Pemerintah akan Buka 29 Area Wisata Alam Secara Bertahap

Rencana tersebut menyesuaikan protokol COVID-19

Jakarta, IDN Times - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, mengumumkan 29 taman nasional dan taman wisata alam yang akan dibuka secara bertahap.

Siti menjelaskan bahwa hal tersebut berdasarkan hasil kerja KLHK bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) di lapangan.

"Secara bertahap sudah dapat dibuka dari proyeksi waktu saat ini sampai dengan kira-kira pertengahan Juli," ujarnya saat konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Senin (22/6).

1. Daftar wilayah taman nasional atau taman wisata alam yang akan dibuka secara bertahap

Pemerintah akan Buka 29 Area Wisata Alam Secara BertahapANTARA FOTO/Aji Styawan

Siti menjelaskan 29 taman nasional dan taman wisata alam terdapat di beberapa wilayah, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan.

"Sulawesi Selatan sedang terus kami ikuti dan diproyeksikan sedapat-dapatnya juga bisa dibuka, tergantung dari ketentuan COVID-19 dan protokol dari Gugus Tugas," katanya.

2. Protokol kesehatan dipersiapkan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di area taman nasional dan taman wisata alam

Pemerintah akan Buka 29 Area Wisata Alam Secara BertahapTaman Nasional Gunung Merbabu (Instagram/@tngunungmerbabu_official)

Menteri Siti menjelaskan hal terpenting yang harus dipersiapkan adalah protokol kesehatan COVID-19. Hal itu menjadi sangat utama agar tidak terjadi penyebaran COVID-19 di area taman nasional dan taman wisata alam.

"Mudah-mudahan ini memberi kebaikan bagi daerah dan bagi kita semua," ujarnya.

3. Sejak awal pandemik COVID-19, Siti mengintruksikan untuk menutup kawasan konservasi dari aktivitas pariwisata

Pemerintah akan Buka 29 Area Wisata Alam Secara Bertahap(Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar) IDN Times/Aldzah

Sejak pandemik COVID-19 melanda Indonesia, Menteri Siti menginstruksikan Direktur Jenderal konservasi untuk menutup semua kawasan konservasi dari aktivitas pariwisata.

"Yang kami antisipasi dan kami khawatirkan adalah transfer zoonosis, jadi (penularan) antara satwa dengan manusia," ujarnya.

Baca Juga: Mayoritas Wisatawan di Bogor dan Cianjur Reaktif COVID-19 Asal Jakarta

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya