[UPDATE] Meroket Lagi, Kasus COVID-19 di Indonesia Naik 2.307 Hari Ini

DKI Jakarta sumbang 538 kasus baru COVID-19 hari ini

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 merilis data perkembangan COVID-19 di Indonesia per Jumat (14/8/2020). Terjadi penambahan 2.307 kasus baru COVID-19 hari ini. Dengan demikian total kasus COVID-19 mencapai 135.123.

"Pertama DKI Jakarta dengan 538 dan Jawa Timur 418 kasus baru COVID-19," tulis Satgas Penanganan COVID-19 melalui rilis data yang IDN Times terima, Jumat. 

1. Sebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

[UPDATE] Meroket Lagi, Kasus COVID-19 di Indonesia Naik 2.307 Hari IniIlustrasi nakes melakukan rapid test (IDN Times/Herka Yanis)

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 840 kasus
2. Bali 3.980 kasus
3. Banten 2.208 kasus
4. Bangka Belitung 205 kasus
5. Bengkulu 274 kasus
6. Yogyakarta 946 kasus
7. DKI Jakarta 28.299 kasus
8. Jambi 222 kasus
9. Jawa Barat 8.275 kasus
10. Jawa Tengah 11.340 kasus
11. Jawa Timur 26.979 kasus
12. Kalimantan Barat 444 kasus
13. Kalimantan Timur 2.227 kasus
14. Kalimantan Tengah 2.151 kasus
15. Kalimantan Selatan 6.989 kasus
16. Kalimantan Utara 312 kasus
17. Kepulauan Riau 625 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 2.399 kasus
19. Sumatera Selatan 3.844 kasus
20. Sumatera Barat 1.300 kasus
21. Sulawesi Utara 3.211 kasus
22. Sumatera Utara 5.427 kasus
23. Sulawesi Tenggara 1.139 kasus
24. Sulawesi Selatan 10.793 kasus
25. Sulawesi Tengah 223 kasus
26. Lampung 332 kasus
27. Riau 918 kasus
28. Maluku Utara 1.729 kasus
29. Maluku 1.416 kasus
30. Papua Barat 595 kasus
31. Papua 3.345 kasus
32. Sulawesi Barat 299 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 162 kasus
34. Gorontalo 1.675 kasus

Baca Juga: Belajar dari COVID-19, Jokowi Ingin Reformasi Sektor Kesehatan Dikebut

2. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

[UPDATE] Meroket Lagi, Kasus COVID-19 di Indonesia Naik 2.307 Hari IniPolresta Bandar Lampung menggelar rapid test gratis kepada pengendara. Kegiatan ini digelar di Tugu Adipura, Rabu (5/8/2020). (IDN Times/Martin L Tobing)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airbone. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Kasus positif COVID-19 di dunia mencapai 21 juta orang

[UPDATE] Meroket Lagi, Kasus COVID-19 di Indonesia Naik 2.307 Hari IniIlustrasi Masker (ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz)

Mengutip situs worldometers.info, hingga 14 Agustus 2020 pukul 15.31 WIB, secara global terdapat 21.088.317 orang terpapar virus corona. Kasus terbanyak masih berada di Amerika Serikat dengan 5.415.666 kasus.

Dari 21 juta kasus itu, 757.650 di antaranya meninggal dunia. Sementara pasien yang sembuh mencapai 13.941.350 orang.

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

[UPDATE] Meroket Lagi, Kasus COVID-19 di Indonesia Naik 2.307 Hari IniIlustrasi Swab test. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: [LINIMASA-3] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya