Tak Mengelak, Doni Monardo Akui Kapasitas ICU RS di Jakarta Penuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 membenarkan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai penuhnya kapasitas sejumlah rumah sakit (RS) di wilayah ibu kota. Ia menjelaskan, hal itu terjadi di RS yang hanya memiliki tempat tidur ICU kurang dari 10.
"Jadi ada sekitar 20 rumah sakit di Jakarta yang kapasitas tempat tidur untuk ICU-nya kurang dari 10 dan itu semuanya penuh, ada yang satu, ada yang dua, yang 3, yang paling banyak itu delapan," ujar Doni pada acara Radio Bertanya, Doni Monardo Menjawab melalui streaming YouTube BNPB Indonesia, Minggu (13/9/2020) sore.
Doni juga menjelaskan, untuk 47 RS rujukan COVID-19 Jakarta yang memiliki ruang ICU lebih dari 10 tempat tidur. Kondisinya pun masih terisi.
1. Doni mengakui bahwa kondisi penyebaran COVID-19 di ibu kota sangat mengkhawatirkan
Di balik dari fenomena penuhnya ruang ICU, ia menjelaskan memang ada lonjakan yang sangat drastis mengenai bed occupancy rate (BOR) di Jakarta. Angka BOR di RS rujukan COVID-19 di Jakarta sebelumnya yaitu 60 persen. Namun, beberapa hari terakhir mencapai 78 persen untuk isolasi dan 85 persen untuk ICU.
"Jadi memang betul mengkhawatirkan," ujarnya.
2. Doni minta RS untuk memindahkan pasien yang sudah membaik ke RSD Wisma Atlet
Editor’s picks
Dengan keadaan darurat tersebut, Doni mengatakan bahwa pemerintah meminta kepada seluruh RS yang tempat tidur ICU-nya penuh untuk melakukan penambahan. Pemerintah juga menawarkan kepada seluruh pimpinan RS untuk memindahkan pasien yang sudah membaik ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.
"Tujuannya adalah untuk memberikan relaksasi kepada seluruh rumah sakit agar kekuatiran masyarakat itu tidak terjadi," katanya.
3. Kemungkinan seluruh RS rujukan di Jakarta penuh pada 17 September 2020 bisa saja terjadi
Doni mengatakan, prediksi tentang penuhnya seluruh RS rujukan COVID-19 di Jakarta pada 17 September 2020 bisa saja terjadi, apabila tidak diambil langkah solutif. Namun, lanjutnya, selama ini pemerintah telah berusaha mengatasi dengan dengan seperti bekerja sama dengan semua pihak.
"Kita tidak perlu terlalu berlebihan yang penting koordinasi antara seluruh komponen di bidang kesehatan," katanya.
Baca Juga: Pemerintah Klaim Kapasitas Rumah Sakit Tidak Terbatas, Sindir Anies?