Khawatir Bakal Banjir Sampah, KLHK Tinjau Bantar Gebang 

Bantar Gebang telah berumur lebih dari 30 tahun

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu di Kota Bekasi, Jumat (3/1). Wamen Alue Dohong mengatakan kunjungan kerja tersebut untuk meninjau kesiapan TPA dalam menghadapi datangnya musim hujan.

"Saya khawatir banjir air disertai banjir sampah. Syukur alhamdulillah, di TPST Bantar Gebang dapat tertangani dengan baik," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Sabtu (4/1).

1. Berusia 30 tahun, Bantar Gebang masih dinilai menjanjikan

Khawatir Bakal Banjir Sampah, KLHK Tinjau Bantar Gebang IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Alue menjelaskan, TPA Bantar Gebang yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah beroperasi sejak 1989. "Dengan luas lahan 113,15 hektare yang terdiri dari landfill 81,40 hektare dan sarpras 23,30 hektare," tuturnya.

Walaupun sudah beroperasi 30 tahun, menurut hasil kunker yang dilakukannya, Alue berpendapat keadaan Bantar Gebang saat ini masih sangat menjanjikan. Selain itu, Alue menjelaskan, proses pengelolaan sampah seperti ini juga dapat memperpanjang "masa hidup" TPST Bantar Gebang.

"Bagi saya, pola pengelolaan sampah oleh Pemprov DKI Jakarta khususnya di TPST Bantar Gebang ini terlihat menjanjikan sekali. Di sini juga sudah mulai dijalankan," kata Wamen Alue Dohong.

Baca Juga: Begini Caranya Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos di TPA Bantar Gebang

2. Bantar Gebang jadi lokasi pilot project Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

Khawatir Bakal Banjir Sampah, KLHK Tinjau Bantar Gebang IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Kapasitas total timbunan sampah di Bantar Gebang mencapai 7.708 ton/hari, Alue menjelaskan. Ia juga mengatakan, komposisi dan karakteristik sampahnya yaitu 43% sampah organik dan 35% plastik dan PET (PolyEthylene Terephthalate) atau plastik yang bisa didaur ulang.

"TPST Bantar Gebang juga menjadi lokasi pilot project Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang merupakan proyek kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pemprov DKI Jakarta," ujarnya.

Dengan kapasitas 100 ton/hari, PLTSa menghasilkan output listrik hingga 700 kW/jam yang digunakan untuk keperluan internal PLTSa. Tahun ini, PLTSa ditargetkan dapat beroperasi penuh, lanjutnya.

3. Alue jelaskan sampah juga bisa bernilai ekonomi

Khawatir Bakal Banjir Sampah, KLHK Tinjau Bantar Gebang IDN Times/Fitang Budhi Adhitia

Alue mengungkapkan dulu, sampah hanya menjadi sampah (waste to waste), sekarang sudah dapat menjadi energi (waste to energy).

"Ini suatu hal yang positif dan prospektif ke depan bahwa sampah jangan kita lihat sebagai hal yang tidak berguna, tetapi tentu berguna secara ekonomi apabila kita kelola dengan baik dan benar," ungkapnya.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Anies: 2021, Bantar Gebang Tak Lagi Mampu Tampung Sampah Jakarta

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya