Kasus COVID-19 Terus Naik, Kondisi Ini yang Terjadi Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sudah delapan bulan lamanya pandemik COVID-19 melanda Indonesia. Sejak kasus pertama pada Maret 2020, grafik penambahan kasus harian masih terus menanjak.
Misalnya saja, pada 27 November 2020, tercatat rekor kasus anyar sebesar 5.828 orang yang terpapar COVID-19 hanya dalam waktu 24 jam. Walhasil, total kasus di Indonesia saat ini sudah mencapai 522.581.
Dokter sekaligus PhD candidate in Medical Science at Kobe University, Jepang Adam Prabata memaparkan kondisi terkini kondisi pandemik COVID-19 di Indonesia.
Berikut penjelasan Adam melalui unggahan akun Instagram @adamprabata, Jumat 27 November 2020.
1. Indonesia masih alami keterlambatan pelaporan hasil PCR
Adam menjelaskan, sejauh ini Indonesia masih mengalami keterlambatan pelaporan hasil tes PCR. Pelaporan hasil tes ini bahkan bisa memakan waktu hingga satu minggu setelah tes dilakukan.
"Sehingga, grafik kasus baru yang muncul setiap harinya belum tentu menggambarkan situasi COVID-19 saat ini," kata Adam.
2. Kapasitas PCR di Indonesia belum memadai sehingga kasus COVDI-19 jadi tak terkontrol
Adam mengatakan, WHO memberikan standar tes COVID-19 yaitu, 1 per 1000 penduduk setiap minggunya. Apabila melihat jumlah penduduk di Indonesia, maka tes yang harus dilakukan mencapai 38.500 orang per hari.
"Indonesia masih fluktuatif 20.000-41.000 pada November 2020," ujarnya.
Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena kapasitas PCR di Indonesia belum memadai dan merata. Oleh sebab itu, masih banyak orang yang tidak terdeteksi terpapar COVID-19.
Editor’s picks
"(Karena tidak terdeteksi) Penularan di masyarakat lebih sulit di kontrol," kata Adam.
Ia selanjutnya mengatakan, standar WHO soal penularan COVID-19 terkontrol kurang dari lima persen positivity rate-nya. Namun, Indonesia masih berada di atasnya, karena masih berkisar 10-18 persen per November 2020.
"Artinya, penularan COVID-19 di Indonesia belum terkontrol," jelasnya.
Baca Juga: Data Lengkap Kasus COVID-19 di Indonesia 27 November 2020
3. Kebijakan yang berpengaruh terhadap kenaikan kasus COVID-19
Menurut Adam, ada dua kebijakan yang berpengaruh terhadap kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Pertama, kebijakan libur panjang yang berisiko meningkatkan mobilitas masyarakat.
"Kedua, screening COVID-19 dengan rapid test antibodi, padahal risiko false negative tinggi pada fase awal," beber dia.
4. Pandemik COVID-19 masih belum mencapai puncak
Adam menilai, saat ini kondisi pandemik COVID-19 di Indonesia masih belum mencapai puncaknya. Sebab, grafik kasus harian masih terus menanjak naik.
"Semua elemen, mulai dari para pengambil kebijakan, hingga masyarakat memiliki andil terhadap situasi pandemik COVID-19," katanya.
Baca Juga: Satgas COVID-19 Sumut Sebut Program J3K Penting untuk Cegah COVID-19