[UPDATE] 46 Ribu Orang di Indonesia Berstatus Suspect Virus Corona

Tim medis tes COVID-19 29.176 spesimen hari ini

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19 Achmad Yurianto kembali menginformasikan perkembangan kasus virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Dia menyebutkan jumlah orang dengan status suspect COVID-19 mencapai 46.493 orang.

“Semua kasus PDP adalah kasus suspect, bahkan kasus ODP di mana ada keluhan ISPA dan pernah kontak dengan kasus terkonfirmasi positif, itu pun masuk kasus suspect," kata dia dalam keterangan pers yang disiarkan langsung dari channel YouTube BNPB Indonesia, Jumat (17/7/2020).

Saat ini, kata Yuri, Indonesia telah menyediakan sebanyak 176 laboratorium Real Time PCR dan 117 laboratorium TCM, untuk tes virus corona.

1. Sebanyak 29.176 spesimen dites COVID-19 hari ini

[UPDATE] 46 Ribu Orang di Indonesia Berstatus Suspect Virus CoronaPegawai KPK Jalani Test Swab (Dok. IDN Times/Humas KPK)

Gugus Tugas mencatat, dari 16 Juli 2020 pukul 12.00 WIB hingga 17 Juli 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah spesimen yang sudah dites COVID-19 berjumlah 29.176 spesimen.

"(Sebanyak) 28.633 melalui tes PCR dan 543 melalui TCM," ujar Yuri.

Baca Juga: [LINIMASA] Perkembangan Terbaru Vaksin COVID-19 di Dunia

2. Kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 83.130 orang

[UPDATE] 46 Ribu Orang di Indonesia Berstatus Suspect Virus CoronaIlustrasi swab test. ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Dari jumlah pemeriksaan spesimen tersebut, Yuri melaporkan, yang positif COVID-19 sebanyak 1.462 orang hari ini. Dengan demikian, kasus virus corona di Indonesia telah mencapai 83.130 orang.

Sedangkan, peningkatan angka kematian juga terjadi di Indonesia, menjadi 3.957 kasus. Walaupun demikian, kasus sembuh juga terus naik dan sekarang menjadi 41.834 orang.

3. Sebaran kasus COVID-19 di 34 provinsi Indonesia

[UPDATE] 46 Ribu Orang di Indonesia Berstatus Suspect Virus CoronaIlustrasi Rapid Test Plasma (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. Jawa Timur menjadi provinsi dengan kasus positif baru terbanyak, dengan 255 kasus.

Sementara, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penambahan kasus terbanyak kedua hari ini, dengan 253 kasus positif COVID-19 baru.

Berikut ini data rincian penyebaran virus corona di 464 kabupaten kota di 34 provinsi di Indonesia:

1. Aceh 145 kasus
2. Bali 2.619 kasus
3. Banten 1.638 kasus
4. Bangka Belitung 175 kasus
5. Bengkulu 173 kasus
6. Yogyakarta 408 kasus
7. DKI Jakarta 15.889 kasus
8. Jambi 126 kasus
9. Jawa Barat 5.402 kasus
10. Jawa Tengah 6.366 kasus
11. Jawa Timur 17.829 kasus
12. Kalimantan Barat 359 kasus
13. Kalimantan Timur 823 kasus
14. Kalimantan Tengah 1.324 kasus
15. Kalimantan Selatan 4.722 kasus
16. Kalimantan Utara 216 kasus
17. Kepulauan Riau 341 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 1.671 kasus
19. Sumatera Selatan 2.899 kasus
20. Sumatera Barat 813 kasus
21. Sulawesi Utara 1.791 kasus
22. Sumatera Utara 2.776 kasus
23. Sulawesi Tenggara 554 kasus
24. Sulawesi Selatan 7.713 kasus
25. Sulawesi Tengah 195 kasus
26. Lampung 220 kasus
27. Riau 256 kasus
28. Maluku Utara 1.232 kasus
29. Maluku 928 kasus
30. Papua Barat 301 kasus
31. Papua 2.496 kasus
32. Sulawesi Barat 154 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 121 kasus
34. Gorontalo 425 kasus.

Sementara, dalam proses verifikasi lapangan ada 24 kasus.

4. Gejala dan cara pencegahan virus corona

[UPDATE] 46 Ribu Orang di Indonesia Berstatus Suspect Virus CoronaAnggota TNI AD bersama Satpol PP Kota Bogor mengatur arus lalu lintas di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (18/5). (ANTARA FOTO/Arif)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh Virus Corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis (19/3) mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

5. Penularan COVID-19 bisa melalui airborne

[UPDATE] 46 Ribu Orang di Indonesia Berstatus Suspect Virus CoronaRibuan umat Muslim mengikuti salat Idulfitri di Jalan Raya KH Zaenal Musatafa, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (24/5). (ANTARA FOTO/Adeng Bustom)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis 9 Juli 2020 mengonfirmasi bahwa COVID-19 dapat menular melalui udara (airborne). Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa penyakit tersebut cepat menyebar ke seluruh dunia. 

Karena itu, pada hari yang sama, WHO merilis panduan baru mengenai penularan COVID-19 melalui situs resminya. Ada beberapa pembaharuan yang perlu kamu tahu.

Penularan utama COVID-19 tetaplah melalui kontak dengan pasien. Baik kontak langsung, tidak langsung, atau berada di dekat mereka. WHO menyatakan hal ini terjadi karena pasien COVID-19 mengeluarkan droplet dari saluran pernapasan ketika berbicara, batuk, bersin, atau menyanyi. 

Cairan dari pernapasan tersebut bisa dibagi menjadi dua macam, yakni respiratory droplet (berukuran lebih dari lima hingga sepuluh mikrometer) dan droplet nuclei atau aerosol (berukuran kurang dari lima mikrometer). 

Respiratory droplet dapat mengenai orang lain yang berada dalam radius satu meter dengan pasien. Ketika cairan itu mengenai mata, hidung, dan mulut, maka besar kemungkinan mereka tertular. Sementara, droplet nuclei atau aerosol ditularkan melalui udara.

Kita sering mendengar istilah airborne, apa artinya?WHO menyatakan transmisi airborne terjadi ketika virus disebarkan melalui droplet nuclei atau aerosol yang tetap bisa menular ketika dilepaskan ke udara. Selain itu, droplet nuclei bisa menggantung di udara dalam jarak dan waktu lama. 

Sebelumnya, WHO juga menyatakan transmisi ini dimungkinkan ketika kita berada di lingkungan rumah sakit. Sebab ada sejumlah prosedur medis yang menghasilkan aerosol. Namun lingkup tersebut kini membesar. 

Mengutip laporan WHO, ada beberapa studi yang dilakukan di rumah sakit untuk mengamati keberadaan virus di udara. Ternyata walaupun tidak ada prosedur medis yang melibatkan aerosol, RNA SARS-CoV-2 tetap ditemukan di udara. Namun ada pula studi yang menentangnya. 

Terdapat pula bukti bahwa aerosol juga diproduksi ketika kita berbicara dan batuk. Karena itu, walaupun studi mengenai sifat airborne dari COVID-19 masih terbatas, ada baiknya untuk tetap menerapkan pencegahan berbasis airborne. 

Penularan airborne utamanya terjadi di ruangan yang tertutup, ramai, dan tidak ada ventilasi yang memadai. Contohnya ruangan gym, restoran, ruangan dengan pendingin AC, dan lain sebagainya.

Baca Juga: [LINIMASA-3] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya