Menristek Harap Terapi Stem Cell untuk COVID-19 Bisa Unggul di RI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro berharap Indonesia unggul dalam terapi stem cell. Bukan hanya untuk penanganan COVID-19, tetapi juga secara menyeluruh.
Hal itu diharapkan bisa meningkatkan kesehatan warga negara Indonesia, serta bisa menjadi subtitusi impor.
"Pandemik COVID-19 ini juga menjadi kesempatan untuk bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas dari riset stem cell yang ada agar nantinya Indonesia bisa menjadi tuan rumah (terapi stem cell) di negara sendiri,” ujar Menristek/Kepala BRIN melalui keterangan tertulis, Minggu (7/2/2021).
1. Kemenristek dorong sistem kolaborasi dalam kegiatan penelitian
Bambang menjelaskan, untuk menunjang inovasi stem cell, Kemenristek atau BRIN terus mendorong sistem kolaborasi dalam kegiatan penelitian. Sebab, pendekatan triple helix menjadi sangat penting dalam penanganan pandemik COVID-19.
“Semua pihak harus mengesampingkan ego sektoral, penanganan pandemik COVID-19 ini membutuhkan keahlian dan sinergi lintas bidang ilmu. Ilmu pengetahuan akan menjadi lengkap jika berbagai bidang ilmu dapat berkolaborasi dan berinteraksi untuk menghasilkan solusi, itulah esensi dari ilmu pengetahuan,” ujar Bambang.
Baca Juga: Danai 24 Riset Penanganan COVID-19, Kemenristek Kucurkan Rp8,1 Miliar
2. Bambang ingatkan semua pihak untuk berkolaborasi menangani COVID-19
Ia juga mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan berperan aktif dalam penanganan dan penanggulangan pandemik COVID-19 yang melanda tanah air. Selain itu, Kemenristek akan selalu berpartisipasi dan mendukung para peneliti yang ingin berkontribusi.
“Kementerian Ristek atau BRIN akan selalu berpartisipasi dan mendukung para peneliti dari manapun baik perguruan tinggi, rumah sakit, maupun pihak swasta yang memiliki solusi dan mau berkontribusi dalam penanganan dan penanggulangan pandemik COVID-19,” tuturnya.
3. Apa itu stem cell?
Bambang menjelaskan, stem cell merupakan induk dari semua sel yang ada di tubuh manusia. Untuk menggantikan sel yang mati, stem cell akan membelah diri demi menghasilkan sel baru yang berguna meneruskan tugas sel mati.
"Berdasarkan hasil pengujian, pasien COVID-19 dengan kategori infeksi berat dan kritis yang mendapatkan terapi Mesenchymal Stem Cell (MSC) tersebut 2,5 kali survive dibanding pasien yang tidak diterapi MSC. Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN telah mengalokasikan dana dan memfasilitisasi penelitian stem cell untuk terapi COVID-19 di beberapa perguruan tinggi dan rumah sakit," katanya.
Baca Juga: Menristek: Awal 2021, Bibit Vaksin Merah Putih Diserahkan ke Bio Farma