[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik 8.232, Total Sudah 1.322.866

Jabar-DKI jadi provinsi dengan kasus COVID-19 terbanyak

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengumumkan, kasus COVID-19 mengalami kenaikan 8.232 kasus pada Jumat (26/2/2021). Sehingga, total kasus di Indonesia telah mencapai 1.322.866.

Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus positif harian terbanyak, yaitu 2.314 kasus. Disusul DKI Jakarta dengan 1.661 kasus. Lalu, Jawa Tengah (653 kasus), Jawa Timur (541 kasus), dan Kalimantan Timur (485 kasus).

1. Ada 7.261 orang yang sembuh dari COVID-19 hari ini

[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik 8.232, Total Sudah 1.322.866Ilustrasi rumah sakit (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Satgas COVID-19 juga mencatat 7.261 kasus sembuh hari ini. Maka, total kesembuhan COVID-19 di Indonesia kini mencapai 1.128.672 kasus.

Provinsi dengan penambahan kasus sembuh terbanyak hari ini yaitu DKI Jakarta dengan 1.785 kasus. Sementara, tingkat kesembuhan di Jawa Tengah ada pada posisi kedua, 1.119 kasus, disusul  Jawa Barat (868 kasus), Jawa Timur (535 kasus), dan Kalimantan Timur (432 kasus).

Baca Juga: Erick Thohir: Ada 6.644 Perusahaan yang Mendaftar Beli Vaksin Mandiri

2. Kasus kematian COVID-19 dalam sehari naik 268

[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik 8.232, Total Sudah 1.322.866Proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon pada Selasa (16/9/2020). IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati

Sementara, kasus kematian akibat COVID-19 naik 268 hari ini. Sehingga, total kasus meninggal akibat virus corona mencapai 35.786 kasus.

Lima provinsi dengan kasus kematian COVID-19 terbanyak hari ini yaitu Jawa Tengah (130 kasus), DKI Jakarta (42 kasus), Jawa Timur (32 kasus), Bali 9 kasus, dan Jawa Barat (7 kasus).

3. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik 8.232, Total Sudah 1.322.866Ilustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Moch Asim)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio ,mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet (cairan terkecil dari saluran pernapasan), kemudian dibantu dengan aliran udara cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan, karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa, 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan, menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airborne. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya

Baca Juga: Vaksin Mandiri Resmi Dibuka, Simak Aturan Lengkapnya

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya