[UPDATE] Naik 3.891 Kasus, 236.519 Orang Indonesia Idap COVID-19

Ada penambahan 1.258 kasus baru COVID-19 di Jakarta

Jakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 per Jumat (18/9/2020), bertambah sebanyak 3.891 orang. Dengan demikian, total kasus orang yang positif COVID-19 di Tanah Air pun telah mencapai 236.519.

Apabila dilihat secara rinci, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan kasus virus corona terbanyak hari ini yaitu, 1.258 kasus. Diikuti oleh Jawa Timur (485), Jawa Barat (341), Riau (225) dan Jawa Tengah (198). Selanjutnya, Sulawesi Selatan (159), Banten (141), Sumatra Barat (134), Sumatra Utara (125) dan Kalimantan Timur (119).

1. Sebaran COVID-19 di 34 provinsi di Indonesia

[UPDATE] Naik 3.891 Kasus, 236.519 Orang Indonesia Idap COVID-19Dok.Humas Jabar

Virus corona telah menyebar ke 493 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 3.352 kasus
2. Bali 7.543 kasus
3. Banten 4.036 kasus
4. Bangka Belitung 306 kasus
5. Bengkulu 523 kasus
6. Yogyakarta 2.037 kasus
7. DKI Jakarta 59.840 kasus
8. Jambi 358 kasus
9. Jawa Barat 15.942 kasus
10. Jawa Tengah 18.942 kasus
11. Jawa Timur 39.993 kasus
12. Kalimantan Barat 840 kasus
13. Kalimantan Timur 6.605 kasus
14. Kalimantan Tengah 3.178 kasus
15. Kalimantan Selatan 9.572 kasus
16. Kalimantan Utara 485 kasus
17. Kepulauan Riau 1.582 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 3.029 kasus
19. Sumatera Selatan 5.293 kasus
20. Sumatera Barat 4.002 kasus
21. Sulawesi Utara 4.232 kasus
22. Sumatera Utara 9.176 kasus
23. Sulawesi Tenggara 2.060 kasus
24. Sulawesi Selatan 14.026 kasus
25. Sulawesi Tengah 289 kasus
26. Lampung 694 kasus
27. Riau 4.687 kasus
28. Maluku Utara 1.973 kasus
29. Maluku 2.510 kasus
30. Papua Barat 1.387 kasus
31. Papua 4.894 kasus
32. Sulawesi Barat 484 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 313 kasus
34. Gorontalo 2.353 kasus

Baca Juga: IDI: Indonesia Jadi Pusat COVID-19 Dunia Jika Abai Protokol Kesehatan 

2. Telah terbukti, COVID-19 menular secara airborne

[UPDATE] Naik 3.891 Kasus, 236.519 Orang Indonesia Idap COVID-19Ilustrasi IGD (IDN Times/Besse Fadhilah)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara. "Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan, menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airborne. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

3. Total 30,3 juta orang di dunia positif COVID-19

[UPDATE] Naik 3.891 Kasus, 236.519 Orang Indonesia Idap COVID-19Seorang tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri lengkap membawa sample tes usap (swab test) COVID-19 milik warga (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Kasus virus corona atau COVID-19 di dunia saat ini sudah mencapai 30.371.744 kasus. Data tersebut sesuai dengan catatan World O Meter per Jumat (18/9/2020) pukul 15.54 WIB.

Dari total kasus tersebut, angka kematian berada di 950.941 kasus. Sedangkan angka sembuh yaitu, 22.057.450. Dengan demikian, sisa active cases atau kasus aktif COVID-19 di dunia adalah 7.364.161.

Baca Juga: Hasil Swab Tes Keluar, Ade Firman Hakim Dinyatakan Negatif COVID-19

4. Pengertian dan gejala-gejala COVID-19

[UPDATE] Naik 3.891 Kasus, 236.519 Orang Indonesia Idap COVID-19Petugas keamanan dan Dinas Kesehatan memasang pengumuman sanksi Tidak Mematuhi Protokol Kesehatan COVID-19 kepada seorang pedagang kuliner, di kompleks kuliner di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Jojon)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh virus corona. 

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan nafsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline Kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: Catat! Ini Tata Cara Nyoblos di Pilkada 2020 Saat Pandemik COVID-19

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya