[UPDATE] Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 1.922, Jatim-DKI Masih Tertinggi

Total kasus COVID-19 RI sudah mencapai 115.056 per hari ini

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 meliris data perkembangan COVID-19 di Indonesia per Selasa (4/8/2020). Terjadi penambahan 1.922 kasus baru COVID-19 hari ini. Dengan demikian total kasus COVID-19 mencapai 115.056.

"Pertama Jawa Timur dengan 430 dan DKI Jakarta dengan 410 kasus baru COVID-19," tulis Satgas Penanganan COVID-19 melalui rilis data yang diterima IDN Times.

1. Sebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

[UPDATE] Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 1.922, Jatim-DKI Masih TertinggiRapid test massal di Pasar Keputran, Rabu (15/7/2020). Dok Humas Pemkot Surabaya

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 440 kasus
2. Bali 3.578 kasus
3. Banten 1.924 kasus
4. Bangka Belitung 196 kasus
5. Bengkulu 238 kasus
6. Yogyakarta 784 kasus
7. DKI Jakarta 23.026 kasus
8. Jambi 188 kasus
9. Jawa Barat 6.787 kasus
10. Jawa Tengah 9.887 kasus
11. Jawa Timur 23.412 kasus
12. Kalimantan Barat 387 kasus
13. Kalimantan Timur 1.598 kasus
14. Kalimantan Tengah 1.844 kasus
15. Kalimantan Selatan 6.357 kasus
16. Kalimantan Utara 287 kasus
17. Kepulauan Riau 493 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 2.171 kasus
19. Sumatera Selatan 3.490 kasus
20. Sumatera Barat 987 kasus
21. Sulawesi Utara 2.776 kasus
22. Sumatera Utara 4.261 kasus
23. Sulawesi Tenggara 859 kasus
24. Sulawesi Selatan 9.861 kasus
25. Sulawesi Tengah 213 kasus
26. Lampung 297 kasus
27. Riau 577 kasus
28. Maluku Utara 1.568 kasus
29. Maluku 1.146 kasus
30. Papua Barat 471 kasus
31. Papua 3.164 kasus
32. Sulawesi Barat 241 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 151 kasus
34. Gorontalo 1.387kasus

Dalam proses verifikasi lapangan 10 kasus.

Baca Juga: Waspada, Penularan COVID-19 di Perkantoran Terjadi Tanpa Kontak Fisik!

2. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

[UPDATE] Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 1.922, Jatim-DKI Masih TertinggiIlustrasi Lorong Rumah Sakit (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan penyebaran virus COVID-19 dapat melalui udara dan hal itu melalui bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19) bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 18,4 juta orang

[UPDATE] Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 1.922, Jatim-DKI Masih TertinggiTenaga medis bersiap untuk melakukan intubasi pasien dengan penyakit virus korona (COVID-19) di unit perawatan intensif penyakit virus korona (COVID-19) United Memorial Medical Center di Houston, Texas, Amerika Serikat, Senin (29/6/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Callaghan O'Hare

Mengutip situs worldometers.info, hingga 4 Agustus 2020 pukul 15.53 WIB, secara global terdapat 18.463.904 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 4.862.285 kasus.

Dari 18,4 juta kasus itu, 697.737 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 11.691.464 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

[UPDATE] Kasus COVID-19 Hari Ini Naik 1.922, Jatim-DKI Masih TertinggiIlustrasi tes swab (Dok. IDN Times)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: 5 Klaster Ini Penyumbang Terbanyak Kasus Virus Corona, Apa Saja?

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya