Kemendikbud Kirim Tim Cek Penyebab Ambruknya SDN I Gentong Pasuruan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Didik Suhardi mengatakan, pihaknya telah mengirimkan tim pendataan langsung ke pemerintah daerah terkait peristiwa ambruknya SDN I Gentong di Pasuruan, Jawa Timur. Sekolah tersebut ambruk diduga karena kesalahan konstruksi bangunan.
Didik menjelaskan, tim yang dikirimkan akan mengecek tentang penyebab dan mencari tahu akar permasalahan dari ambruknya bangunan.
"Sudah kirim tim ke sana, sudah kirim duka cita dan menyumbang, harapannya tidak ada lagi," ujar Didik ditemui seusai rapat koordinasi CPNS 2019 bersama Ombudsman, KemenPAN-RB dan BKN di Gedung Ombudsman, Kuningan, Jakarta pada Rabu (6/11).
1. Kemendikbud cek lebih dalam tentang indikasi kelalaian pembangunan
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, ambruknya bangunan SDN I Gentong yang menyebabkan satu guru serta satu siswi kelas 2 meninggal dunia, diindikasi adanya kesalahan konstruksi saat pembangunan, Selasa (5/11).
Namun, Didik mengatakan, pihak Kemendikbud akan melakukan pengecekan lebih lanjut dari dugaan tersebut. "Indikasi kelalaian harus dicek dulu, tim kan lagi ke sana" ujar Didik.
Baca Juga: Gedung SD Negeri di Pasuruan Ambruk, Guru dan Siswi Meninggal
2. Sarana dan prasarana pendidikan sudah memiliki standar khusus
Editor’s picks
Didik menjelaskan, dalam proses pembangunan gedung pendidikan, Kemendikbud sudah memiliki standar khusus. Selain konstruksi utama, Didik menjelaskan, bahkan setiap luas ruangan juga ada standar tersendiri.
"Standar sarana prasarana, misalnya luas ruangan, termasuk konstruksi," ujar Didik.
Dengan demikian, kesalahan konstruksi seharusnya tidak terjadi karena bersifat membahayakan. Selain itu, Didik juga berpendapat, kenyamanan ruang belajar juga dinilai sebagai peningkatan mutu. "Bukan berarti hanya gurunya, tapi juga ruangannya nyaman, bangunannya nyaman, itu bagian dari meningkatkan mutu," ujar Didik.
3. Dua orang meninggal dunia dan dua luka berat
Akibat peristiwa tersebut, seorang guru dan seorang siswi kelas 2 meninggal dunia. Guru yang meninggal merupakan seorang perempuan berusia 19 tahun, Sevina Arsy Wijaya.
Sementara itu, siswi kelas 2 yang meninggal masih berusia 8 tahun bernama Irza Amira. "Mereka berdua berasal dari Kelurahan Gentong," ujar Agus.
Tidak hanya korban meninggal dunia, peristiwa itu juga membuat sejumlah siswa mengalami luka-luka. Dua siswa mengalami luka berat. Mereka adalah Abdul Mukti, berusia 8 tahun, mengalami patah tulang paha kiri dan Dina Hilda Handin, berusia 10 tahun, patah tulang terbuka.
Baca Juga: Kronologi Ambruknya Atap Sekolah di Pasuruan Menurut KPAI