Komentari Longmarch di Papua, Kementerian PPPA: Jangan Libatkan Anak

Anak mudah menyerap informasi kekerasan

Jakarta, IDNTimes - Aksi long march terjadi di Papua, Senin (19/8), menyusul serangkaian aksi keusuhan yang disulut kasus diskriminasi yang dialami mahasiswa Papua di Jawa Timur. Aksi ini diikuti bebagai lapisan, termasuk anak-anak. Terkait hal itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menghimbau agar masyarakat Papua tidak melibatkan anak-anak.

"Saya dari Kemen PPPA menyampaikan sekali lagi agar anak-anak tidak dilibatkan dalam bentuk kekerasan apapun. Apalagi demonstrasi dan seterusnya karena anak-anak biasa mendengarkan komunitas yang paling kecil yaitu keluarga atau teman-teman," ujar Sekretaris Kemen PPPA Pribudiarta Nur Sitepu, Senin (19/8).

Baca Juga: KemenPPPA Dorong RUU PKS Disahkan Agar Kinerja Lebih Konkret

1. Anak bukan objek politik

Komentari Longmarch di Papua, Kementerian PPPA: Jangan Libatkan AnakIDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Aksi jalan kaki sejauh 20 kilometer di Papua dilakukan sebagai bentuk protes masyarakat terhadap diskriminasi. Pribudiarta mengatakan bahwa anak tidak seharusnya diikut sertakan dalam kegiatan politik. Dia menegaskan anak bukanlah objek politik.

2. Anak seharusnya mendapat perlindungan khusus

Komentari Longmarch di Papua, Kementerian PPPA: Jangan Libatkan AnakIDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Pribudiarta juga mengatakan bahwa anak-anak dan perempuan seharusnya mendapatkan perlindungan khusus dari situasi tersebut. Mereka, kata dia, harus dihindarkan jauh dari daerah kerusuhan.

"Jangan sampai anak melihat kekerasan, tindak pemukulan karena hal tersebut akan mudah diingat oleh anak" jelas Pribudiarta.

3. Anak harus dijauhkan agar tidak menyerap informasi kekerasan

Komentari Longmarch di Papua, Kementerian PPPA: Jangan Libatkan AnakIDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Menurut Pribudiarta anak bagaikan kertas putih. Informasi yang diterima oleh sang anak akan mudah terserap dan diingat. Apabila diikutsertakan dalam kegiatan politik bahkan kekerasan hal tersebut akan masuk ke dalam pemahaman sang anak dan membentuk pola pikir tertentu.

"Anak bukan objek politik, mereka itu seperti kertas putih. Apa yang diajarkan ke mereka itulah yang akan dipahami nantinya. Maka dari itu penting sekali untuk tidak melibatkan anak-anak di dalam proses politik atau isu-isu kekerasan," ujar Pribudiarta

Baca Juga: Lindungi Pekerja Perempuan, KPPPA Luncurkan Rumah Perlindungan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya