Naik 3.222, Kasus COVID-19 di Indonesia Nyaris Menyentuh 400 Ribu

Sebanyak 3.908 orang berhasil sembuh dari COVID-19 hari ini

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan, per Senin (26/10/2020) pukul 12.00 WIB, sebanyak 4.369 orang terinfeksi virus corona. Total orang yang terpapar virus corona di Indonesia pun hampir mencapai 400 ribu, tepatnya 392.934 kasus.

Hari ini, DKI Jakarta menyumbang sebanyak 906 kasus baru. Jawa Barat menduduki kedua dengan kasus baru terbanyak, yaitu 431 kasus. Diikuti Jawa Timur 296 kasus, Sumatra Barat 269 kasus dan Riau 205 kasus.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

1. Sebanyak 3.908 orang berhasil sembuh dari COVID-19 hari ini

Naik 3.222, Kasus COVID-19 di Indonesia Nyaris Menyentuh 400 RibuIlustrasi pasien sembuh daru COVID-19. ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww.

Satgas COVID-19 juga melaporkan, jumlah pasien positif virus corona yang sembuh bertambah 3.908 orang hari ini. Maka, secara total kesembuhan dari virus mematikan itu sudah 317.672 orang atau 80,84 persen dari total kasus.

Provinsi dengan kasus sembuh baru terbanyak, yaitu DKI Jakarta 1.162 kasus. Selanjutnya, Jawa Barat 442 kasus, Jawa Tengah 303 kasus, Jawa Timur 296 kasus, dan Banten 261 kasus.

2. Sebanyak 112 orang meninggal akibat COVID-19 hari ini

Naik 3.222, Kasus COVID-19 di Indonesia Nyaris Menyentuh 400 RibuProses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon pada Selasa (16/9/2020) (IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati)

Satgas COVID-19 juga melaporkan, pada hari ini, sebanyak 112 orang tercatat meninggal dunia akibat virus corona, sehingga totalnya menjadi 13.411 orang atau 3,41 persen dari akumulasi kasus di tanah air.

Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus kematian COVID-19 terbanyak hari ini, yaitu 20 kasus. Selanjutnya, Jawa Tengah 16 kasus, Jawa Barat 15 kasus, DKI Jakarta 13 kasus, dan Sumatra Utara 7 kasus.

3. COVID-19 terbukti menular melalui airborne

Naik 3.222, Kasus COVID-19 di Indonesia Nyaris Menyentuh 400 RibuIlustrasi Pasar ditutup (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet (cairan terkecil dari alat pernapasan) kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa, 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

4. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 43,3 juta orang

Naik 3.222, Kasus COVID-19 di Indonesia Nyaris Menyentuh 400 RibuTenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) mengambil tes swab dari pekerja pabrik tepung, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di desa Moriya pinggiran kota Ahmedabad, India, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Penyebaran kasus COVID-19 di dunia juga terus meningkat. Per Senin (26/10/2020) pukul 15.36 WIB, World O Meters melaporkan total kasus virus corona di dunia kini sudah 43.374.950 orang.

Sementara, kasus kematian akibat COVID-19 di dunia berjumlah 1.159.472 kasus. Sedangkan angka sembuh yaitu 31.915.753 orang.

5. Pengertian dan gejala COVID-19

Naik 3.222, Kasus COVID-19 di Indonesia Nyaris Menyentuh 400 RibuPetugas medis melakukan uji usap (swab) dari seorang pria ditengah penyebaran virus corona (COVID019), di pusat uji, di New Delhi, India, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

 

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: [LINIMASA-4] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya