Kasus COVID-19 di Indonesia Sudah  130.718, Masih Dianggap Konspirasi?

COVID-19 juga menular melalui udara

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 merilis data perkembangan COVID-19 di Indonesia per Rabu (12/8/2020). Terjadi penambahan 1.942 kasus baru COVID-19 hari ini. Dengan demikian, total kasus COVID-19 mencapai 130.718.

"Pertama DKI Jakarta dengan 529 dan Jawa Timur 303 kasus baru COVID-19," tulis Satgas Penanganan COVID-19 melalui rilis data yang diterima, Rabu.

Baca Juga: KPAI: Kasus Positif COVID-19 Ditemukan di Sekolah dan Ponpes

1. Sebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

Kasus COVID-19 di Indonesia Sudah  130.718, Masih Dianggap Konspirasi?Ilustrasi Rapid Test Tim IDN Times (IDN Times/Herka Yanis)

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 748 kasus
2. Bali 3.892 kasus
3. Banten 2.150 kasus
4. Bangka Belitung 203 kasus
5. Bengkulu 260 kasus
6. Yogyakarta 900 kasus
7. DKI Jakarta 27.153 kasus
8. Jambi 215 kasus
9. Jawa Barat 7.803 kasus
10. Jawa Tengah 10.944 kasus
11. Jawa Timur 26.220 kasus
12. Kalimantan Barat 429 kasus
13. Kalimantan Timur 2.106 kasus
14. Kalimantan Tengah 2.087 kasus
15. Kalimantan Selatan 6.889 kasus
16. Kalimantan Utara 303 kasus
17. Kepulauan Riau 599 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 2.362 kasus
19. Sumatera Selatan 3.778 kasus
20. Sumatera Barat 1.216 kasus
21. Sulawesi Utara 3.025 kasus
22. Sumatera Utara 5.264 kasus
23. Sulawesi Tenggara 1.076 kasus
24. Sulawesi Selatan 10.675 kasus
25. Sulawesi Tengah 220 kasus
26. Lampung 320 kasus
27. Riau 812 kasus
28. Maluku Utara 1.709 kasus
29. Maluku 1.367 kasus
30. Papua Barat 571 kasus
31. Papua 3.305 kasus
32. Sulawesi Barat 282 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 162 kasus
34. Gorontalo 1.664 kasus

Dalam proses verifikasi lapangan 10 kasus.

2. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui udara

Kasus COVID-19 di Indonesia Sudah  130.718, Masih Dianggap Konspirasi?Pelaksanaan swab test di RSUD Cibabat. (IDN Times/Bagus F)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 20,5 juta orang

Kasus COVID-19 di Indonesia Sudah  130.718, Masih Dianggap Konspirasi?Ilustrasi Masker (ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz)

Mengutip situs worldometers.info, hingga 12 Agustus 2020 pukul 15.22 WIB, secara global terdapat 20.541.757 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 5.305.957 kasus.

Dari 20,5 juta kasus itu, 746.325 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 13.460.489 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Kasus COVID-19 di Indonesia Sudah  130.718, Masih Dianggap Konspirasi?Ilustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: Aktor Kawakan Antonio Banderas Umumkan Dirinya Tertular Virus Corona 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya