Limbah Medis Infeksius di Riau Melonjak 500 Persen akibat COVID-19

DLHK Riau surati RS untuk laporkan data limbah medis

Jakarta, IDN Times - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau mengatakan wilayahnya mengalami lonjakan jumlah limbah medis infeksius pada masa COVID-19. Lonjakan limbah medis infeksius yang masuk ke dalam golongan sampah bahan berbahaya atau beracun (B3) tersebut naik hingga 500 persen.

“Berdasarkan data yang kami peroleh, sangat signifikan peningkatannya di awal Maret hanya tiga ton, meningkat jadi delapan ton pada April, dan jadi 18 ton pada bulan Mei,” kata Kepala DLHK Riau Ma’amun Murod seperti dikutip dari kantor berita Antara, Senin (29/6).

1. DLHK Riau surati RS untuk laporkan data timbunan limbah medis COVID-19

Limbah Medis Infeksius di Riau Melonjak 500 Persen akibat COVID-19Petugas medis melakukan tes cepat (Rapid Test) COVID-19 di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (28/6/2020) (IDN Times/Herka Yanis)

Ia mengatakan, pihaknya melakukan rencana aksi untuk mengantisipasi peningkatan limbah medis itu. Caranya dengan menyampaikan surat ke seluruh rumah sakit (RS) di Riau untuk melaporkan data timbunan limbah dari penanganan medis COVID-19.

"Di Provinsi Riau terdapat 48 RS yang menjadi rujukan penanganan COVID-19, meski begitu belum semua fasilitas kesehatan itu kini sudah menangani pasien virus mematikan itu," ujarnya.

Baca Juga: KLHK: Limbah Medis Melonjak 30 Persen Selama Pandemik Virus Corona

2. Limbah medis COVID-19 dalam status sudah dimusnahkan

Limbah Medis Infeksius di Riau Melonjak 500 Persen akibat COVID-19Petugas medis melakukan tes cepat (Rapid Test) COVID-19 di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (28/6/2020) (IDN Times/Herka Yanis)

Ia menjelaskan, limbah medis tersebut dalam status sudah dimusnahkan. Jumlah limbah infeksius melonjak seiring penanganan pasien COVID-19 yang juga terus meningkat.

“Artinya apa, ada dua hal yang menyebabkannya. Pertama, hal ini sejalan dengan berkembangnya kasus COVID-19, dan sejalan dengan kepedulian masyarakat untuk mengenakan masker karena masker ini salah satu limbah B3 juga,” katanya.

DLHK Riau melakukan sosialisasi ke seluruh fasilitas kesehatan mengenai penanganan limbah B3 infeksius karena tidak semua rumah sakit memilikinya.

3. Pemprov Riau sedang menunggu verifikasi untuk pengoperasian dua mesin insenerator limbah medis potabel

Limbah Medis Infeksius di Riau Melonjak 500 Persen akibat COVID-19Penanganan limbah B3 medis di RSUD Tabanan (Dok.IDNTimes/RSUD Tabanan)

Selain itu, ia mengatakan saat ini Pemprov Riau masih menunggu proses verifikasi untuk pengoperasian dua mesin insenerator limbah medis portabel. Dua mesin tersebut dihibahkan oleh komunitas peduli COVID-19 Riau.

"Saat ini kita sedang menyurati Dirjen Pengolahan Sampah Limbah B3, permohonan verifikasi teknis. Kita beberapa kali perbaiki usulan untuk menggunakan mesin ini, meski portabel tapi harus digunakan menetap dan harus jelas penanggung jawabnya,” jelasnya.

DLHK menggandeng RS Awal Bros sebagai penanggung jawab dua mesin tersebut. Lokasi mesin insenerator tersebut rencananya akan di daerah Muara Fajar Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.

“Kita sudah surati Pemkab Kampar dan Pemko Pekanbaru untuk perizinannya,” katanya.

Baca Juga: Satu Kali Tes COVID-19 Bisa Hasilkan 3 Kantong Limbah Medis

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya