digunakan hanya berdasarkan data penerbangan dari wilayah wabah pertama kali terjadi (Wuhan) ke Jakarta (imported case)," tulis laporan tertulis yang IDN Times terima, Jumat (3/4).

Penelitian level Jakarta menggunakan simulasi model prediksi statis. Model yang digunakan adalah straightforward model. Model ini tidak menggunakan informasi pasien.

1. Jakarta diminta waspada dengan puncak kasus, penyebaran ke daerah lain, dan unreported case

IPB Prediksi Puncak COVID-19 di Jakarta Akhir April Ada 1,8 Juta KasusFoto aerial kendaraan melintas di kawasan Semanggi, Jakarta, Jumat (27/3/2020). Sejumlah ruas jalan utama ibu kota lebih lengang dibandingkan hari biasa karena sebagian perusahaan telah menerapkan bekerja dari rumah guna menekan penyebaran virus Corona atau COVID-19 (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Dengan prediksi angka yang sangat tinggi tersebut, Jakarta diminta untuk waspada mengenai puncak situasi penyebaran virus corona. Jakarta juga harus waspada dengan kasus-kasus yang tidak terlaporkan (unreported case). Misalnya saja seperti orang dengan kasus positif atau pun yang berpotensi sebagai carrier.

"Mewaspadai penyebaran ke daerah lain, pembatasan pergerakan yang dilakukan harus diperkuat khususnya di wilayah Jakarta dengan klaster kejadian terbanyak, memperhatikan link dan network structure pergerakan masyarakat dari wilayah kejadian terhadap wilayah lain di luar Jakarta," tulis laporan tersebut.

Baca Juga: Meski Didera COVID-19, BKPM Optimistis Target Investasi Tercapai

2. 600 ribu orang di Indonesia diprediksi terinfeksi virus corona pada Mei 2020

IPB Prediksi Puncak COVID-19 di Jakarta Akhir April Ada 1,8 Juta KasusIDN Times/ Muchammad Haikal

Pada penelitian model prediksi level nasional, IPB menggunakan model SIR dengan nilai parameter data reported case dari pihak pemerintah.

"Menggunakan parameter yang ada (reported), maka prediksi selama 14 hari ke depan, maka jumlah kasus terinfeksi positif pada tanggal 12 April 2020 alan mencapai 38.000," jelasnya.

Dengan model tersebut IPB memprediksi angka orang terinfeksi virus corona di Indonesia berjumlah 600 ribu kasus pada minggu pertama Mei.

3. Diprediksi jumlah kasus meninggal dunia akibat virus corona lebih tinggi dibandingkan kasus sembuh

IPB Prediksi Puncak COVID-19 di Jakarta Akhir April Ada 1,8 Juta KasusTidak hanya kendaraan pribadi, ada juga masyarakat yang melaksanakan swab test menggunakan kendaraan ambulans. (IDN Times/Candra Irawan)

Secara lebih lanjut, pada penelitian tersebut juga diprediksi jumlah kasus meninggal dunia akibat virus corona lebih tinggi dibandingkan kasus sembuh. Sebanyak 3.090 orang positif virus corona meninggal dunia dan 1.047 lainnya sembuh dua pekan dari sekarang.

"Menggunakan parameter yang ada (reported), maka prediksi selama 14 hari ke depan, maka pada tanggal 12 April 2029 menunjukkan jumlah pasien meninggal akan dilaporkan lebih tinggi ketimbang pasien sembuh," tuturnya.

4. Beberapa hal yang harus diwaspadai saat puncak penyebaran virus corona di Indonesia

IPB Prediksi Puncak COVID-19 di Jakarta Akhir April Ada 1,8 Juta Kasusinstagram.com/idntimes

Dengan prediksi seperti itu, dianjurkan agar Indonesia melalukan beberapa tindakan seperti :

  1. - Melakukan komunikasi kepada publik secara baik dan benar
    - Meningkatkan health awareness yang baik dan benar
  2. - Mewaspadai kelangkaan bahan pangan
    - Menurunnya kemampuan produksi produksi bangunan akibat dampak COVID-19       terhadap agricultural workforce
    - Menurunnya ketersediaan pangan akibat panic buying khususnya pada periode puasa dan Lebaran
  3. - Mewaspadai peningkatan harga bahan pangan
    - Akibat keterbatasan pasokan input pertanian akibat pembatasan pergerakan
    - Dampak pada kelompok masyarakat menengah bawah
  4. - Mewaspadai social unrest akibat misinformasi kejadian COVID-19
    - Khususnya untuk kelompok masyarakat yang sensitif
    - Keselamatan pekerja kesehatan dan pekerjaan logistik pangan
  5. - Mengantisipasi perubahan struktur pasar dan jenis industri pasca pandemi

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

Topik:

  • Anata Siregar
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya