[BREAKING] Naik 479, Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Jadi 22.750

Jakarta masih jadi provinsi dengan kasus positif terbanyak

Jakarta, IDN Times - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona dr. Achmad Yurianto, mengatakan jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan menjadi 22.750 kasus. Berdasarkan data yang masuk sejak (24/5) pukul 12:00 WIB hingga (25/5) pukul 12:00 WIB, kasus positif COVID-19 di Indonesia mengalami kenaikan 479 orang. Ini sudah menjadi hari kelima, kasus positif COVID-19 di Indonesia per harinya tembus di atas 300 orang. 

"Norma yang harus dilakukan saat ini harus betul-betul menerapkan hidup bersih dan sehat, ini persyaratan mutlak," tegas pria yang akrab disapa Yuri dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung dari channel YouTube BNPB Indonesia pada Senin (25/5).

Lalu, bagaimana dengan data persebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia pada hari ini?

1. Sebaran kasus COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

[BREAKING] Naik 479, Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Jadi 22.750Nana Suryana / IDN Times

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan penyumbang kasus virus corona terbanyak yaitu 6.709 kasus. Peringkat kedua diduduki oleh Jawa Timur 3.886 kasus, dan berikutnya Jawa Barat 2.113 kasus. 

Berikut ini data lengkap rincian penyebaran virus corona di 405 kabupaten atau kota di 34 provinsi di Indonesia:

1. Aceh 19 kasus
2. Bali 396 kasus
3. Banten 789 kasus
4. Bangka Belitung 39 kasus
5. Bengkulu 69 kasus
6. Yogyakarta 226 kasus
7. DKI Jakarta 6.709 kasus
8. Jambi 97 kasus
9. Jawa Barat 2.113 kasus
10. Jawa Tengah 1.311 kasus
11. Jawa Timur 3.886 kasus
12. Kalimantan Barat 175 kasus
13. Kalimantan Timur 276 kasus
14. Kalimantan Tengah 310 kasus
15. Kalimantan Selatan 602 kasus
16. Kalimantan Utara 164 kasus
17. Kepulauan Riau 154 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 478 kasus
19. Sumatera Selatan 812 kasus
20. Sumatera Barat 478 kasus
21. Sulawesi Utara 239 kasus
22. Sulawesi Tenggara 215 kasus
23. Sumatera Utara 315 kasus
24. Sulawesi Selatan 1.319 kasus
25. Sulawesi Tengah 121 kasus
26. Lampung 116 kasus
27. Riau 111 kasus
28. Maluku Utara 106 kasus
29. Maluku 160 kasus
30. Papua Barat 130 kasus
31. Papua 567 kasus
32. Sulawesi Barat 86 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 82 kasus
34. Gorontalo 58 kasus

Dalam proses verifikasi di lapangan 21 kasus

Baca Juga: [BREAKING] Rekor Tertinggi! Dalam Sehari 973 Orang Positif COVID-19

2. Jokowi meminta klaster-klaster COVID-19 dijaga dengan ketat

[BREAKING] Naik 479, Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Jadi 22.750Presiden Joko Widodo bersiap melaksanakan Shalat Id berjamaah di halaman depan Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (24/5. (ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Lukas/hma/aww)

Untuk menekan angka penyebaran kasus COVID-19 di Tanah Air, Presiden Joko 'Jokowi' Widodo  meminta agar klaster-klaster penyebaran virus corona diawasi dengan ketat. Sebab dari klaster itu lah wabah COVID-19 bisa terus meluas. 

"Kita harus melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster, klaster pekerja migran, klaster jamaah tablig, klaster Gowa, klaster rembesan pemudik, klaster industri, ini perlu betul-betul dimonitor secara baik," ungkap Jokowi ketika memberikan keterangan pers secara daring pada (4/5) lalu. 

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 5,5 juta orang

[BREAKING] Naik 479, Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Jadi 22.750Seorang polisi mengontrol pembatasan sosial saat pandemik COVID-19 di Domino Park di Brooklyn, New York, Amerika Serikat, pada 16 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz

Mengutip situs worldometers.info, hingga pukul 15:12 WIB (25/5), secara global terdapat 5.513.369 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 1.686.436 kasus.

Dari 5,5 juta kasus itu, 346.868 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 2.309.267 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

[BREAKING] Naik 479, Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Jadi 22.750Drive Thru Rapid Test metode Vena oleh rumah sakit BIMC Siloam Nusa Dua (IDN Times/Ayu Afria)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini menyebabkan penyakit yang disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona meskipun persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen.

Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat COVID-19 berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis (19/3) mencapai 8,37 persen.

Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi, dalam beberapa kasus, pasien positif corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit.

Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila mengalami batuk, pilek, dan sesak napas segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu.

Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

https://www.youtube.com/embed/mP5MdTCKk2s

Baca Juga: Pandemi Virus Corona, Angka Kematian Indonesia Tertinggi di ASEAN

Topik:

Berita Terkini Lainnya