Kemenkes Khawatir Makser N95 Langka saat Masa Rentan Karhutla

Polusi udara dari karhutla juga menjadi tantangan baru

Jakarta, IDN Times - Dalam konferensi mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Wiendra Waworuntu mengkhawatirkan kelangkaan masker N95 saat masa rawan karhutla, yang bertepatan dengan wabah COVID-19 di Tanah Air.

Sebab, masker N95 bukan hanya akan digunakan oleh petugas medis, tetapi juga oleh petugas karhutla. Dengan demikian, ia meminta agar seluruh pihak yang menggunakan tipe masker tersebut mengambil langkah cermat.

"Ini kan terjadi setidaknya saat pandemik COVID-19 belum berakhir, perlu dicermati penggunaan masker, akan banyak menggunakan masker, sementara dunia juga berebutan masker," ujarnya dalam konferensi pers mitigasi bencana karhutla oleh BNPB, Jumat (8/5).

Baca Juga: Tetap Terjun ke Lapangan, Ini Strategi Cegah Karhutla saat COVID-19

1. Polusi udara akibat karhutla juga menjadi tantangan bagi Indonesia saat pandemik COVID-19

Kemenkes Khawatir Makser N95 Langka saat Masa Rentan KarhutlaPersonel Manggala Aqni membawa selang air untuk melakukan pemadaman Karhutla Gambut di Kecamatan Lalolae, Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, pada 1 Desember 2019. (ANTARA FOTO/ManggalaAqn)

Selain kelangkaan masker N95, ia juga mengatakan bahwa polusi udara akibat karhutla juga menjadi tantangan bagi Indonesia di masa pandemik COVID-19. Hal itu sesuai dengan penelitian dari Harvard Public Health, yang menjelaskan tentang adanya korelasi antara tingkat kematian dengan tingkat polusi udara di wilayah terdampak COVID-19.

"Tentu perlu kesadaran para petugas kesehatan untuk bisa melakukan atau menangani dengan baik, sehingga tidak akan memburuk keadaan pasien (COVID-19)," ujarnya.

2. Kemenkes ingatkan seluruh pihak jangan remehkan ISPA di saat pandemik COVID-19

Kemenkes Khawatir Makser N95 Langka saat Masa Rentan KarhutlaKarhutla Dusun Sigumoi Sumut (Dok. BNPB)

Wiendra juga mengingatkan semua pihak agar tidak menganggap remeh Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada saat karhutla. Ia menjelaskan, ISPA dan COVID-19 memiliki gejala-gejala yang sama. Namun, perlakuan terhadap kedua pasien tetap tidak bisa disamakan.

"Kalau COVID-19 isolasinya berbeda, tidak boleh disamakan dengan pasien yang ISPA," ujarnya.

3. Tetap jaga jarak dan tetap di rumah

Kemenkes Khawatir Makser N95 Langka saat Masa Rentan KarhutlaPetugas medis mengenakan alat pelindung diri lengkap (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Ia kembali mengingatkan untuk tetap menjaga jarak antar manusia. Hal itu demi mencegah penularan COVID-19 saat masa rentan karhutla. Ia juga mengingatkan untuk menggunakan masker dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebagai langkah efektif untuk membunuh virus.

"Ada penyesuaian (protokol kesehatan saat pencegahan karhutla), tapi mungkin physical distancing dengan jarak satu sampai dua meter serta menghindari kerumunan perlu kita cermati," ujarnya.

Baca Juga: Memasuki Kemarau, KLHK Fokus Cegah Karhutla saat Pandemik COVID-19

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya