Tewaskan 51 Orang, Banjir Bulan Juli Jadi Bencana Paling Mematikan 

Ada ancaman kekeringan dan karhutla di semester dua 2020

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan Indonesia mengalami 1.721 bencana alam sejak Januari hingga Juli 2020. Akibat bencana tersebut, 250 orang meninggal dunia dan 20 lainnya masih hilang.

"403 orang luka-luka dan lebih dari 3 juta orang mengungsi dan terdampak," tulis BNPB melalui Buletin Info Bencana Edisi Juli 2020, Rabu (12/8/2020).

1. Banjir pada Juli 2020 menewaskan 51 orang, 12 lainnya hilang

Tewaskan 51 Orang, Banjir Bulan Juli Jadi Bencana Paling Mematikan Potongan video dari banjir bandang yang terjadi di wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Aceh (IDN Times/Istimewa)

Banjir menjadi bencana alam paling mematikan pada Juli 2020. BNPB mencatat, dari 80 kejadian, setidaknya 51 orang meninggal karena banjir. Sedangkan 12 orang lainnya masih hilang.

"Korban paling banyak terjadi di Pulau Sulawesi, di Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan," jelasnya.

2. Banjir bandang Kabupaten Luwu Utara memakan 38 orang korban jiwa, 10 masih hilang

Tewaskan 51 Orang, Banjir Bulan Juli Jadi Bencana Paling Mematikan ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Banjir bandang menerjang Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada 12-13 Juli 2020. Akibatnya, 38 orang meninggal dunia dan 10 lainnya masih dinyatakan hilang. BNPB melaporkan, banjir tersebut disebabkan oleh hujan deras yang meluapkan Sungai Masamba, Sungai Meli dan Sungai Rongkong.

"Sedikitnya 6 kecamatan terdampak yaitu Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke, Malangke Barat," ujarnya.

3. Ancaman kekeringan dan karhutla di semester dua 2020

Tewaskan 51 Orang, Banjir Bulan Juli Jadi Bencana Paling Mematikan Ilustrasi (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

BNPB mengatakan, memasuki semester dua 2020, hujan mulai jarang turun. Sehingga, ancaman kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin meningkat.

"Kandungan air tanah yang mulai menipis dan banyaknya pohon serta ilalang yang kering dapat memicu karhutla," jelasnya.

Oleh sebab itu, kesiapan pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana kekeringan dan karthutla memiliki peran penting.

Baca Juga: Polda Bantah Diintervensi Soal Penyelidikan Banjir Luwu Utara

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya