Kasus COVID-19 Naik 2.743, DKI Jakarta Sumbang Angka Harian Tertinggi!

Penambahan di Jakarta melesat jauh di antara provinsi lain!

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 merilis perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia. Hari ini, Senin (31/8/2020), ada penambahan kasus COVID-19 sebanyak 2.743. Total kasus COVID-19 di Tanah Air pun kini sudah 174.796.

DKI Jakarta memiliki kasus harian COVID-19 tertinggi hari ini yakni sebanyak 1.049. Diikuti oleh Jawa Timur 323 kasus, Jawa Tengah 179, dan Jawa Barat 149 kasus.

1. Sebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

Kasus COVID-19 Naik 2.743, DKI Jakarta Sumbang Angka Harian Tertinggi!

Virus corona telah menyebar ke 488 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 1.633 kasus
2. Bali 5.207 kasus
3. Banten 2.903 kasus
4. Bangka Belitung 239 kasus
5. Bengkulu 343 kasus
6. Yogyakarta 1.425 kasus
7. DKI Jakarta 40.086 kasus
8. Jambi 302 kasus
9. Jawa Barat 11.063 kasus
10. Jawa Tengah 13.964 kasus
11. Jawa Timur 33.543 kasus
12. Kalimantan Barat 645 kasus
13. Kalimantan Timur 4.244 kasus
14. Kalimantan Tengah 2.548 kasus
15. Kalimantan Selatan 8.288 kasus
16. Kalimantan Utara 384 kasus
17. Kepulauan Riau 990 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 2.742 kasus
19. Sumatera Selatan 4.454 kasus
20. Sumatera Barat 2.157 kasus
21. Sulawesi Utara 3.848 kasus
22. Sumatera Utara 6.827 kasus
23. Sulawesi Tenggara 1.566 kasus
24. Sulawesi Selatan 11.978 kasus
25. Sulawesi Tengah 243 kasus
26. Lampung 395 kasus
27. Riau 1.846 kasus
28. Maluku Utara 1.860 kasus
29. Maluku 1.857 kasus
30. Papua Barat 807 kasus
31. Papua 3.786 kasus
32. Sulawesi Barat 395 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 177 kasus
34. Gorontalo 2.041 kasus

Baca Juga: Risiko COVID-19 di Pesawat dan Cara Melindungi Diri, Siap Terbang?

2. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

Kasus COVID-19 Naik 2.743, DKI Jakarta Sumbang Angka Harian Tertinggi!Ilustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 25,4 juta orang

Kasus COVID-19 Naik 2.743, DKI Jakarta Sumbang Angka Harian Tertinggi!Ilustrasi swab test. IDN Times/Debbie Sutrisno

Mengutip situs worldometers.info, hingga 31 Agustus 2020 pukul 15.36 WIB, secara global terdapat 25.406.037 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 6.173.653 kasus.

Dari 25,4 juta kasus itu, 850.871 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 17.716.706 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

Kasus COVID-19 Naik 2.743, DKI Jakarta Sumbang Angka Harian Tertinggi!Ilustrasi APD (IDN Times/Candra Irawan)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: 8 Bulan Sejak Wabah Pecah di Wuhan, Begini Kondisi COVID-19 Dunia 

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya