Kisah Pejuang Karhutla di Siak, Bertemu Harimau dan Idul Adha di Hutan

Tim pemadam sempat berpapasan dengan Harimau Sumatera

Jakarta, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) kembali terjadi di tahun 2019. Tahun ini dapat dikatakan sebagai salah satu karhutla terburuk yang terjadi di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), luas karhutla tahun 2019 adalah 328.722 hektare terhitung dari Januari sampai Agustus. Daerah yang mengalami karhutla terburuk yaitu Provinsi Riau, BNPB mencatat luas area terbakar mencapai 49.266 hektare. 

Kabupaten Siak, Riau, adalah daerah dengan lahan gambut terbesar di Pulau Sumatera yang memiliki luas hingga 479.485 hektare atau 57 persen dari luas kawasan daerah tersebut. Namun, Siak adalah salah satu daerah dengan titik panas terendah di Provinsi Riau, yakni hanya sekitar 6 persen. 

Meski begitu, Kabupaten Siak tetap memiliki beberapa daerah yang mengalami karhutla seperti di Kecamatan Tualang, Sungai apit, Dayun, Mempura dan Koto Gasib dengan total luas 749 hektare.

Banyak kisah pahlawan karhutla yang berusaha menyelamatkan alam Indonesia. Salah satunya Dicki. Camat Dayun, Kabupaten Siak ini menuturkan kepada IDN Times tentang perjuangannya menghabiskan waktu selama lebih dari satu setengah bulan untuk ikut serta dalam pemadaman karhutla di daerah yang dipimpinnya. Berikut penuturannya.

1. Rayakan Idul Adha bersama tim pemadam di area karhutla

Kisah Pejuang Karhutla di Siak, Bertemu Harimau dan Idul Adha di HutanIDN Times/Istimewa

Dicki bercerita bahwa dirinya dan tim pemadam yang terdiri dari, kepolisian, pemadam kebakaran dan masyarakat peduli api (MPA) terpaksa merayakan hari raya Idul Adha pada Agutus lalu di tengah hutan bersama dengan kepungan asap. "Saya sempat salat dulu, tetapi sehabis itu langsung kembali ke lokasi," ujar Dicki kepada IDN Times di Kabupaten Siak, Riau, Kamis (10/10) silam.

Dicki bercerita, walaupun tidak dapat merayakan Idul Adha bersama kerabat, Dia tetap fokus untuk terjun langsung dalam pemadaman karhutla yang terjadi di daerahnya. Dia mengaku, bersama tim menghabiskan waktu satu setengah bulan untuk berhasil memadamkan karhutla yang terjadi di Kecamatan Dayun.

"Dari bulan Juli sampai pertengahan September kami di sini (daerah karhutla) terus," ujar Dicki. 

Baca Juga: Begini Pedihnya Jeritan Hati Korban Asap Karhutla di Siak

2. Tim pemadam sempat berpapasan dengan Harimau Sumatera di lokasi karhutla

Kisah Pejuang Karhutla di Siak, Bertemu Harimau dan Idul Adha di HutanANTARA FOTO/Rony Muharrman

Kawasan Kecamatan Dayun yang mengalami karhutla sebagian besar adalah hutan. Hutan tersebut masih menyimpan flora dan fauna asli yang hidup di dalamnya. Salah satunya adalah Harimau Sumatera. Dicki bercerita, beberapa anggota tim pemadam sempat berpapasan dengan anak Harimau Sumatera saat bermalam di lokasi karhutla.

"Kami memutuskan untuk bermalam, untuk menjaga hutan agar tidak kembali terbakar, tetapi kru bercerita ada muncul si belang," ujar Dicki.

Dicki mengatakan, tim pemadam sempat berpikir untuk membagi dua shift jadi pagi dan malam karena lelah dengan karhutla yang tidak kunjung selesai. Namun, melihat situasi malam yang membahayakan, hal tersebut tidak dilanjutkan.

"Karena kalau pagi sampai sini sudah kebakaran lagi, jadi memutuskan ada shift malam, karena lihat si belang, semuanya pulang tidak jadi menginap," ujar Dicki, sambil tertawa mengingat suka duka pemadaman karhutla.

3. Kolaborasi Kabupaten Siak dalam menangani karhutla

Kisah Pejuang Karhutla di Siak, Bertemu Harimau dan Idul Adha di HutanIDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Bupati Siak, Alfedri menjelaskan, daerahnya mengusung sistem kolaborasi untuk mencegah dan menangani karhutla. Sistem kolaborasi tersebut tercatat di Peraturan Bupati No. 22/2018 mengenai Inisiatif Siak Hijau.

"Upaya pencegahan dan penanganan karhutla bukan hanya berupa kerja pemerintah daerah, namun juga melibatkan masyarakat, mitra pembangunan, pemerintah kabupaten, organisasi masyarakat  sipil, dan juga pihak swasta yang dipayungi oleh Peraturan Bupati No. 22/2018 mengenai Inisiatif Siak Hijau," ujar Alfedri dalam acara diskusi “Kabupaten Hijau, Upaya Siak Cegah Karhutla”  oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LKTL) di Jakarta pada, Selasa (8/10). 

Alferdi mengatakan, pasca-karhutla pada 2015, Kabupaten Siak mulai berbenah melakukan tahapan pembuatan peta jalan Kabupaten Siak Hijau pada 2016.

"Bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam Saudagho Siak, menganalisis apa saja penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan," tutur dia.

Kabupaten Siak juga meninjau dan mengembangkan peraturan-peraturan daerah untuk mencegah dan mengatasi karhutla. Dia menjelaskan, pada 2017, Kabupaten Siak menggandeng swasta dan pengusaha kecil untuk menerapkan Good Agriculture Practice (GAP) untuk pengelolaan kebun sawit yang berkelanjutan.

Baca Juga: Karhutla Indonesia di 2015 dan 2019, Bagaimana Perbandingannya?

Topik:

  • Rochmanudin
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya