Tanah Longsor jadi Bencana Paling Mematikan di Oktober 2020

Ada 14 orang meninggal karena tertimbun longsor

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, sebanyak 236 bencana alam terjadi di Indonesia selama Oktober 2020. Puting beliung menjadi bencana dengan jumlah kejadian terbanyak yaitu, 100 kali.

Selain itu, ada juga beberapa bencana lain yang terjadi dalam kurun waktu tersebut. 

"Banjir 66 kejadian, tanah longsor 57, kekeringan empat, kebakaran hutan dan lahan empat, gelombang pasang/abrasi tiga, dan gempa bumi dua kejadian," tulis keterangan BNPB melalui Info Bencana Oktober 2020, Jumat (12/11/2020).

1. Ada 14 orang meninggal karena tertimbun tanah longsor

Tanah Longsor jadi Bencana Paling Mematikan di Oktober 2020ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Tanah longsor jadi bencana paling mematikan selama Oktober 2020. Setidaknya 14 orang meninggal akibat bencana tersebut. Sedangkan, dua orang meninggal akibat puting beliung dan lima orang meninggal karena banjir

"Korban luka-luka yaitu, gempa bumi empat orang, tanah longsor dua orang, puting beliung 12 orang, dan banjir enam orang," kata BNPB.

2. Kematian akibat bencana pada Oktober 2020 naik 162,5 persen dari tahun lalu

Tanah Longsor jadi Bencana Paling Mematikan di Oktober 2020IDN Times/Patiar Manurung

Persentase kejadian bencana pada Oktober 2020 sebetulnya mengalami penurunan sebesar 17,5 persen jika di bandingkan dengan Oktober 2019, dari sebelumnya 286 menjadi 236 bencana. 

Namun, jumlah orang meninggal dan hilang akibat bencana alam pada Oktober 2020 adalah 21 orang. Angka itu naik 162,5 persen dari tahun sebelumnya. 

"Luka-luka turun 4 persen, orang terdampak naik 382,8 persen, dan rumah rusak turun 74,6 persen," jelasnya.

Baca Juga: Bencana Terparah Selama Oktober 2020: Banjir Garut dan Ciamis

3. Banjir di Kabupaten Garut dan Ciamis jadi bencana terparah pada Oktober 2020

Tanah Longsor jadi Bencana Paling Mematikan di Oktober 2020Kepala BNPB Doni Monardo Tinjau Banjir Garut (Dok. BNPB)

BNPB mencatat, kejadian bencana alam dengan dampak cukup parah terjadi di Kabupaten Garut dan Kabupaten Ciamis. Dua bencana tersebut terjadi akibat tingginya intensitas curah hujan yang menyebabkan sungai meluap.

Banjir dan longsor di Kabupaten Garut terjadi pada 21 Oktober 2020. Akibat kejadian itu, 768 kepala keluarga (KK) atau 2.684 orang terdampak. Selain itu, ada 174 KK atau 603 orang mengungsi.

"Setidaknya ada lebih dari 500 rumah rusak dan 2.542 unit rumah terendam banjir," ujarnya.

Bencana tersebut disebabkan oleh meluapnya air Sungai Cipalebuh dan Cikaso Pameungpeuk. Setidaknya lima kecamatan dengan total 20 desa terdampak.

Wilayah yang terdampak yaitu, Kecamatan Pameungpeuk (Desa Mancagahar, Mandalakasih, Jatimulya, Pemeungpeuk, Sinarbakti, Bojongkidul, Paas, dan Bojong Kaler), Kecamatan Cikalet (Desa Pamalayan, Cikelet, Cigadog, dan Linggamanik), Kecamatan Cibalong (Desa Karyamukti, Karyasari, Najaten, Mekarwangi, Mekarsari, Sagara, dan Mekarmukti), Kecamatan Banjarwangi (Desa Talagasari), dan Kecamatan Cisompet.

4. Ciamis sempat tetapkan status tanggap bencana pada 27 Oktober-2 November 2020

Tanah Longsor jadi Bencana Paling Mematikan di Oktober 2020Dok.IDN Times/Istimewa

Selang seminggu setelah bencana di Kabupaten Garut, hujan intensitas tinggi menyebabkan banjir di Kabupaten Ciamis pada 27 Oktober 2020. Bencana itu terjadi karena Sungai Ciputrahaji dan Sungai Cikasi meluap.

"Sehingga, hal itu mengakibatkan banjir di tiga wilayah kecamatan yang terdampak dengan tinggi mata air 50-100 cm," katanya.

Bencana itu mengakibatkan 29.269 orang terdampak dan 404 di antaranya mengungsi. Selanjutnya, sebanyak 5.438 rumah terendam, 13 rumah rusak berat, 12 rumah rusak sedang, dan 29 rumah rusak ringan.

"Serta beberapa ruas jalan tertutup material longsor," jelasnya.

Akibat besarnya dampak bencana, Bupati Ciamis menetapkan status tanggap darurat pada 27 Oktober 2020 hingga 2 November 2020.

Wilayah terdampak banjir Kabupaten Ciamis yaitu, Kecamatan Banjarsari (Desa Purwasari, Ciherang, Cibadak, Banjarsari, Ratawangi, Sindangasih, Sindanghayu, Ciulu, dan Sukasari), Kecamatan (Desa Cikaso, Sindangrasa, Gigayam, Banjaranyar, Langkapsari, Tanjungsari, dan Karyamukti), dan Kecamatan Purwodadi (Desa Sidarahayu).

Baca Juga: Imbauan BMKG dan Siasat Pemprov Jabar Waspadai Bencana Tahunan

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya