[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik 8.493 Hari Ini, 264 Orang Meninggal

Kenaikan kasus COVID-19 di Jabar-DKI lagi-lagi tertinggi

Jakarta, IDN Times - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengumumkan, kasus COVID-19 mengalami kenaikan 8.493 kasus pada Kamis (25/2/2021). Sehingga total kasus di Indonesia telah mencapai 1.314.634.

Jawa Barat tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus positif harian terbanyak, yaitu 2.546 kasus. Disusul DKI Jakarta 1.581 kasus, Jawa Tengah 820 kasus, Jawa Timur 556 kasus, dan Sulawesi Selatan 423 kasus.

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 untuk 5 Ribu Wartawan Dimulai Hari Ini

1. Ada 8.686 orang yang sembuh dari COVID-19 hari ini

[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik 8.493 Hari Ini, 264 Orang MeninggalIlustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Satgas COVID-19 juga mencatat 8.686 kasus sembuh hari ini. Maka, total kesembuhan dari virus corona di Indonesia kini mencapai 1.121.411 kasus.

Provinsi dengan penambahan kasus sembuh terbanyak hari ini, yaitu DKI Jakarta 2.320 kasus, Jawa Tengah 1.237 kasus, Jawa Barat 1.066 kasus, Kalimantan Timur 712 kasus, dan Jawa Timur 621 kasus.

2. Kasus kematian COVID-19 dalam sehari naik 264 jiwa

[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik 8.493 Hari Ini, 264 Orang MeninggalProses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 (16/9/2020). IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati

Sementara, kasus kematian akibat COVID-19 naik 264 hari ini. Sehingga, total kasus meninggal dunia akibat virus corona mencapai 35.518 kasus.

Lima provinsi dengan kasus kematian COVID-19 terbanyak hari ini, yaitu Jawa Barat 73 kasus, Jawa Tengah 64 kasus, DKI Jakarta 40 kasus, Jawa Timur 34 kasus, dan Kalimantan Timur sembilan kasus.

3. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

[UPDATE] Kasus COVID-19 Naik 8.493 Hari Ini, 264 Orang MeninggalIlustrasi Swab Test. (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet (cairan terkecil dari saluran pernapasan) kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa, 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya

Baca Juga: [LINIMASA-5] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin
  • Hidayat Taufik

Berita Terkini Lainnya